04. Saya Mau Kamu

651 80 52
                                    

Enchanted - Taylor Swift

Komen dan votee yaa biar up tiap hari😱🤙
Selamat membaca
________________

"Diam."

"Apa sih?" gue duduk di pinggir ranjang menatap kesal Kak Arion yang bersadar di pintu, laki-laki nyebelin itu bersidekap dada menatap gue jengah.

Kak Arion gak ngejawab, dia berjalan menuju pintu balkon kamar gue, lalu dia duduk di dekat pagar balkon.

"Sini," teriak dia dari arah luar, gue memutar bola mata malas, dengan langkah ogah-ogahan gue nyamperin Kak Arion.

"Apa?" tanya gue duduk di depan Kak Arion. Tahu nggak sih tipe mata Kak Arion itu sayu tapi tajam tatapannya, buat gue merinding.

"Kamu ingat janji kita dulu?" tanya Kak Arion sembari menyandarkan punggungnya.

Gue menggeleng, memang kita pernah buat janji? perasaan nggak ada janji apa-apa.

"Saat kamu main nikah-nikahan dengan Bintang. ck, masih kecil main gituan."

Owh itu?

Gue kalo inget kejadian lalu suka ngakak, karena dulu gue bocah banget sampai main hal yang gak berfaedah. Masa gue dulu main nikahan sama Kak Bintang yang jadi pengantinnya, si Gemilang lagi mau jadi penghulunya.

Mana dulu ngomong huruf R aja belum lancar.

"Iya emang kenapa?"

"Saya saksinya." gue mengangguk membenarkan, dulu gue maksa Kak Arion yang lagi sibuk belajar buat jadi saksi di nikahan gue sama Kak Bintang, soalnya di pihak Kak Bintang belum ada saksinya.

"Selesai akad bodong itu, kamu ngajak saya nikah, ingat?"

Bentar, bentar, kok gue ngerasa dejavu, ya?

"Kak Lion!"

Kak Arion kecil noleh ke gue. "Apa?!"

"Kok langsung pulang, kan belum makan-makannya lho. Ada tol gulung sama bihun gulung. Enak!"

"Gak jelas."

Gue kecil cemberut ngedenger suara Kak Arion yang ketus.

"Menikah itu untuk orang dewasa," kata Kak Arion pelan, "Dan Biyya masih kecil."

"Ih kan cuma main-main," jawab gue kecil mengikuti langkah Kak Arion kecil.

"Abi sekalang nikahnya sama Kak Bintang dulu. Nanti kalo sudah besal, sama Kak Lion."

Langkah Kak Arion terhenti, lalu natap gue.

"Kak Lion gak mau, ya?"

"Mau."

Aish, gue ngacak-ngacak rambut saking malunya, tangan gue sengaja nutup muka karena gue liat Kak Arion masang muka nyebelinnya, dia terkekeh ngebuat gue makin malu.

"Inget?"

Gue menggeleng, pura-pura gak inget.

"Gue lupa, Kak."

One Step CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang