Triple up nihhhh, jan lupa vote or komen yaaa.
Oke deh prennn, selamat membaca...._________
Chika berjalan dengan perlahan menuruni anak tangga, bertujuan untuk membuka pintu karena lampu yang ia pasang memberikan sinyal adanya seseorang yang datang.
Ceklek, pintu ruang tengah terbuka.
“Kak Aran?” gumam Chika saat ia melihat Aran berdiri tegap di hadapannya.
“Dari bunda,” tangan Aran terulur memberikan tote bag berisi masakan Shani di dalamnya.
Chika meraih tote bag itu dari tangan Aran, “Ucapin makasih sama bunda.”
Aran memberikan kode pada Chika dengan mengangkat handphone miliknya, meminta ia untuk menuliskan apa yang baru ia ucapkan.
Chika mengangguk paham, tangannya meraba-raba saku celana miliknya mencari handphone.
“Gak ada? Ketinggalan di kamar kali, ya?” ucapnya dalam hati.
“Kenapa?” Tanya Aran seraya menepuk bahu Chika.
Chika menunjuk handphone Aran, perlahan ia menggelengkan kepalanya, memberi isyarat bahwa ia tidak memegang handphone.
Aran yang mengerti maksud Chika pun, dengan segera ia memberikan handphone miliknya, bermaksud meminta Chika untuk mengetik di handphone miliknya. Tangan Chika terulur meraih handphone itu dari tangan Aran. Dengan cepat Chika mulai mengetik, lalu kembali memberikannya kepada Aran.
Aran mengangguk, “Iya, nanti gue sampein ke bunda.”
“Dimakan, ya?” ucap Aran seraya meragakannya.
“Gue balik, ya?” ujarnya dengan menunjuk pada mobil.
Chika mengangguk seraya tersenyum padanya. Perlahan tangan kanannya terangkat, melambaikan tangan pada Aran.
Aran membalas lambaian tangan Chika dengan sedikit kaku, perlahan ia melangkahkan kaki, berjalan untuk memasuki mobil.
Pandangan Chika tak terlepas padanya, sampai Aran memasuki mobil dan melajukannya.
Setelah mobil Aran tidak terlihat, Chika membalikan tubuhnya, kembali berjalan memasuki rumah.
Ia mendudukkan dirinya di atas kursi seraya meletakan Tote bag itu diatas meja makan. Tangannya terulur membuka satu persatu berbagai macam ukuran box yang berisi masakan Shani.
Chika tersenyum, “Makasih, bunda..”
Chika mulai mencicipi satu persatu masakan Shani, tak henti hentinya ia mengucapkan “Masakan bunda selalu enak.”
Sensor lampu ruang tengah menyala, terlihat Ashel dan juga Marsha berjalan menghampirinya. Chika tersenyum, menyambut kedatangan mereka.
“Tum-ben ba-nget, lo, ma-sak,” ujar Ashel seraya mendudukkan dirinya di samping Chika, lalu di ikuti oleh Marsha yang duduk di depannya.
Chika mengulurkan tangannya pada Ashel, berniat untuk menyuapinya. “Aaaa.”
Ashel dengan sigap membuka mulutnya, menerima suapan dari Chika.
“Aaaaa, aku juga mau, Chik,” ucap Marsha seraya membuka mulutnya.
Chika terkekeh pelan, dengan perlahan ia mengisi sendok yang kosong dengan makanan, lalu ia berikan pada Marsha.
“Nyammm, enakkk,” ujarnya seraya mengacungkan jempol.
“Ban-yak be-ner ma-sak-nya,” ucap Ashel dengan mengedarkan pandangannya pada box berisi makanan di atas meja. “Nga-da-in syu-ku-ran, lo?” finalnya diakhiri kekehan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Can you hear me? [ChikAra]
Teen FictionAshel dengan telaten memperhatikan gerakan tangan yang dilakukan oleh Chika, ia mencoba menjelaskan tentang apa yang terjadi hari ini dengan keterbatasan yang ia punya. Ashel tersenyum, mengangguk ngangguk paham. Setelah Chika selesai menjelaskan...