Jungkook mencium buket bunga krisannya dan berjalan dengan gontai menuju halaman kampus Seoul National University.
Dengan senyum sumringahnya, Jungkook melihat kekasih cantiknya sedang berjalan bersama beberapa teman satu fakultasnya menuju kelas mereka. Salah satu mereka menatap Jungkook lalu menepuk pundak Jimin untuk memberitahu kalau kekasih Jimin datang ke kampusnya.
Jimin yang melihat kekasih tampannya berada didekatnya, ia berlari kencang dan menerjang tubuh kekar Jungkook sampai mereka berdua hampir terjatuh.
"Jungkook." Jimin menaikkan kakinya dan minta digendong ala koala. Tentu saja Jungkook tidak menolak dan memegangi paha Jimin supaya tidak terjatuh.
"Aku kangen kamu." Jimin menciumi leher kekasihnya. Melepas rindu yang begitu membara karena selama dua minggu ini, Jungkook sangat sibuk karena profesinya sebagai pilot mengharuskannya berpindah-pindah kota dan negara. Hal itu lah yang membuat Jungkook dan Jimin jarang bertemu.
"Hei Sayang." Jungkook tersenyum malu saat beberapa pasang mata melihat tingkah Jimin yang mencium lehernya. Jungkook tidak keberatan, ia malah menyukainya. Melihat Jimin yang agresif adalah pemandangan yang begitu indah.
"Kenapa pulang gak mau ngabarin aku huh? Nyebelin, nyebelin." Jimin mencubit dada bidang kekasihnya dengan gemas.
"Surprise." Jungkook akhirnya memberikan buket bunganya untuk Jimin. Bunga krisan kuning yang selalu menjadi favorit Jimin.
Jimin tersenyum lebar dan memilih untuk memeluk lagi kekasihnya. Demi Tuhan, Jimin benar-benar merindukan pria tampannya. Hidup Jimin selama dua minggu ini benar-benar hampa dan sunyi.
"Kamu masih ada kelas?" Jungkook merangkul bahu Jimin.
"Eum masih sih. Tapi gak terlalu penting. Ayo kita pulang." Jimin merengek manja sembari merangkul lengan Jungkook.
"Eits. Gak boleh bolos. Kapan kamu mau lulus kalau suka bolos gini heum?" Jungkook menyentil dahi Jimin dengan gemas dan menatapnya dengan intens.
"Tapi aku kangen kamu. Emang kamu gak kangen sama aku?"
"Tapi kuliah kamu jauh lebih penting. Ini tahun terakhir kamu loh, Sayang. Gak boleh bolos gitu ah." Jungkook mengacak rambut Jimin dengan gemas.
"Heum baiklah. Tapi kamu gak ada jadwal terbang lagi kan?"
"Tiga hari lagi. Kita masih punya waktu." Jungkook terus memandang kekasihnya penuh puja. Seolah mata Jungkook ter-setting hanya untuk menatap Park Jimin seorang.
"Yaahh masak cuma tiga hari aja. Aku masih kangen." Jimin memeluk Jungkook lagi dan menyandarkan kepalanya di dada Jungkook.
"Tapi setelah itu. Aku akan libur satu minggu full. Aku janji akan ajak kamu kemanapun kamu mau." Jungkook mencolek hidung Jimin dengan gemas.
"Jinjja?" Mata Jimin begitu berbinar mendengarnya.
"Yaksok." Jungkook mengacungkan jari kelingkingnya membuat janji dengan Jimin.
Tapi Jimin hanya tersenyum lebar dan memeluk lagi kekasihnya dengan erat.
"Aku tunggu, Tuan Jeon." Jimin tersenyum dan menatap tepat di mata Jungkook. Mata bulat yang terlihat tegas, mata yang membuat Jimin selalu merasa jatuh cinta setiap harinya.
"Ya sudah. Balik ke kelas sana." Aku pulang dulu. Nanti aku jemput." Jungkook mengusap puncak kepala Jimin.
"Awas kalau pergi lagi." ancam Jimin menunjuk tepat di depan wajah Jungkook.
"Kamu akan melihatku di apartemen."
Jimin mengangguk dan memejamkan matanya menikmati kecupan penuh cinta di keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love
FanfictionJungkook yang berprofesi sebagai pilot diberi tugas untuk terbang ke New York. Dan saat tiba di New York, Jungkook bertemu lagi dengan saudara kembarnya, Junghyun yang sudah lama terpisah.