Kala sinar sang surya menembus ke dalam kamar apartemen nya, wanita muda itu merasa hari telah pagi. Sontak dia pun membuka perlahan-lahan kedua mata itu. Menggunakan jari-jari tangan kanannya, dia mengucak sejenak mata bagian kiri lalu berganti ke kanan.
Namun, saat kepala itu menoleh ke kanan barulah dia menyadari akan satu hal, yaitu seseorang yang berada di samping nya. Orang itu tengah terlelap. Keadaannya nampak tenang dan damai. Hanya saja beberapa detik kemudian dia melihat wajah tampannya sedikit terusik karena tertimpa oleh cahaya sang surya.
Pemandangan tersebut membuat wanita muda yang tengah hamil itu terkejut. Sontak, dia membuka selimut dengan terburu-buru.
"Ya Tuhan." Ucapnya penuh keterkejutan.
Wanita tersebut tak menyangka jika keadaan dalam selimut itu benar-benar layaknya bayi polos nan suci. Dia mulai berpikir apa yang sebenarnya terjadi semalam. Seingatnya dia hanya mendapatkan pujian dari sang suami setelah kembali dari acara makan bersama diluar. Lalu mereka pulang ke Apartemen. Tapi di pagi hari justru dia dan suaminya berada dalam satu selimut yang sama.
"Rain??" Lirih Chika memanggil suaminya. Dia sedikit menggoyang tubuh itu agar sang suami membuka mata. Jari-jarinya dia gunakan mencolek lengannya.
"Raindra?" Chika mengulangi panggilan nya kembali. Dengan harapan Raindra terbangun dari tidurnya.
Namun Rain justru menarik selimut lebih tinggi sampai sebatas leher. Raindra terlihat masih ingin bergelung dalam selimut. Dia seperti menikmati setiap detik waktu bersama sang istri.
Karena Raindra sulit untuk dibangunkan, Chika pun memilih menutupi dirinya dengan tangan, lalu berlari ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi, Chika menyandarkan punggung nya di dinding. Kemudian, dia memejamkan mata usai memutar knop shower. Bagian kepala dan seluruh badan nya tertimpa oleh air hangat dari lubang shower tersebut.
"Tuhan.." ucap nya lirih.
"Apa kami melakukan nya lagi?"
"Tapi kenapa? Apa karena rasa cinta ini yang meluluhkan?"
Chika hanya tidak menyangka jika untuk pertama kalinya usai mereka lama tak bertemu, dia dengan mudahnya memberikan tubuh itu pada sang suami. Apakah ada yang salah? Bukan. Bukan sebuah kesalahan. Melainkan Chika yang bertanya-tanya harusnya dia lebih mahal lagi memberikan kenikmatan duniawi itu kepada Raindra.
Selama hampir tiga puluh menit berada di bawah shower, akhirnya Chika menyudahi aktivitas mandi tersebut. Dia mengenakan kimono, lalu melenggang keluar dari kamar mandi menuju kamar.
Pemandangan pertama yang dia lihat tentu saja pria nya masih disana. Sedangkan dia teringat akan proses penyeleksian untuk memperoleh pekerjaan. Pekerjaan itu tentu saja berada dalam naungan perusahaan milik Sigra. Yang tentu saja tak diketahui oleh Chika sama sekali. Chika tulus hanya ingin melamar untuk mencukupi kebutuhan anak nya di masa depan.
"Chika?"
Baru saja membuka lemari untuk memilih pakaian, tiba-tiba saja suara lembut bercampur sedikit serak khas orang bangun tidur terdengar. Chika tahu siapa pemilik suara tersebut. Tapi dia tidak menghentikan proses memilih pakaian yang digunakan untuk melamar pekerjaan, dan memakai nya dengan gerakan cepat.
"Kamu mau kemana?"
"Tes kerja." Jawab wanita muda itu cepat.
"Kerja? Untuk apa? Kamu sedang hamil besar, Chika. Tolong pikirkan anak kita."
Sekali lagi ketika sang suami menyebut kalimat 'Anak Kita', ada perasaan bahagia yang terlintas dalam benaknya. Entah mengapa Chika merasa Raindra mulai memikirkan semua yang ada pada dirinya. Dimulai dari aktivitas, kebahagiaan, anak, sampai keuangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia (Masih) Mencintaiku
Teen FictionSequel dari cerita Dia Mencintaiku. Tokoh utama nya adalah Raindra dan Chika