ENAM

238 20 4
                                    

Halloooo gaiss
Apa kabar?

Aku balik lagi nihhh yaaa walaupun gak ada yang nungguin pasti hiksss

Fyi, ini cerita beneran cuma karangan yaa karena aku baper banget sama sikap bromance masyunn!!

Jangan lupa ajak Youn1t lain baca ini yaaa

So, vote and komen.

Enjoy! Happy reading

*******

Hembusan angin sore menerpa wajah laki-laki manis yang tampak berjalan ke suatu tempat. Dengan setangkai bunga mawar merah di tangannya, Gilang—putra kedua Wijaya ini tak mempedulikan sekitarnya.

Ia terus melangkah hingga tak berselang lama ia sampai ada tujuannya. Kedua kakinya kompak berhenti tepat beberapa sentimeter di samping sepasang gundukan tanah yang tampak terawat itu.

"Assalamualaikum mama, papa, Gilang datang." bibirnya bergetar begitu menatap nisan yang bertuliskan nama kedua orangtuanya itu.

Tangan Gilang terulur mengelus benda itu lembut.

"Maafin Gilang, ma, pa. Gilang baru sempat kesini." ucapnya lembut.

Gilang meletakkan setangkai bunga mawar itu di makam ibunya sembari tersenyum getir.

"Tadi Gilang gak sengaja liat mawar terus inget kalau mama suka banget sama bunga mawar ini kan, makanya Gilang beli. Maaf ya ma cuma satu bunganya." lanjut Gilang bersuara.

Pandangannya kemudian beralih menatap makam di samping lalu terkekeh entah apa yang lucu.

"Papa jangan iri, ya." kata Gilang dengan nada guraunya.

Waktu berjalan cepat berlalu hingga tak sadar sudah berapa lama Wijaya dan Hana pergi. Hari ini mungkin bukan pertama kalinya Gilang menjenguk mama dan papanya disini, memang tak sesering Fenly dan Fajri yang selalu rutin datang Gilang hanya kesini ketika ia merasa lelah dan ingin mengeluh.

"Mama sama papa apa kabar? Kalian pasti udah tenang ya?"

"Maafin Gilang ya, pa. Sampai sekarang Gilang belum bisa menemukan pelakunya." suara Gilang terdengar bergetar.

Air matanya yang sejak tadi ia tahan tiba-tiba saja menetes dengan bebas seiring ingatannya kembali membawanya pada kejadian waktu itu.

"Gilang janji ma, pa. Secepatnya orang itu akan Gilang tangkap. Gilang tau papa sama mama gak suka dengan balas dendam, tapi orang itu harus di hukum pa. Gilang akan cari dia kemana pun." ucap Gilang bertekad.

Laki-laki berwajah manis dengan mata yang khas itu sangat yakin jika kejadian itu bukanlah murni kecelakaan, Gilang percaya seratus persen jika waktu itu ada sabotase yang disengaja. Dia berjanji pada dirinya sendiri akan segera menemukan orang di balik itu semua.

"Ma, pa, tadi Gilang dari kantor. Sesuai permintaan kalian Gilang dan Shandy mengurus perusahaan dengan baik. Tapi, orang tua itu selalu saja ngercokin kerjaan kita, ma, pa." mungkin di sana kedua orangtua Gilang pun sudah tau siapa yang di maksud oleh anaknya itu.

"Mama sama papa percaya 'kan sama Gilang sama Bang sen? Wijaya's gruop akan baik-baik saja."

"Kalian gak perlu cemas lagi. Gilang sama Bang sen akan jaga perusahaan yang mama sama papa bangun dengan baik, dengan cara kita berdua bukan orang lain." kata Gilang lagi.

ABOUT BROTHER'S || UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang