[5]

4.3K 237 5
                                    


Setelah memutuskan skype dengan alasan mengantuk. Salsha kembali berjalan kearah balkon kamarnya. Menatap langit malam, rasa itu datang. Rasa takut itu menghampirinya sekarang.

Salsha tersenyum, ia kembali kemasa lalu. 3 tahun yang lalu, alvaro maldini itu adalah rivalnya, musuh bebuyutannya.

Dulu hanya ada senyum meremehkan dari aldi, kini senyum itu berganti dengan senyum menenangkan. Dulu hanya ada tatapan mematikan, sekarang tatapan itu berganti menjadi tatapan sendu, teduh yang dapat menghanyutkan. Dulu, hanya untuk bertatapan pun mereka enggan. Sekarang kemanapun mereka selalu bergandengan.

Tunggu, akhir peperangan mereka bukan dengan berpacaran atau salah satunya memandam rasa seperti cerita cerita fiksi yang selalu salsha baca, mereka berbaikan secara simpel.

"Gue cape juga lama lama berantem sama  lu" Ujar aldi kala itu.

Salsha menyerngit bingung, tetapi akhirnya mengangguk "Sama. Dipikir pikir juga gaada gunanya"

"Yaudah, kita mulai semuanya dari awal. Halo , kenalin nama gue Alvaro Maldini" kata aldi sambil mengulurkan tangannya.

"Gue Salshabila" jawab salsha sambil menjabat tangan aldi.

Sesimple itu. Tidak berbelit belit.

Namun, nyatanya tidak ada yang tidak mungkin. Perasaan mereka b isa berubah kapan saja. Bukan tidak  mungkin salah satu dari mereka memendam rasa. Namun mereka  menepis perasaan itu jauh jauh. Ini mungkin terdengar klise. Namun kenyataannya memang begitu.

***

Between laughing for no reason
Stupid arguments, long talks, and makin fun each other...
I've fallen in love with you.

Aldi berjalan menuju kantin sendirian, wajah nya tetap terlihat ganteng walau tanpa ada senyum dibibirnya, hari ini mood nya sedang tidak baik. Jadi dia memutuskan untuk tidak mengikuti pelajaran kedua hari ini. Toh dia pintar, bolos 1 hari saja tidak akan membuatnya tertinggal banyak pelajaran.

Sampai dikantin, dia memesan minuman lalu mencari tempat duduk. Matanya berhenti pada meja nomer 21.seorang gadis cantik duduk disana, mata belo nya menatap kearah laptop,terlihat sangat serius, bibir mungilnya komatkamit seperti sedang membaca sesuatu. Rambut indahnya tergerai sampai kepunggung. Kayla berada disana. Iya kayla duduk disana. Setelah bertemu dibandara dan dirumah kayla. Dia belum bertemu lagi dengan kayla

*Aldi POV*

Gue berjalan menuju meja kayla. Lalu duduk dikursi yang berhadapan dengan kayla, dia belum menoleh. Masih sibuk dengan laptopnya.

"Kay?"sapa gue.

Kayla mengalihkan pandangannya dari laptop kearah gue. Lalu tersenyum.

SENYUM ITU LAGI.

MANIS

"Eh? Udah tau lo sekarang sama gue?" canda kayla. Dia terkekeh.

"Gitu amat kay, gue Cuma lupa kok. Sekarang gue udah inget sama lo! Lo saingan gue waktu olimpiade matematika kan?" tanya gue. Walau sumpah gue lupa, gue cuman inget kata kata salsha waktu itu.

Kayla mengangguk

"Yayaya dan dengan tidak sopannya lo ngalahin gue!" katanya lalu menutup laptop milik nya.

Kali ini gue yang terkekeh, "yaelah, lo jangan mimpi bisa menang kalo saingan sama gue!"

Kayla memutar bola matanya, gue rasa dia kesel. "Hih, waktu itu gue cuman lagi gaberuntung aja sihyaa"

Gue cuman mengangguk anggukan kepala. Lalu mengambil laptop milik kayla dan membukanya, ga sopan emang, tapi gatau kenapa saat gue bareng dia gue ngerasa bisa ngapain aja, maksudnya sama kaya saat gue bareng salsha, semuanya terasa bener.

UnaccountableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang