Mendengar pengakuan tersebut, Chika langsung tertawa. Tawa tersebut membuat Raindra mendadak bingung. Pikir pria itu apa yang salah dengan pernyataan nya. Dia merasa tidak ada. Tapi mengapa istrinya tertawa begitu renyah.
"Ada yang salah dengan ucapan ku?" iseng, Rain bertanya pada sang istri.
Chika menggeleng spontan, "Ah tidak." Chika menjawab.
"Lalu?" masih diliputi rasa penasaran, Rain kembali bertanya.
"Daripada belajar mencintaiku, lebih baik belajar dulu melupakan perasaanmu pada Maisha." celetuk Chika apa adanya.
"Maksud kamu?"
"Aku tidak ada maksud. Yang jelas, cinta yang besar itu masih hinggap di hati mu. Meskipun di kenyataan nya, kalian sudah mustahil bersama kembali. Maisha terlalu mencintai suaminya. Ya suaminya, alias lelaki yang memberi dia tiga anak. Hebat sekali. Luar biasa." ucap Chika panjang lebar. Sesekali wanita muda tersebut masih tertawa kecil sembari melirik ke arah suaminya yang nampak memasang wajah bingung.
***
Usai percakapan yang cukup membuat Raindra pusing tujuh keliling, pria itu mengajak sang istri menuju ke sebuah Spa. Tepatnya Spa untuk ibu hamil dan anak-anak. Tujuan utama Raindra tentu saja adalah menenangkan sang istri. Memang tak akan mudah baginya mendapatkan pujian dari Chika. Tapi, pria itu hanya berusaha sebaik yang dia bisa untuk membuat istrinya bahagia di masa-masa kehamilan.
"Kamu mau bawa aku kesini?" belum juga turun dari mobil, Chika bertanya pada Raindra.
Putra Randrian tersebut menganggukan kepala tanda ia mengiyakan pertanyaan Chika, "Ya. Setelah banyak waktu terbuang untuk berdebat dan menimbulkan kelelahan yang sia-sia, aku ingin memberikan hadiah ini. Kamu harus relaksasi. Banyak hal yang dapat kamu lakukan seperti pijat, lulur, perawatan facial, manikur dan pedikur. Sebelumnya aku juga sudah konsultasi. Semua dijamin aman untukmu dan anak kita."
Entahlah setiap Raindra menyebutkan dua kata 'Anak Kita', Chika merasakan Kupu-Kupu berterbangan di perutnya. Wanita itu diperlakukan begitu istimewa saat dirinya hamil. Padahal sebelum-sebelumnya, Raindra adalah manusia terdingin yang pernah Chika kenal. Wanita tersebut hampir tak bisa mengontrol perasaan nya. Dia takut lebih dalam mencintai mantan kekasih Maisha Mebarak tersebut.
Masih dengan rona merah yang menghiasi kedua pipinya, Chika pun menjawab pertanyaan dari sang suami, "Terima kasih. Apakah kamu akan menungguku disini?"
"Tentu saja." jawab Rain cepat.
"Kamu yakin? Bukankah akan memakan waktu yang lama?" tanya Chika kembali.
"Tidak masalah. Aku disini tunggu kamu. Setelah dari Spa, kita akan ke rumah sakit." sambung Raindra kemudian.
"Rumah sakit? Kenapa? Siapa yang sakit?"
Pertanyaan itu dibalas senyuman manis oleh Rain, "Tidak ada yang sakit. Aku hanya ingin mengantarmu kontrol kehamilan. Apa itu salah? Jujur, rasanya ingin sekali membeli banyak barang untuk anak kita. Seperti Baju, tempat tidur, botol susu, mainan, sepatu, dan lain-lain. Jadi, agar tidak salah warna dan bentuk, USG adalah jawaban. Bukan kah kita sudah dapat melihat jenis kelamin nya sekarang?"
Penuturan Raindra membuat Jantung Chika berdebar kencang. Chika tidak pernah segugup ini sebelumnya. Diperlakukan semanis ini oleh pria tampan di samping nya adalah impian Chika sejak dulu. Tapi, mengapa kini Chika menjadi gugup? Seharusnya wanita muda itu berbahagia.
"Rain," Chika mendesah resah, "Ah, kamu terlalu manis. Jangan seperhatian itu bisa? Aku takut bernasib seperti Seekor Semut yang tenggelam di lautan Gula." tambah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia (Masih) Mencintaiku
Teen FictionSequel dari cerita Dia Mencintaiku. Tokoh utama nya adalah Raindra dan Chika