Chika, Aran, Shani dan juga Christy berkumpul di meja makan, menikmati makanan yang telah Shani siapkan.
“Makan yang banyak, ya sayang,” ucap Shani pada Aran.
Aran mengangguk seraya mengunyah makanannya, “Iya, bun.”
Chika terlihat sangat menikmati makanannya, dengan perlahan ia masukan kedalam mulutnya.
“Abis ini kamu anterin Chika pulang, ya. Kasihan nanti orang tuanya khawatir.”
“Iya, bun.”
Christy menepuk bahu Chika, “Rumah kak Chika dimana?” Tanya Christy menggunakan bahasa isyarat.
“Rumah kakak dekat sini, Dek.”
“Blok E,” jelas Aran.
Christy dan Shani mengangguk ngangguk.
“Kakak udah ngabarin orang tua kak Chika? Kalau kak Chika disini.”
Chika menggeleng perlahan, “Orang tua kak Chika udah engga ada karena kecelakaan 4 bulan yang lalu.”
Christy menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya, “M-maaf kak, a-aku engga bermaksud gitu.”
Chika mengangguk seraya memberikan senyuman kecil, “Gapapa.”
“Kenapa, Dek?” Tanya Aran.
“Itu.. apa, emmm..orang tua kak Chika udah meninggal karena kecelakaan,” gumam Christy.
Ucapan tersebut sontak membuat Aran menoleh padanya, terlihat rasa sedih yang terpancar dari wajah Chika.
Shani mengelus punggung Chika dengan lembut, “Sabar ya, sayangg.”
Chika menoleh dengan tatapan sendu, Shani dengan cepat membawa Chika kedalam pelukannya, “Sini sayangg..”
Chika terisak kecil didalam pelukan Shani, “Chika kangen mama sama papa,” ucap Chika yang tidak terdengar oleh mereka.
“Sabar ya, kak Chika,” ucap Christy seraya mengusap punggung Chika.
Aran yang melihat itu menjadi sangat kasihan padanya, “Jangan ngerasa sendiri, ada aku,” ucap batinnya.
Shani melepaskan pelukannya, tangannya terulur mengusap sisa air mata Chika.
Aran meraih handphone-nya di atas meja makan, ia mulai mengetikan sesuatu di handphon nya.
“Karena kecelakaan itu juga kamu jadi engga bisa bicara sama mendengar?”
Chika mengangguk setelah membaca note dari Aran.
Aran menarik nafasnya panjang ketika melihat Chika mengangguk.
Chika memperhatikan gerakan bibir Shani yang kini tengah berbicara secara perlahan padanya, “Ang-gap sa-ja i-ni ru-mah ke-dua ka-mu, ya, Chika. Ka-lau bu-tuh a-pa a-pa, ka-mu bi-lang sa-ma bun-da, bun-da pas-ti ban-tu-in ka-mu.”
Chika mengangguk perlahan seraya tersenyum padanya.
“Kak Chika pacar mas Aran yang baru, ya, di kampus?” Tanya Christy menggunakan bahasa Isyarat.
Ucapan itu sontak membuat Aran tersedak ketika ia meminum air.
Chika menggeleng cepat, “Bukan, lagian kita juga baru bertemu dua kali,” jelasnya.
“Dua kali?”
Chika mengangguk, “Iya.”
“Emangnya kak Chika kuliah dimana?”
“Di Nusa Harapan, Dek, semester 4.”
“Ouh iya?? Sama kayak mas Aran dong, Cuma mas Aran sekarang semester akhir,” jelasnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/349505583-288-k811058.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Can you hear me? [ChikAra]
Roman pour AdolescentsAshel dengan telaten memperhatikan gerakan tangan yang dilakukan oleh Chika, ia mencoba menjelaskan tentang apa yang terjadi hari ini dengan keterbatasan yang ia punya. Ashel tersenyum, mengangguk ngangguk paham. Setelah Chika selesai menjelaskan...