Part 8: Back to the real life

353 7 0
                                    

Yura kembali ke asrama tanpa semangat. Ia terlihat sangat berantakan. Rambutnya acak-acakan, makeupnya berantakan, bahkan segalanya yang menempel pada dirinya saat ini terlihat lusuh.
3 sahabat karibnya menghampirinya dengan ekspresi sedih. Hyeri, Minah, dan Sojin memeluknya erat.

"Kami tahu apa yang kau rasakan, kami bisa merasakannya",
"Kau pasti kuat",
"Kami akan selalu ada untukmu".
Ketiganya mengucapkan segala kalimat yang membuat Yura meneriakkan tangisannya. Ia terjatuh lemas, seluruh tangisnya pecah, bahkan ia sampai berteriak-teriak memanggil nama Jong Hyun.
"Aku mencintainya, aku mencintainya, aku mencintainya. Jong Hyun oppa.."
Hyeri, Minah, dan Sojin ikut menangis bersamanya. Merekapun ikut merasakan kesedihannya. Mereka terus memeluk Yura sampai Yura merasa lelah dengan tangisannya.

Malam itu adalah malam terburuk yang pernah ia rasakan dalam hidupnya. Ia tak pernah merasa sehancur ini. Ia merasa setengah jiwanya pergi entah kemana.
Memang, ia dan Jong Hyun hanyalah pasangan dalam TV, tapi, apakah tak ada kesempatan untuk keduanya saling mencintai?
Yura berjalan ke kamar mandi. Ia merasa sangat lelah dan kotor. Ia mencoba menenangkan dirinya sambil membersihkan dirinya.

***

Sesampainya di Apartemennya, Jong Hyun langsung menjatuhkan dirinya ke sofa. Ia merasa lelah. Sangat lelah. Batinnya sangat lelah sampai ia meneteskan air matanya.
Jong Hyun tak tahu harus bercerita kepada siapa. Ia benar-benar merasa hancur.
Ia melempar tasnya dengan sekuat tenaga. Ia terlalu benci pada keadaan yang tak adil ini. Ia bangun dari sofanya dan melemparkan dirinya ke kasur.
"Aku lelah. Aku lelah. Hatiku sakit"
"Aku membutuhkan Ah Young"
"Bantu aku"
Jong Hyun terus berteriak dalam tangisnya dan tanpa sadar, ia tertidur lelap.

***

"Aku sedih melihat keadaan Yura eonnie", kata Hyeri kepada kedua member lainnya.
Sojin menutup wajahnya, "kita harus membuatnya bangkit", ujarnya, sambil menyeka air matanya.
Minah mengangguk pelan namun tampaknya ia sedang berfikir.
"Aku tahu apa yang.."
"HEI! Mengapa kalian sangat murung? Aku baik-baik saja!" kata Yura tiba-tiba memotong kalimat Minah.
Yura terlihat sangat berbeda dari 1 jam yang lalu. Ia terlihat seperti biasanya dan tak sedikitpun goresan kesedihan ada di wajahnya. Seperti tak ada sesuatu yang terjadi sebelumnya.
"Eonnie, kami.."
Yura mengangkat tangannya, menandakan mereka untuk berhenti berbicara.
"Sudahlah. Aku baik-baik saja. Mungkin aku terlalu lelah hari ini. Terlalu banyak hal yang menguras emosiku hari ini. Jangan khawatirkan aku", ujarnya santai, dilengkapi dengan senyum manisnya.
"Yura kau tahu, apapun yang terjadi pada dirimu, kami pasti akan membantumu. Kapanpun itu", kata Sojin, lalu menghampirinya dan memeluknya.
Minah dan Hyeri ikut memeluknya.
"Aku tidak apa-apa. Sungguh, aku baik-baik saja. Kalian terlalu romantis", jawabnya diiringi dengan tawa.
Ketiga member melepaskan peluknya, lalu ikut tertawa bersamanya.
Minah menggenggam tangan Yura, "Aku tak akan membiarkanmu terus terpuruk. Aku akan selalu menemanimu", ujar Minah. Yura pun kembali memeluknya.
"Baiklah, malam sudah sangat larut. Lebih baik kita tidur", kata Hyeri, bangkit dari sofa.
Keempatnya bergandengan dan masuk ke kamar.
"Selamat tidur semuanya", kata Yura sambil menarik selimutnya.
Namun ia tak ikut tidur. Ia menyalakan handphonenya dan mulai membuka album foto.
Yura memandangi foto dirinya dan Jong Hyun. Satu demi satu dipandanginya, air mata pun mulai menetes satu per satu. Ia sangat mencintai Jong Hyun.
Entah dari mana keberanian itu datang. Ia membuka Kakao Talk-nya dan mengirim pesan kepada Jong Hyun.

"Istirahatlah. Selamat malam. Tidurlah yang nyenyak, Oppa".

Dan ia mulai tertidur.

We Can't DenyWhere stories live. Discover now