- Chapter 3 -

396 29 7
                                    

          "Cowo lu di club dongo! Lu dikibulin."

          Kanala masih berusaha mencerna kata-kata yang diucapkan sahabatnya, ia belum mengerti apa yang terjadi sebenarnya.

          "Siapa yang di club cya? Reksa tadi bilang sendiri kok ke gua kalo dia mau ke rumah Yohan."

          "Na, jangan sampe otak lu gua jadiin geprek bensu ya. LU DIBOHONGIN AREKSA KANALA PUTRI ABIMANA." Nasya menekankan setiap perkataannya karena saat ini tingkat kesabarannya sudah berada di ujung tanduk.

          Satu persatu kata-kata yang diucapkan Nasya mulai memasuki otaknya, Kanala perlahan mengerti apa yang dimaksud oleh Nasya.

          "Lu yang bener, gua tanyain Reksa dulu."

          "Ya dia ga bakalan ngaku lah pe'a."

          "Jadi orang tuh jangan suudzon dulu, cya."

          Terdengar helaan nafas panjang dari balik telepon, Nasya serasa ingin menyerah menghadapi manusia yang saat ini harus menjadi sahabatnya.

          "Oh god, bukakanlah otak Kanala ya tuhan. GWS deh na." Sambungan telpon mereka terputus karena Nasya memilih menyerah dan mematikan panggilannya.

          Sedangkan Kanala masih berkutat dengan pikiran dan hatinya, hatinya tidak ingin mempercayai perkataan Nasya namun otaknya berbicara lain.

          Kanala akhirnya memutuskan untuk menanyakannya sendiri kepada Areksa. Sambungan telepon mulai terhubung cukup lama sebelum akhirnya terdengar suara dari ujung ponselnya.

          "Halo?" Kanala memastikan apakah Areksa mendengar suaranya.

          "Hm." Jawaban singkat dengan suara yang sedikit serak seolah Areksa baru terbangun dari tidurnya.
         
          "Kamu dimana sa?"

          "Di rumah Yohan, kenapa?"

          Kanala tidak yakin hendak menanyakan hal ini namun ia tetap berusaha memberanikan diri. "Kamu nggak lagi di club?"

          Hening, cukup lama Areksa terdiam sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Kanala.

          "Gua kan tadi udah bilang ke lu mau ke rumah Yohan, ini aja gua baru bangun gegara telepon ga jelas lu."

          Kanala terdiam mendengar perubahan intonasi yang secara tiba-tiba dari Areksa, tenggorokannya seakan tercekat tidak mampu berkata apa-apa.

          Mendengar tidak ada jawaban dari Kanala Areksa langasung mematikan sambungan telepon. Sedangkan disisi lain Kanala masih terdiam dengan perasaan bersalah yang entah datang darimana, dirinya tiba-tibamerasa bersalah karena seakan ia tidak mempercayai Areksa.

• • •

          Pagi ini Kanala terlambat berangkat kuliah, alasannya tidak lain adalah karena masalahnya dengan Areksa kemarin membuatnya tidak bisa tidur nyenyak semalaman.

          Sehingga Kanala lebih sulit dibangunkan daripada hari biasanya, bu Dewangga pun mau tidak mau harus mengguyur Kanala dengan se-ember air hingga Kanala terbangun karena kebasahan.

          Drama hari itu tidak berakhir sampai disini, salah satu kesialan di hari ini adalah ia harus menghadapi salah satu mata kuliah yang ia benci karena dosennya yang sangat judgemental terhadap Kanala.

Drrttt...

          Ponsel Kanala bergetar terlihat notifikasi pesan masuk dari Areksa, Kanala memperhatikan situasi sekitar dan segera membuka ponselnya.

- start chat -

Areksa : Na

Kanala : iya? kenapa Sa?

Areksa : gua ngirim file tugas ke email lu kerjain jam 11 harus udah kelar.

Kanala : hah?

Areksa : kerjain anjing jangan hah hoh hah hoh doang.
ntar materi nya gua kirim lu tinggal atur in proposalnya.

Kanala : tapi aku lg kelas Sa.

Areksa : tinggal kerjain sambil kelas susah amat.
gua ga peduli jam 11 itu file harus udah di gua.

- end chat -


          "Kanala." Kanala refleks menutup HP nya saat mendengar suara tegas dari hadapannya.

          "Saya liat kamu dari tadi fokus ke HP mulu ya, saya ngoceh daritadi disini kamu malah ga ngehargain saya."

          Kanala merasakan aura mengintimidasi dari seluruh penjuru ruangan, semua pasang mata saat ini sedang memperhatikannya. Tidak sedikit dari mereka yang sedang berbisik-bisik membicarakan Kanala diam-diam.

          "Seenggaknya kalo kamu tau kemampuan kamu segitu ya dengerin kalo saya jelasin." Saat seperti ini adalah hal yang paling Kanala benci, ia tidak suka merasa kecil diantara banyaknya orang disekitarnya.

          "Maaf bu." Kanala merasa hari ini adalah salah satu hari terburuk dalam hidupnya.

          Setelah lepas dari tatapan tajam orang-orang disekitarnya Kanala mulai membuka tas untuk mengeluarkan macbook nya.

          Satu jam berlalu kelas Kanala saat ini sudah selesai, jam menunjukan pukul 09:54 dan ponselnya kembali berdering cukup lama terlihat muncul panggilan masuk dari Areksa dilayar ponselnya.

          "Mana?" Belum sempat Kanala menyapa Areksa sudah terlebih dahulu menodongnya dengan pertanyaan.

           "Bentar ya, dikit lagi selesai kok ini." Kanala menambah kecepatan jarinya untuk mengetik, ia tidak ingin membuat Areksa kembali marah karena kelalaiannya.

           "Ck! Cepet sejam lagi dikumpul."

           "Iyaaa." Areksa memutus sambungan teleponnya setelah mendengar jawaban dari Kanala.

           "Huaaa, encok dikit ga ngaruh." Kanala merenggangkan badannya yang terasa pegal karena 2 jam dalam posisi duduk.

           Setelah memastikan semua tugas Areksa sudah dalam keadaan sempurna Kanala mengirimkan file nya melalui email Areksa.

Drrtt...

           Kanala sedikit terkejut mendengar dering ponselnya, ia mengira terdapat kesalahan dalam tugas tadi hingga Areksa kembali menghubunginya. Nemun, ternyata nama Nasya lah yang saat ini terlihat di ponselnya.

            "Woi kunyuk, lu dimana anjir? Gua ke rumah lu ga ada malah gua yg ditanyain mami papi lu dikira lu kemana."

            "Masih di kampus cya, ini mau balik." Tangannya mulai membereskan macbook dan barang-barangnya bersiap untuk pulang.

            "Lah lu ngapain masi di kampus jam segini? Kelas lu bukannya udah kelar daritadi? Lu ga dibully Bianca sama temen-temennya lagi kan Na?"

             Kanala merasa telinganya berdenging mendengar suara Nasya yang nyaring menghujani telinganya dengan pertanyaan. "Siapa yang di bully sih? Gua tadi masi ngerjain tugas Areksa jadi pulang telat dikit."

             "HAH?! APA?!" Kanala refleks menjauhkan ponsel dari telinganya saat mendengar suara teriakan nyaring dari dalam ponselnya.

              "LU NGAPAIN NGERJAIN TUGAS AREKSA ANJIR?"

— to be continued?

PRETENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang