Benjamin Handi Winata,atau biasa di panggil dengan Ben lelaki 18 tahun yang sudah tujuh tahun lamanya terbiasa tanpa adanya sosok ibu.
Mommy nya meninggalkan dirinya dan daddynya saat ia berada di bangku kelas 5 sd. Kepergian wanita yang melahirkannya itu menjadi kesedihan yang teramat dalam di hidupnya.
Bagaimana tidak,di umur dirinya yang masih 11 tahun itu ia masih memerlukan sosok dan peran ibu di hidupnya. Namun takdir berkata lain,wanita yang menjadi cinta pertamanya itu harus kehilangan nyawanya yang di renggut oleh sebuah penyakit.
Tanpa adanya pengawasan dari kedua orang tua membuat lelaki itu tumbuh menjadi remaja yang bebas. Walaupun tidak melampaui batas normal namun ben berpikir jika akan berbeda hasilnya jika ada sosok mommy nya selama ini.
Hingga suatu hari daddy nya meminta dirinya untuk pulang karena ingin memperkenalkan seseorang padanya.
Ben cukup curiga saat mendengarnya ia juga memikirkan kemungkinan-kemungkinan hingga benar saja saat ia sampai di rumahnya bukan hanya daddy nya saja yang ada di sana melainkan bersama dua orang wanita dengan perkiraan umur yang cukup jauh.
Dua wanita itu adalah bundanya sekarang dan juga freya yang akan menjadi adik tirinya.
Gadis bernama freya melihat dirinya begitu lamat membuat dahinya berkerut.
"Ben sini.." ben mendekati keduanya dengan wajah super dinginnya ciri khas seorang ben jika belum mengenal orang dengan baik.
"Ini tante anggun dan ini anaknya namanya freya.."
"Ternyata kamu terlihat lebih dewasa dari yang di foto yah ben.." ben tidak menanggapi apapun ucapan wanita yang ia akui memang cantik walaupun sudah dimakan usia.
Matanya beralih melirik pada gadis yang tingginya sedadanya itu. Gadis itu memiliki garis wajah yang sama dengan ibunya sudah terlihat cantik di usia dini.
"Kamu belum makan kan?ayo kita makan bareng-bareng dulu bibi sudah nyiapin makanan kesukaan kamu juga"
"Nanti ben nyusul..ben mau ke kamar dulu"
"Oke.."
Ben terdiam di tengah tangga saat melihat daddy nya nampak terlihat memberikan kasih sayang pada gadis bernama freya di kursi makan.
Dia tidak merasa cemburu karena hampir setiap hari ia mendapatkan itu walaupun tidak secara langsung seperti yang baru saja ia lihat. Walaupun begitu ia tetap memaklumi lagipula ia juga lelaki tentu tidak terlalu muluk ingin mendapatkan perhatian lebih.
Namun beda lagi dengan sosok ibu,ben sungguh merindukan kasih sayang seorang ibu. Memang benar adanya jika anak laki-laki lebih dekat dengan ibu dibanding ayahnya walaupun ben merasakan sama rata namun tetap lebih intens dari sang ibu.
Dan itu kenapa ia cukup terpukul dengan kepergian ibunya. Ia masih membutuhkan kasih sayangnya,ia menginginkan belaian tangan halusnya di rambutnya.
"Ben sini nak.." anggun tersenyum lembut pada ben yang masih mematung di tengah tangga.
Lelaki itu turun mendekati ketiganya lalu duduk di samping daddy nya.
"Ben kata Erfan kamu suka banget sama olahan daging tante ambilin buat kamu yah?"
"Ngga usah,bisa sendiri.." Elfram terdiam mendengar respon anak semata wayangnya yang kurang bagus pada anggun.
Lelaki berumur itu menatap anggun dan mengangguk seolah memberi pengertian wanita itu jika ini baru awal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepbrother
RomanceKisah Freya yang berjuang menghilangkan perasaan terlarangnya untuk Ben sang kakak tiri. Lantas akan berakhir seperti apakah kisah romansanya itu?