Yibo keluar dari kamar mandi dengan masih menyimpan kemarahan. Rambutnya basah kuyup dan seluruh pakaiannya yang basah teronggok di lantai. Sebuah gerakan di sudut kamar membuatnya menoleh. Yangyang berdiri di sana, bekas-bekas pukulan yibo masih meninggalkan memar di setiap sudut wajahnya, tetapi lelaki itu sepertinya sudah diobati.
"Bagaimana dia?" Tanya yibo dingin.
"Dokter sedang menanganinya, paru-parunya di masuki banyak air. Anda sendiri bagaimana Tuan? Apakah anda tidak apa-apa? Terjun dari lantai dua seperti itu hanya untuk menyelamatkan submissive itu..." yibo melirik pada yangyang dengan tatapan tajam, lalu meraih handuk untuk menggosok rambutnya yang basah.
"Tadinya aku berniat untuk membunuhnya."
"Kalau begitu kenapa Anda menyelamatkannya?" yibo membalikkan tubuhnya dan menatap yangyang dengan mata yang menyala-nyala.
"Karena aku memutuskan belum saatnya dia untuk mati." Mata cokelat yibo bagaikan berbinar di kegelapan.
"Dan kau.... Kenapa kau sengaja membiarkannya lolos?" yangyang menatap yibo, tampak ada keterkejutan di matanya meskipun sekejap kemudian dia langsung memasang wajah datarnya lagi.
"Saya tidak sengaja membiarkannya lolos."
"Kau pikir aku bodoh?" Suara yibo menajam, setajam tatapannya.
"Kau adalah pengawalku yang paling berpengalaman. Jadi tidak mungkin kau bisa diperdaya oleh submissive itu, kecuali kau memang sengaja membiarkan dirimu diperdaya." yangyang menelan ludahnya.
"Saya ingin membebaskannya, karena saya takut dia akan membawa masalah untuk kita." yibo melempar handuknya dengan marah ke sofa.
"Dalam dua hari ini kau sudah dua kali mengambil keputusan sendiri dan menentangku. Dengarkan ini baik-baik yangyang!" Suara yibo terdengar dalam dan mengancam.
"Sekali lagi kau membuat kebodohan yang merepotkanku, bukan hanya pukulan yang akan kau dapatkan! Tapi aku akan menghabisimu secepat yang aku bisa." Suara ancaman itu masih menggema di kegelapan, bagaikan janji iblis yang memanggil-manggil meminta nyawa.
***
Ketika zhan terbangun, yang dirasakannya pertama kali adalah rasa sesak di dadanya. Dia menggeliat panik, mencoba menarik napas sekuat-kuatnya, dalam usahanya mencari oksigen sebanyak-banyaknya.
"Tenang, kau sudah ada di daratan, sekarang kau bisa bernafas secara normal." Suara yibo membawa zhan kembali pada kesadarannya.
Dengan waspada dia menoleh dan mendapati yibo sedang duduk di tepi ranjangnya. Zhan beringsut sejauh mungkin dari yibo dan tingkahnya itu memunculkan secercah cahaya geli di mata yibo.
"Apakah kau takut padaku setelah kejadian tadi?" Nada gelipun terdengar samar dalam suara yibo.
Kurang ajar, batin zhan. Dia berjuang meregang nyawa, namun lelaki ini malah duduk disini menertawainya. Tetapi, apakah benar yibo yang terjun ke kolam waktu itu dan menyelamatkannya? Tapi kenapa? Bukankah jelas-jelas dalam kemarahannya, yibo sudah memutuskan untuk membunuhnya? Kenapa lelaki itu malah berubah pikiran?
"Ya, aku memang menyelamatkanmu." yibo berucap seolah-olah bisa membaca pikiran zhan. "Tetapi itu bukan demi dirimu, itu demi kepuasanku."
Zhan menatap yibo geram.
"Apa maksudmu?"
Dengan tenang lelaki itu melepas dasinya, gerakannya pelan tetapi mengancam hingga tanpa sadar zhan bergidik dan beringsut menjauh.
"Aku tidak suka bercinta dengan mayat." Senyum di bibir yibo tampak kejam."Kau lebih nikmat kalau hidup dan bernafas."
Ketika zhan menyadari apa maksud yibo, hal itu sudah terlambat. Lelaki itu sudah mencengkeram kedua lengannya dengan satu tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep With The Devil (YIZHAN version) END
FanfictionCerita asli milik SanthyAgatha. Aku meremake cerita ini untuk versi yizhan. °°°°° 🔞 21+ BL MPREG seme : WANG YIBO uke : XIAO ZHAN ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Ketika bisnis orang tuanya jatuh, zhan terpaksa melihat dengan mata kepalanya s...