Sequel cerita " Dia Mencintaiku"
Tujuan nya tak usai ketika pilihan itu harus terhenti pada satu kenyataan. Ya, kenyataan tentang kehidupan lain dalam dirinya. Seorang makhluk kecil di dalam rahim nya tengah tumbuh dan berkembang hingga perut itu kini membuncit. Dia tidak tahu mengapa perkembangan nya secepat ini. Dengan terpaksa, aktivitas perkuliahan nya terhenti. Wanita itu sungguh tidak mampu melanjutkan saat kondisi tubuhnya menolak segala sesuatu yang ada disana. Seperti cuaca dan makanan. Dia merindukan Indonesia hingga membuatnya harus kembali.
"Sorry gue telat." seorang pria terburu-buru menghampirinya ketika dia baru saja menginjakkan kaki di Jakarta.
"No problem." jawab si wanita.
Wanita itu menarik senyum tipis dan berkata, "Gue yang harus nya minta maaf karena mengganggu waktu kerja lo. Lo pasti harus izin keluar kantor kan?"
Si pria lantas membalas senyuman itu, "Gak. Jangan dipikirkan lagi. Yang terpenting adalah gue harus antar lo kemana? Lo pasti lelah setelah belasan jam di pesawat." tanya si pria ingin memastikan.
"Apartemen. Cuma disana tempat ternyaman gue di Jakarta."
***
Sepanjang perjalanan dari bandara ke apartemen, pria tersebut membiarkan sahabat nya yang seolah menghilang tanpa kabar itu untuk menyandarkan kepala ke kursi. Berbulan-bulan sahabatnya tak rajin memberinya kabar. Hanya sesekali dikala memang membutuhkan tempat untuk bercerita serta berkeluh kesah. Dia mencoba selalu mengerti akan keadaan tersebut. Tak ada masalah meskipun terasa hanya datang dikala membutuhkan saja.
"Lo tidur aja. Nanti kalau sampai di apartemen, gue bangunin lo." ujar si pria mememberitahu.
"Thanks ya." jawaban singkat itu keluar dari mulut wanita tersebut. Selanjutnya dia memejamkan mata untuk beristirahat sejenak.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan akibat dilanda kemacetan, mereka telah sampai di apartemen. Apartemen itu memang dibiarkan kosong selama berbulan-bulan. Mengapa kosong? Tentu saja sebab si pemilik memilih ingin melanjutkan study nya ke Toronto.
"Kotor banget. Gue harus bersihkan." gumam si wanita namun masih terdengar pelan masuk ke telinga sahabat pria nya. Keadaan apartemen nya memang kotor penuh dengan debu. Meski berdebu tapi tak begitu tebal. Juga semua barang yang ada terletak sangat rapi.
" Gue bantu ya." tawar si pria.
"Eh, gak usah," tolak wanita muda itu cepat, "Lo luangkan waktu untuk jemput gue dan antar gue kesini itu sudah lebih dari cukup. Jadi jangan bantu bersih-bersih. Nanti kemeja lo kotor, Gas!" pekik nya.
Omelan yang tidak pernah berubah dari sahabatnya tak begitu ia hiraukan. Tetap saja dia langsung mengambil alat bernama Vacuum Cleaner yang berada di dekat dapur, lalu membersihkan lantai apartemen milik sang sahabat.
"Bagas! Jangan Gas. Nanti baju lo kotor."
"Sudahlah. Lo duduk aja. Diem. Pikirkan kesehatan lo, Chik. Jangan capek-capek. Kasihan keponakan gue." kata Bagas menjawab peringatan Chika.
Ya, wanita muda yang baru saja memberi peringatan kepada Bagas adalah istri dari Raindra Julian Sinaga. Sampai detik ini Chika belum menerima surat cerai dari pengadilan. Dalam arti kata dia masih sah sebagai istri dari Rain. Jangankan sebuah surat, ucapan talak saja tak dia dengar keluar dari bibir sang suami. Chika pun sejujurnya bingung akan keadaan ini. Dia sudah meninggalkan Rain. Dia pantas disebut istri pembangkang. Tapi, Rain tak sekalipun menelepon nya selama berbulan-bulan hanya untuk sekedar mengucapkan kata talak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia (Masih) Mencintaiku
Teen FictionSequel dari cerita Dia Mencintaiku. Tokoh utama nya adalah Raindra dan Chika