5

120 12 1
                                    

Perlahan Jimin melupakan tentang mimpi anehnya dan melanjutkan hidup seperti biasa.

Namun kali ini mereka berdua terlihat lebih sibuk mempersiapkan rencana pernikahan mereka. Walaupun akan digelar dengan sederhana, tapi tetap saja mereka butuh beberapa persiapan seperti undangan, catering, sewa gedung, fitting baju pernikahan dan lainnya.

Rencananya mereka akan menggelar pesta pernikahan di sebuah gedung dengan tamu yang tidak lebih dari 100 orang. Mereka berdua sudah sepakat untuk mengundang kerabat, teman dan orang terdekat saja agar pernikahan mereka lebih terasa khidmat.

Dan sekarang mereka sedang berada di butik untuk fitting baju pernikahan.

"Sayang, ini bagus gak?" Jimin memamerkan jas putih yang dikenakannya.

"Kamu telanjang aja tetep cantik kok." Jungkook meraba pinggang Jimin sembari berbisik di telinganya.

"Dih apaan sih? Aku serius tau." Jimin malu karena pegawai butik tengah menatap mereka.

"Apapun yang kamu pakai, pasti bagus Sayang."

"Tapi aku gak suka modelnya deh. Yang lainnya aja deh." ujar Jimin menatap dirinya di pantulan cermin.

Jungkook hanya tertawa dan melihat Jimin yang masih tidak puas dengan jas yang ia inginkan padahal ia sudah mencoba berbagai jas sebanyak enam kali, tapi rupanya Jimin masih merasa belum cocok dan ingin mencoba lagi.

Setelah akhirnya berdiskusi dengan desainer, Jimin akhirnya memutuskan mendesain baju sendiri untuknya dan Jungkook serta beberapa keluarganya.

Jungkook sih tidak masalah sama sekali. Asalkan Jimin senang, Jungkook pasti juga akan senang. Jungkook sendiri pun tidak punya ide apapun untuk pernikahannya. Karena bagi Jungkook, menikah secara sah dengan Jimin adalah yang penting. Biarkan Jimin saja yang mengaturnya, tugas Jungkook hanya membayar semua yang Jimin inginkan.

"Sayang. Kalau souvenirnya ini aja gimana?" Jimin menunjukkan sebuah foto katalog berisi macam-macam souvenir untuk pernikahan.

"Ya terserah kamu aja."

"I love you, Sayang." Jimin mencium pipi Jungkook dan berlari menghampiri ibunya untuk berdiskusi.

🐇🐇🐣🐣

Tepat satu bulan sebelum pernikahan.

Ternyata Jungkook mendapat pekerjaan untuk terbang ke New York mengantar pengusaha kaya yang sedang melakukan perjalanan bisnis.

Jimin yang mendengarnya tentu saja tidak setuju dan menentang rencana Jungkook yang ingin mengambil flight itu. Masalahnya bulan depan mereka akan segera menikah, Jimin mungkin bisa terima kalau Jungkook mengambil flight di satu wilayah Korea saja.

"Tapi, Sayang. Kan lumayan bisa tambah-tambah buat pernikahan kita." Jungkook mencoba meyakinkan Jimin untuk membiarkannya mengambil pekerjaan ini.

"Gak, aku gak izinin kamu pergi."

"Jimin, kamu kenapa sih? Gak biasanya loh kamu kayak gini. Aku cuma pergi lima hari. Seterusnya, kita bakal sama-sama lagi. Aku janji ini flight terakhir aku, Jimin."

Tapi Jimin tetap tidak bergeming. Ia diam saat Jungkook memeluknya. Jujur saja, perasaan tidak enak itu kembali muncul saat Jungkook mengatakan ingin pergi ke New York. Entahlah, kenapa hati Jimin seolah tidak merelakan Jungkook untuk pergi. Seperti ada ketakutan tersendiri di hatinya.

"Aku janji ini yang terakhir. Setelah ini, aku janji gak akan tinggalin kamu lagi."

Mendengar ucapan tulus kekasihnya, Jimin hanya bisa menangis dan memeluk Jungkook. "Aku cuma gak mau kamu pergi. Aku terlalu egois ya?"

Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang