2. Hukuman Ketos

338 28 4
                                    

Vote dan Comment dipersilahkan.


Happy Reading!

——

Berakhir disini, dilapangan luas. SMA Tunas Bangsa. Sudah dari sepuluh menit yang lalu lio memulai hukuman yang ia terima dari Ketua Osis itu, dan selama itu juga lio menahan rasa pusing yang tiba-tiba mendera kepalanya. Tidak sendiri, terdapat beberapa kelas yang juga tengah melaksanakan kegiatan olah raga jogging disana.

"Cih! ini kepala, pakai segala pusing" lio menggerutu merasakan kepalanya yang semakin berputar. ia berhenti sejenak, menopang kedua tangannya di lutut.

Disisi lain terdapat Dava yang memang sejak tadi memantau lio melaksanakan hukumannya, dari ujung lapangan, tepatnya dikantin.

"Tu bocah kenapa." gumam nya menelisik. Sesaat, ia pun menggidikan bahunya acuh melihat lio kembali berlari.

Bukan lio namanya jika tidak kembali bertingkah, ia menyapa salah satu gadis yang tengah jogging disampingnya "hai cantik!?," membuat yang disapa tersenyum malu. "Yaudah, babang duluan ya maniez. Muahh.." lio pamit sambil melayangkan flying kiss, tak lupa menyugar rambutnya sok keren.

"Bocah prik"

"Tapi gemesin!" batin Dava. Ia tak sengaja melirik lio, setelahnya kembali sibuk pada ponselnya.

Jangan tanya kenapa Dava tak mengikuti kelas pembelajaran. Apapun yang ingin ia lalukan disekolah ini, mau dia hanya datang untuk tidur-tiduran di ruangan pribadinya yang ada di sekolah ini, itu terserahnya. semua atas kemauannya. tak ada yang berani macam-macam. Semua tau kalau Dava merupakan cucu bungsu pemilik sekolah. Apa yang ia inginkan, pasti akan ia dapatkan.

Tak berselang menit, suara gaduh menggangu acara "mari bermain game!" Nya Dava. Bergegas memasukan ponsel nya kedalam saku celana. mulai menajamkan mata, pada kerumunan para siswa yang riuh seperti mengelilingi suatu objek diujung lapangan tersebut.

"Astagah dia pingsan!?."

"Ayo kita lihat!?."

"Dia siswa dari kelas mana?."

"Cepat lapor pada guru pengawas!!."

Spontan Dava mengedarkan pandangan keseluruh penjuru lapangan. Bocah itu!, iya bocah itu. Dava tak lagi melihat keberadaanya. Jangan bilang kalau bocah itu...

Brak!

Kursi yang diduduki Dava, sudah terjungkal kebelakang. Ulah sang empu yang tiba-tiba berlari dengan tidak santai nya menuju kerumunan itu.

"Minggir!" Dava segera membelah kerumunan siswa siswi. Betapa kaget setelah tau siapa yang mereka kerumuni. bocah yang ia hukum tadi kini sudah tergeletak dilantai, tanpa pikir panjang menggendong tubuh kecil itu dan segera membawanya ke UKS.

Semua tak luput dari pandangan para siswa siswi yang menyaksikan adegan tersebut. Tak percaya apa yang mereka lihat. Benarkah ini Dava. yang terkenal dingin dan tak tersentuh.

sudah menjadi rahasia umum di Tunas Bangsa, selain dingin dan tak tersentuh Dava juga orang yang tak pedulian, apa lagi pada orang-orang yang berkasta rendah. Ya, contohnya seperti lio.

Revalio Zavion Luxio (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang