3. Menjemput

426 36 8
                                    

Happy Reading!


——


Langit, lio , Hafiz, mereka bertiga kini berada di toko kue ibunya Hafiz. Setelah pulang sekolah beberapa saat lalu, mereka langsung saja mampir.

Tak ada yang spesial, hanya ingin membalik kan mood lio yang rusak akibat ulah Hafiz. Memang tadi keduanya sempat adu mulut. Perkara mempertahankan ke tampan-an dan ke imut-an, sedangkan lio tetap bersikeras mengatakan kalau dia tampan dan bukan imut. Begitu seterus nya sampai ujung-ujung nya lio menangis hanya karna pekara sepele itu.

Keduanya sudah sangat hafal, gampang sekali membujuk bocil satu ini, tinggal dibawa ke toko kue ibunya Hafiz maka semua permasalahan selesai.

Dari dulu lio memang menyukai pai nenas buatan ibu Hafiz. Tak pernah berubah, apa pun yang berbau nenas pasti ia makan. Karna emang seenak itu kue buatan ibu Hafiz.

Toko kue dengan merek "Nina Bakery" itu sendiri diambil dari nama ibunda nya Hafiz, yaitu "NiNa". Toko kue ini memang terkenal, dalam satu hari bisa memproduksi sepuluh ribu roti untuk dipasarkan. Sudah berdiri beberapa aulet dikota-kota besar juga.

Tapi kali ini sepertinya lio ingin mencoba rasa lain makanya ia tak memilih rasa nenas melainkan rasa coklat. T.a.p.i. k.a.n...?? Hm, benar-benar random pikir keduanya.

Sedikit cerita kalau kehidupan keluarga Hafiz masih bisa dibilang sederhana walau sang ayah, Herman merupakan seorang kepala masinis dibandingkan dengan Langit yang ibunya seorang super model kelas atas. Walau sang ayah telah tiada tapi Langit merupakan calon penerus sekaligus Pewaris tunggal dari perusahaan milik almarhum Alex yang sementara ini dikelola oleh adiknya, alias pamannya Langit. Hingga, sampai suatu saat nanti Langit benar-benar matang untuk mengemban tugas sebesar itu.

Satu fakta lagi tentang keluarga Langit terutama Siska, sang ibu. Masih ingat tentang bagaimana lio bisa masuk di SMA Tunas Bangsa kalau bukan berkat bantuan Siska yang memiliki Pengaruh, mungkin lio tak akan bisa menyandang status sebagai murid disana.

"Sumpah!. Masih ga nyangka sih gue itu ketos songong mau nolongin elu." Hafiz berujar sambil menyeruput minuman dinginnya, ia masih tak habis pikir setelah mendengar alasan lio saat disekolah tadi.

"kan udah gua bilang, dia pasti terpesona dengan ketampanan gua" jawab lio dengan wajah menyebalkannya sesekali mencomot dan menyemili chochochip yang ada di atas kue nya.

"Dih!..

"Ck, udahlah." sanggah Langit cepat sebelum Hafiz melanjutkan ucapannya. Ia tak ingin mereka berdebat yang berujung lio menangis lagi seperti tadi. Ingatkan Hafiz kalau sekarang mereka berada di tempat umum.

"Hehe.."

"Btw dua hari lagi bakal ada pertandingan balap. Lu ikut ga cil?" tanya Hafiz merubah topik pembahasan.

"Kalau lu bedua ikut, ya gue ikutlah."

"Hm, ntar kumpul aja di kosan lu." Ide Langit yang dibalas dengan jari jempol oleh lio.

"Sip lah"

"Huft! Untung aja mereka ga curiga." Batin salah satunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Revalio Zavion Luxio (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang