- Chapter 1 -

972 41 6
                                    

Tringggg...

Suara alarm yang berbunyi belum juga berhasil membangunkan seorang gadis yang masih menggulung badan dengan selimutnya. Matahari sudah lama menyapa gadis itu dari balik tirai jendela, namun ternyata sinar terang matahari tidak cukup untuk membuat matanya terbuka.

"Kalaaa, bangun. Itu alarm udah bunyi 5 kali tau nggak? mami dibawah aja denger, kamu disini malah masih ngorok kaya kuda nil ga dikasih makan." Mau tidak mau sang ibunda harus turun tangan saat mengetahui putringa tidak kunjung bangkit dari tempat tidurnya.

"Bentar mi, 5 menit lagi." Tanpa membuka mata Kanala menjawab ocehan maminya dan kemudian kembali menutup kepalanya dengan selimut.

"Kamu ga kuliah? Bangun nggak? Adek kamu aja udah bangun dari sejam yang lalu, cepet bangun kalo ga mami guyur kamu." Mendengar tanda kartu merah dari maminya Kanala segera bangkit dari kasurnya dan berlari menuju kamar mandi.

Hanya butuh waktu sekitar 15 menit Kanala akhirnya keluar dari kamarnya dan turun menuju meja makan untuk sarapan. Disana sudah terlihat papi dan adeknya sudah hampir selesai sarapan.

"Gausah buru-buru sarapan dulu papi tungguin." Mendengar hal itu Kanala bisa sarapan dengan tenang karena ia mungkin saja terlambat jika harus berangkat sendiri dengan angkutan umum.

• • •

Kanala Putri Abimana, cewek humoris yang hobinya ketawa dan terkenal cuma punya 1 kelemahan yaitu 'L E M O T'.

Punya keluarga cemara dengan keadaan finansial lebih dari cukup yang membuatnya saat ini berada di semester akhir jurusan finance di Universitas yang menjadi impian semua orang.

Tapi konon katanya, karena julukan 'Lemot'-nya yang terkenal diseluruh kampus banyak mahasiswa yang mulai curiga kalau Kanala saat ini kuliah dengan jalur 'joki'

"Gajelas." Tangan Kanala dengan refleks langsung merobek kertas yang tertempel disalah satu mading dan segera menuju ke kelasnya.

Kuliahnya berjalan seperti hari-hari biasanya karena Kanala adalah mahasiswa kupu-kupu (Kuliah-Pulang Kuliah-Pulang). Ia terbiasa menjadi mahasiswa kupu-kupu semenjak semester 2, saat dimana teman-teman kampusnya mulai menyadari bahwa Kanala memang sedikit 'Lemot' untuk diajak bicara.

"Na, proposal nya tar kalo udah jadi kirim ke grup ya." Ucap Bryan kemudian pergi meninggalkan kelas.

Benar, saat ini Kanala hanya berteman di lingkungan laki-laki dikampusnya dan hanya sekedar untuk kebutuhan kelompok. Karena saat ini hanya mereka yang mau menerima Kanala, meskipun niat sebenarnya adalah untuk menimpakan semua tugas kepadanya.

"Dasar Pick Me banget jadi cewek." Kanala juga sudah terbiasa mendengar sindiran dari sekumpulan cewek-cewek yang menjauhinya.

Kanala memutuskan pergi dari sana setelah selesai membereskan barang-barangnya. Disinilah Kanala sekarang dibawah pohon dipinggir trotoar sembari memegang ponsel menunggu jawaban dari seseorang.

"Naik." Suara tersebut membuat kedua sudut bibir Kanala seketika naik. Ya, itu suara milik Areksa cowok yang telah menemani hari-harinya 4 bulan belakangan ini.

Obat lelah bagi Kanala saat ini selain rumah adalah Areksa, mengalami hal-hal menyebalkan dikampus baginya tidak sebanding jika sudah bertemu Areksa.

Kanala merasa Areksa saat ini telah menjadi dunia nya, sehingga Kanala berusaha agar dirinya juga menjadi dunia bagi Areksa. Ia selalu berusaha menjadi yang terbaik bagi Areksa, berusaha selalu mengerti apa yang Areksa inginkan.

Seperti sekarang, situasi mobil terasa hening dan Kanala tahu bahwa saat ini Areksa tidak ingin diganggu sehingga ia memutuskan untuk diam dan menyibukkan diri dengan ponselnya.

Mobil berhenti tepat didepan rumah Kanala tanpa berbicara sepatah kata pun Areksa hanya tetap diam dan menatap ke jalanan depan. Hal yang sudah biasa terjadi bagi Kanala, artinya suasana hati Areksa hari ini sedang tidak baik-baik saja.

"Besok sore free nggak?" Kanala dikejutkan dengan pertanyaan Areksa yang tiba-tiba.

"Iya, kenapa?"

"Ikut aku ke rumah mama, dia mau ketemu sama kamu." Kanala sontak mengiyakan ajakan Areksa.

Sudah menjadi rutinitas sepertinya bagi Kanala untuk mengunjungi mama Areksa minimal sebulan sekali.

"Yauda, besok aku jemput di cafe depan kampus kamu." Mendengarnya Kanala mengangguk tanda setuju lalu turun dari mobil Areksa.

"Kamu nggak mampir dulu? Kemarin mami nanyain kamu." Sambil membuka pagar rumahnya Kanala mencoba mengajak Areksa agar ikut masuk ke rumahnya sekedar untuk menyapa mami-papinya

"Besok aja, aku abis ini mau ke rumah Yohan." Tidak sesuai harapan Kanala, ternyata ajakannya ditolak mentah-mentah oleh Areksa.

Setelah menolak ajakan Kanala Areksa langsung bergegas pergi dari hadapan Kanala. "Kebiasaan, susah bgt dapet moment nya Areksa bisa ngobrol bareng mami papi."

• • •

'Gua kalo jadi elu ya Na, gua gamau anjir disuruh beresin tugas yang harusnya kelompok jadi sendiri. Auto gua laporin ke dosen.'

"Masalahnya ya bu Nasya, gua udah laporan ke dosennya dan lu tau respon itu orang gimana? 'Masalah nilai urusan saya, intinya kamu kerjain tugas saya sama kelompok yang kemarin sudah saya kasih'." Oceh Kanala sembari memanyun-manyunkan bibirnya seolah mengikuti gaya bicara Dosennya.

Kanala meluapkan semua emosi yang ia tahan selama di kampus tadi kepada sahabatnya Nasya, pertemanan mereka telah terjalin sejak di bangku SMA.

"Kalo lu sendiri gimana?"

'Gua kayanya salah jurusan deh Na.'

"Lagian bocah cuman bisa gambar gunung sama sawah ngide masuk seni." Seperti sahabat pada umumbya bukannya menguatkan, justru mereka saling menjatuhkan mental satu sama lain.

'Eh btw Na, cowo lu namanya Areksa Pramudipta kan?'

"Iya, kenapa?"

'Kemarin gua nguping katanya ada anak FH yang lagi deket sama cowo namanya Areksa Pramudipta.'

"Temennya Reksa kali." Kanala langsung membantah perkataan Nasya, meskipun sejujurnya Kanala sedikit tidak yakin dengan jawabannya.

'Inget Na, semua berawal dari teman.'

Kanala tidak menggubris ucapan Nasya karena dia percaya Areksa bukan laki-laki yang seperti sahabatnya bicarakan.

• • •

~ to be continued?

PRETENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang