Sesampainya di tujuan mereka selanjutnya, keduanya saling bergandengan tangan. Jari jemari yang tak ingin lepas dan selalu merekat saat itu. Keduanya berjalan menuju tower tempat gembok cinta itu berada.
Jong Hyun terlihat sangat menyayangi Yura. Setiap langkah istrinya selalu dijaganya, bahkan ia menarik istrinya untuk berjalan tepat disampingnya, seperti menjaganya dari rasa kehilangan.
Mereka berjalan menuju lift, Yura sangat tak suka naik lift.
"Kalau tahu begini jadinya, lebih baik kita cari tempat lain", ujar Jong Hyun. Yura mengeluh karena telinganya terasa tersumbat karena menaiki lift.
Yura merengut kecil, "yah, oppa! kau menyesal membawaku kesini?" katanya sambil menghentak-hentakan kakinya pelan. Jong Hyun langsung merangkulnya erat.
"Bukan begitu. Coba lihat dirimu. Aku tahu kau tidak bisa menaiki lift, apalagi jika tujuannya terlalu tinggi. Aku hanya tak mau kau kenapa-napa" jawabnya panjang lebar, lalu mengelus-elus rambut Yura dengan lembut.
Yura tertawa kecil, ia sangat senang dengan respon Jong Hyun. Ia merasa suaminya sangat berbeda hari ini. Biasanya ia hanya berbicara secukupnya dan tak terlalu menyukai hal romantis. Sangat berbeda. Mungkin karena ini hari terakhir mereka. Entahlah.***
Mereka menghampiri pagar tempat gembok cinta itu di gantung. Kira kira ada 10.000 gembok yang bergantungan disana. Banyak para pasangan yang datang dan ingin menggantungkan gembok cinta mereka. Semua orang terlihat bahagia disana.
"Oppa, kita juga harus menggantungkan gembok cinta kita", ujar Yura sambil menunjuk-nunjuk kearah pagar.
Mata Jong Hyun berkeliling mencari penjaga tempat itu. "Ya, aku tahu. Tapi dimana sang penjaga... Ah, itu dia! Ayo kita hampiri".
"Annyeong Haseyo. Saya ingin bertanya. Bagaimana caranya saya bisa menggantungkan gembok disana?" tanya Jong Hyun pada sang penjaga.
"Annyeong. Ya, kau bisa membelinya di kios penjualan kami. Nanti kami berikan spidol dan kertas untuk di gantung di gembok kalian" jawab sang penjaga dengan ramah.
Yura sangat kegirangan, "Oppa! Ayo beli. Aku ingin cepat-cepat melakukannya!" ujarnya dengan senyum lebar sambil menarik lengan Jong Hyun.
"Ne. Baiklah tuan, gomawo" ujarnya pada sang penjaga.***
Keduanya duduk di meja yang disediakan disana.
"Oppa, apa yang akan kau tulis di kertas itu?" tanyanya sambil menulis di kertasnya sendiri.
Jong Hyun memandanginya. "Sudah, lakukan dulu milikmu, setelah itu akan kutulis milikku dan kita bertukar kertas" jawabnya sambil menyilangkan tangannya.
"Aku sudah selesai, giliranmu Oppa" kata Yura sambil memberikan pulpen yang ia gunakan.
Jong Hyun mengambil pulpennya. Ia memandangi kertas kecil itu. Ia benar-benar tak tahu apa yang harus ia tulis.
Yura mendengus, lalu menopangkan dagunya di meja. "Oppa, palli". Jong Hyun mulai menulis di kertas miliknya. Sesudahnya, ia langsung memegang lembut jemari Yura, lalu menciumnya.
YOU ARE READING
We Can't Deny
Teen FictionYura: Aku tak bisa melepaskannya, tapi aku harus. Jong Hyun: Aku tak bisa jauh darinya, tapi aku harus. Episode terakhir variety show itu pun tiba (re: WGM). Rasa sedih, kecewa, kehilangan.. Segala emosi itu bercampur aduk dalam fikiran dan batin sa...