"Nyengir teruuuus. Sudah sejam lo disini tapi tuh gigi kebuka Mulu. Gak kering apa?" Celetuk Sigra yang dari awal sang sahabat datang, sudah nampak ceria dan bersinar.
Semakin digoda, semakin Raindra melebarkan senyumnya, "Gue lagi bahagia." Jawab Rain singkat.
Kedua anak manusia tersebut kini berada di cafe milik Anesya, yaitu istri Sigra. Sengaja memang keduanya ingin bertemu sebab ada bisnis yang harus dibicarakan.
Rencana nya, Sigra ingin mengajak Raindra membuka bisnis fitness center. Nanti nya fitness center tersebut akan berada di dua lokasi berbeda.
Sigra percaya Raindra mampu join bersama nya untuk membuka bisnis itu. Suami Nesya tersebut berharap sahabat nya dapat total dalam menjalani bisnis bersama dia.
"Fitness gimana Fitness?" tanya Sigra kepada Raindra.
"Yang mana?" pertanyaan Sigra dibalas pertanyaan juga oleh Rain.
"Semalam gue kirim ke lo lewat email. Lo udah baca belum?"
Rain menggelengkan kepala pelan, ke kanan dan ke kiri secara bergantian, "Belum. Gue seharian kemarin sibuk."
"Sibuk apa?" Sigra bertanya karena rasa penasaran nya.
"Hm, apa ya? Ya pokoknya berhubungan sama bini gue." ujar Raindra menjawab pertanyaan sang sahabat.
"Kenapa lagi? Lo gak berantem kan?"
"Enggak lah. Gue baik-baik aja. Bini gue juga. Semua baik. Bahkan lebih romantis." kata Rain yang pada akhirnya membuat Sigra ikut tersenyum lebar.
"Wahhh kemajuan nih. Lo udah bisa bikin dia bahagia ya? Terus-terus gak perlu lagi dong lo menghadapi sikap dingin, cuek, dan super jutek nya dia?"
"Gue harap sih begitu. Soalnya, gue baru sadar kalau selama ini Chika memendam rasa. Maksud gue, gue gak ngerti dia berharap gue ungkapkan rasa. Gue pikir dia sudah ngerti." seru Rain sembari mengingat-ingat bagaimana frustrasi nya sang istri kemarin.
"Yang jelas bini lo bakal seneng sih Rain kalau lo perhatikan semua keinginan dia. Salah satu nya ya, keinginan mendengar cinta dari bibir lo. Tapi serius lo udah jatuh cinta sama Chika? Bukan nya gue suudzon ya Rain. Lo kaya masih memendam rasa meskipun sedikit ke Maisha. Bener gak?" kali ini Sigra mencoba menggali perasaan Raindra.
Rain mendadak diam. Sejujurnya pria itu bukan ingin mengkhinati sang istri. Namun terkadang Maisha hadir dalam mimpinya. Dan tentu saja itu bukan pertanda yang baik untuk hati Rain. Raindra harus realistis. Chika dan anak mereka menunggu dirinya di kehidupan sekarang maupun mendatang.
"Gue sayang anak gue. Gue cinta istri gue. Gak ada alasan buat gue cinta ke Maisha lagi. Lagipula gue pikir Maisha sudah bahagia dengan kehidupan nya. Memiliki suami hebat dan tiga anak yang pintar. Bukankah itu kehidupan sempurna?
***
Selepas bertemu dengan Sigra, baru mau menjalankan mobilnya, ada telepon masuk ke ponsel Raindra. Sontak Rain pun cepat mengangkat tanpa melihat siapa yang tengah menelepon dirinya.
"Halo, Assalamualaikum?"
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Rain, ini mama." suara lembut wanita yang melahirkan Raindra ke dunia terdengar di telinga.
Rain pun menjawab, "Iya mah. Ini Rain. Ada apa?"
"Rain, mama sedang di rumah sakit. Mama tidak enak badan. Papa disini juga." ujar Virly di balik telepon nya.
"Mah? Mama sakit? Kenapa tidak bilang sama Rain. Raindra bisa antar mama kalau mama butuh." kata Rain diantara rasa cemas dan gelisah memikirkan kesehatan sang mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia (Masih) Mencintaiku
Teen FictionSequel dari cerita Dia Mencintaiku. Tokoh utama nya adalah Raindra dan Chika