Kehadiran Chika di hari yang masih pagi ini membuat Raindra tentu saja terkejut luar biasa. Teringat kalimat sang papa tiga hari lalu. Yaitu jika Chika mencari nya atau sampai menemui nya, itu pertanda bila wanita muda tersebut mencintainya. Dan kini senyum Raindra dapat mengembang sempurna.
"Akh, buka mulut nya." ucap Rain seraya menyuapi sang istri semangkok Bubur Ayam.
Raindra iseng menawarkan pada sang istri untuk mencoba Bubur Ayam di dekat taman komplek perumahan. Rain mengatakan jika dia pernah memakan Bubur Ayam itu sekali dan rasanya sungguh enak.
Lalu sekarang giliran dia menawarkan pada istrinya. Dan sebuah keterkejutan kembali bila sang istri mau menerima ajakan itu.
"Nyam nyam." suara Chika terdengar sangat menikmati sesuap demi sesuap Bubur Ayam yang diberikan Rain pada dirinya.
"Kamu suka?" tanya Raindra lagi.
Wanita itu mengangguk-anggukan kepala, "Enak." katanya singkat.
"Enak atau laper?" celetuk Rain disertai tawa kecil.
"Dua-dua nya." kembali Chika menjawab dengan apa adanya sampai membuat Raindra tersenyum lebar.
"Hari ini effort sekali ya sampai ke rumah. Kangen?" lagi-lagi Putra Randrian dan Virly tersebut menggoda sang istri.
Karena kesal digoda terus menerus, Chika memukul lengan suami nya ringan. Rain yang tidak merasakan sakitnya hanya membalas dengan tawa terkekeh-kekeh.
"Ihhh! Diem!" Chika mendadak kesal.
"Eitss, jangan marah dong. Cemberut begitu nanti dede bayi di perut ikut sedih." seru Raindra memperingatkan.
"Habis kamu!" gerutu Chika sampai bibir nya mengerucut ke depan bak Burung Beo.
"Berhenti ganggu aku. Suapin aja kenapa?"
"Oke Nyonya. Akk, buka mulutnya." tanpa mengeluarkan kata atau kalimat menggoda, pria itu menurut saja perihal perintah sang istri. Sesuap demi sesuap Bubur Ayam itu dia berikan kepada Chika. Chika menerima dengan senang hati. Raindra pun juga sama-sama berbahagia.
***
Tadi sewaktu Chika datang ke rumah, kebetulan Raindra masih pada posisi tidurnya. Sehingga membuat Rain tidak memiliki kesempatan untuk mandi. Dan sekarang pria itu meminta izin lima sampai lima belas menit untuk mandi. Rencana nya hari ini Rain ingin mengajak istrinya ke kantor sebentar. Lalu dilanjutkan dengan aktivitas membeli beberapa perlengkapan calon anak mereka.
"Si paling bersih dan rapi." celetuk Chika ketika dia membuka lemari berisi pakaian-pakaian milik sang suami.
Lama sekali Chika tak menginjak rumah suaminya, wanita itu cukup terkesan melihat isi lemari pakaian yang tertawa rapi sekali. Sampai-sampai warna senada pun berada pada tumpukan yang sama. Padahal baju-baju itu tidak memiliki model yang sama.
Mengenal Raindra hanya dari hubungan bos dan pegawai, Chika sudah dapat menilai jika suaminya itu adalah pria yang sangat menata hidupnya. Hingga dia yakin setiap kegiatan pasti terjadwal dengan baik. Contohnya saja beberapa dokumen atau pekerjaan yang dibagi dalam map berbeda. Diluarnya ada tulisan kecil sebagai pembeda yaitu milik beberapa PT atau CV.
Chika melihatnya sekilas. Tapi dia enggan menyentuh sesuatu yang tidak dimengerti sama sekali olehnya. Alhasil Chika pun menghempaskan pantat nya ke atas kasur sembari menunggu Raindra selesai mandi.
"Chika, boleh minta tolong handuk di lemari? Aku lupa bawa ke kamar mandi." suara Raindra dari kamar mandi terdengar oleh Chika.
"Iya. Sebentar." jawab Chika cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia (Masih) Mencintaiku
Teen FictionSequel dari cerita Dia Mencintaiku. Tokoh utama nya adalah Raindra dan Chika