3. Negotiation

22 11 2
                                    

Sesuai yang sudah di bicarakan dua hari lalu bahwasanya Reindra akan menjemput Alexi untuk mencari apartemen. Teman Alexi itu sudah menunggu di parkiran tempat penjemputan murid dengan mobil civic putihnya sejak 10 menit yang lalu.

Dengan kaca mobil yang dibiarkan terbuka membuat keberadaan Reindra mencuri perhatian orang - orang, tapi sepertinya Reindra sendiri tidak perduli dengan itu.

Alexi yang melihat Reindra dengan beberapa murid yang berada di dekat mobil Reindra hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Pantas saja menjadi pusat perhatian. Reindra merokok dengan percaya diri mengepulkan asapnya ke luar jendela. Alexi tahu itu asap rokok elektrik, tapi orang bodoh mana yang tetap nekat merokok di kawasan tanpa rokok dengan plang jelas di belakang mobil Reindra. Selain itu juga, Reindra yang hanya mengenakan celana pendek selutut dan kaos berwarna hitam membuat tatto - tattonya menunjukan eksistensinya. Untuk beberpa murid yang melihat itu bergidik ngeri.

"Itu cowo yang kaya preman temannya anak baru? "

"Anak baru namanya Alexi 'kan? Gila cakep - cakep temannya bikin ngeri. "

"Tattonya keren sih apa lagi mukanya ganteng, jadi penasaran siapa sih Alexi sampe di jemput orang modelan baddas gitu. "

"Kalo di suruh milih sambil tutup mata juga ga bakalan nyesel dapat salah satunya. "

Alexi yang baru saja duduk di samping kursi kemudi langsung diberikan suguhan satu kaleng cola dingin dengan sebungkus rokok kesukaan Reindra. "Sekolah lo gede amat, udah kaya kerajaan Inggris aja gue liat - liat. " Ucap Reindra dengan menjalankan mobilnya.

"Sekolah pilihan bokap nyokap gue. "

"Ceweknya juga cantik - cantik, udah ada yang buat lo tertarik? " Gurau Reindra karena sudah hafal betul bagaimana Alexi yang tidak pernah menjalani hubungan dengan serius.

"Belum ada. "

"Punya wajah ganteng gak lo manfaatin apa gak ngerasa rugi lo? "

Alexi tertawa mendengar pujian yang dikemas dengan candaan oleh Reindra, "gue gak secakep itu jangan puji gue berlebihan. "

"Gini nih kalo cowo cakep tapi gak sadar. " Lalu keduanya tertawa bersama di dalam mobil yang kacanya tetap di biarkan terbuka, yang mana membuat orang - orang yang sedang berhenti di lampu merah memandang dua pemuda dengan paras tampan sedang bercanda bersama sebatang rokok.

Tidak sampai 5 menit Reindra sudah berhenti di sebuah bangunan tinggi dengan taman hijau yang lumayan luas di bagian depannya. Apartemen ini sebelumnya sudah Alexi masuki namun saat akan melakukan kesepakatan pihak dari mereka tiba - tiba saja membatalkan dengan alasan apartemen sudah penuh.

"Om gue udah nunggu di dalem, " Reindra memberikan kunci mobilnya pada petugaa valet yang sudah bersiaga.

Alexi sendiri mematikan bara rokoknya lalu memasukkan ke dalam tempat sampah yang tersedia. Sedangkan Reindra, cowok itu sedang berbicara dengan resepsionis. Dilihat dari caranya bertegur sapa Alexi dapat bertaruh bahwa Reindra sudah cukup sering ke sini hingga para petugas mengenalnya dengan baik.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Everything Will be DestroyedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang