Junghyun melongo memasuki kamar hotel Jungkook yang begitu mewah. Junghyun membayangkan betapa mahalnya menginap di hotel ini. Harga menginap per malamnya saja bisa mencapai ribuan dolar. Junghyun saja mengumpulkan ribuan dolar saja sampai rela menjadi kurir narkoba.
"Hyung." Sesampainya di kamar, Jungkook langsung memeluk Junghyun sekali lagi. Rasa rindunya belum terpenuhi, ia masih belum puas memeluk kakaknya setelah puluhan tahun mereka tidak bertemu.
"Aku senang sekali bisa bertemu dengan Hyung. Aku pikir, kita tidak bisa bertemu lagi."
Junghyun hanya memasang wajah sinis di belakang Jungkook. Junghyun malah mengingat lagi masa lalunya yang begitu buruk. Hidupnya benar-benar seperti di neraka setelah ibunya pergi dari rumah dengan hanya mengajak Jungkook dan meninggalkan Junghyun bersama ayahnya yang begitu kejam.
"Hyung baik-baik saja kan selama ini? Astaga, Hyung." Jungkook sampai tidak bisa berkata apa-apa setelah bertemu dengan Junghyun.
"Kenapa kau bisa ada disini?" tanya Junghyun.
Mulanya Jungkook sedikit heran melihat sikap datar Junghyun padanya seolah Junghyun tidak terlalu excited bertemu dengannya. Jungkook tersenyum, ia mengerti kalau Junghyun pasti marah dengannya dan ibu mereka.
"Aku bekerja sebagai pilot, Hyung. Aku mengantar klien di sini. Oh ya, bagaimana kabar Appa? Dia baik-baik saja."
"Kau terlambat, dia sudah meninggal 2 tahun yang lalu." ujar Junghyun dengan entengnya.
"Benarkah? Astaga." Jungkook kembali menangis memikirkan ayah kandung mereka yang ternyata sudah meninggal. Mungkin ayah mereka dulu sangatlah kejam, memukuli mereka berdua dan juga ibu mereka. Tapi walau bagaimanapun juga, dia tetaplah ayah kandung Jungkook. Apalagi Jungkook sebentar lagi akan menikah, Jungkook ingin ayah dan kakaknya hadir di pernikahannya nanti bersama Jimin.
"Dimana makam Appa, Hyung? Aku ingin kesana."
"Ada di Manhattan."
"Hyung apa yang sudah kamu lakukan selama ini? Sudah berapa lama kalian berada di New York? Apa kau tahu, Hyung, aku dan Eomma sangat merindukanmu. Andai saja Eomma masih hidup, dia pasti akan sangat senang bertemu Hyung sekarang." ujar Jungkook dengan sangat bahagia dan terus menatap Junghyun.
"Oh ya?" ujar Junghyun dengan senyum sinisnya. Tentu saja Jungkook kaget melihat reaksi Junghyun yang biasa saja mendengar ibu mereka sudah meninggal. Tidak ada raut kesedihan dan bahkan Junghyun terlihat sempat tersenyum sinis.
"Hyung tidak sedih Eomma sudah meninggal?"
"Lalu kau berharap aku bersikap bagaimana? Menangis begitu maksudmu?" tanya Junghyun sinis.
"Aku tahu kau pasti masih marah dengan kami. Namun asal kau tahu, Hyung. Selama hidupnya, Eomma selalu menyesali perbuatannya yang tidak mengajakmu juga. Hyung, keadaan Eomma saat itu sangat sulit. Eomma terpaksa. . ."
"Menyesal? Bullshit, Jungkook. Kalau memang wanita itu menyesal, seharusnya dia tidak hanya mengajakmu pergi. Dia tahu kan bagaimana sifat Appa. Kalau dia menyesal, kenapa dia malah meninggalkanku bersama pria iblis itu, Jungkook!! Kau tahu, hidupku seperti di neraka setelah kalian pergi, Appa selalu memukuliku setiap saat dan menjadikanku pelampiasan kemarahan setelah anak dan istrinya pergi. Kau dengar, Jungkook. Setelah kalian berdua pergi meninggalkanku, aku bahkan sudah menganggap kalian mati. Jadi jangan pernah berpikir aku akan menangis mendengar wanita itu mati. Aku sama sekali tidak peduli padamu dan wanita itu, Jungkook. Kau dengar itu."
Junghyun yang terbakar amarah langsung beranjak dari kamar hotel Jungkook dan meraih gagang pintu.
"Maafkan aku, Hyung. Tolong maafkan, Eomma. Sekarang Eomma sudah meninggal dan aku mohon agar Hyung mau memaafkan kesalahan Eomma. Aku mohon jangan tinggalkan aku lagi, hanya Hyung satu-satunya keluarga yang aku punya sekarang. Tolong biarkan aku menebus kesalahanku dan juga Eomma. Aku mohon, Hyung. Maafkan kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love
FanficJungkook yang berprofesi sebagai pilot diberi tugas untuk terbang ke New York. Dan saat tiba di New York, Jungkook bertemu lagi dengan saudara kembarnya, Junghyun yang sudah lama terpisah.