"𝓴𝓪𝓵𝓪𝓾 𝓣𝓾𝓱𝓪𝓷 𝓼𝓪𝓽𝓾,𝓴𝓮𝓷𝓪𝓹𝓪 𝓴𝓲𝓽𝓪 𝓭𝓲𝓹𝓲𝓼𝓪𝓱𝓴𝓪𝓷 𝓴𝓪𝓻𝓮𝓷𝓪 𝓶𝓮𝓶𝓪𝓷𝓰𝓰𝓲𝓵-𝓝𝔂𝓪 𝓭𝓮𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓼𝓮𝓫𝓾𝓽𝓪𝓷 𝔂𝓪𝓷𝓰
𝓫𝓮𝓻𝓫𝓮𝓭𝓪"Kantin adalah surga bagi para siswa. Tempat mereka bisa mengistirahatkan otak yang penat setelah berjam-jam duduk didalam kelas. Akan ada banyak makanan yang bisa mereka makan. Pokoknya kantin selalu bisa mengembalikan mood para siswa. Contohnya Lucas yang menggunakan waktu istirahatnya di kantin dengan sepiring nasi goreng,ditemani oleh Evan yang sedang menghafal dalam hati agar tak mengganggu waktu istirahat yang lainnya.
Sesekali Lucas Menatap layar ponselnya menunggu seseorang membalas pesan nya,pesan yang ia kirim sejak pagi tadi.
" nggak usah di pantengin kali,kalau orangnya niat bales pasti dibales kok " seseorang yang baru saja memasuki kantin berjalan mendekat menghampiri Lucas dan Evan.
" kalau nggak niat?" tanya lucas menatap orang itu
" ya kalau nggak niat,tungguin aja sampe kucing Reon ngelahirin"
" kucing Reon bukannya jantan?" Evan ikut mengangkat suara..
" emang"
" lah trus? Kok bisa lahirin?" tanya Evan lagi
" goblok," Galih menjambak kecil rambut Evan,hal yang menjadi kesukaannya ketika menjahili Evan " artinya nggak bakal di bales-bales peak" sambungnya.
" lo apaan sih Galih?! Sakit tau digituin " protes Evan tak terima rambutnya dijambak,diakan sudah setengah jam menatap rambutnya serapi mungkin.
" sakitan juga di ghosting " balas Galih
" itu lo " dan pada akhirnya dua manusia itu kembali berdebat.
Sementara Lucas hanya menggeleng kecil,ia sudah terbiasa dengan tingkah laku dua temannya itu. Tapi,ia tidak akan menyalahi apa yang dikatakan Galih,karena sejauh ini Lucas tak menemukan perkembangan antara ia dan seseorang yang ia tunggu pesannya. Sekali lagi,Lucas menatap ponselnya,𝐴𝑝𝑎𝑘𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛?.°°°°°
Sepulang sekolah Lucas dan kawan-kawan tentu berkumpul di tempat favorit mereka yaitu warung kosuger alias kopi,susu,seger.
" ke pulau pari bersama-sama" Galih membuka suara diantara keheningan temen-temannya membuatnya menjadi pusat perhatian
" bertemu pangeran tersipu malu"
Teman-temannya masih saja diam memperhatikan Galih yang sepertinya sedang berpantun.
" cieee yang beda agama" ujarnya menatap Lucas yang sedari tadi memang hanya fokus pada ponselnya
" kasian deh luuu" lanjutnya sambil menyenggol Lucas diikuti gelak tawa temannya." eh,Re.." Galih kembali mencari korban kejahilannya dan kini tertuju pada Reon.
" apaan?"
" tau nggak"
" nggak lah dodol orang belum lo kasih tau " jawab Reon sedikit ngegas
" gitu yah? Mau tau nggak?"
" apaan emangnya "
" besok minggu " jawab Galih enteng
" sebegitu kesepian nya lo yah sampe-sampe semua lo jahilin " ujar Reon
" gw nggak kesepian,gw gabut woiii,punya temen pada bucin semua sama pacarnya "
" makanya nyari pacar "
" nggak minat sih "
" masih belum bisa move on dia dari '𝑙𝑖𝑙𝑖' nya " ucap Evan yang di angguki oleh semuanya.
Galih hanya diam karena apa yang dikatakan Evan tidak sepenuhnya salah. Walau singkat tapi Galih begitu sulit melupakan '𝑑𝑖𝑎'." besok ngumpul lagi kah?" tanya Galih mengalihkan topik.
" yoi,semua wajib dateng buat iuran. Kalau nggak gw kasih makan belut idup-idup kalian " tegas Reon selaku ketua geng.
Semua pun mengangguki.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERBEDAAN yang MENYULITKAN
Teen FictionMengisahkan tentang dua insan yang dihadapkan oleh pilihan sulit,mengkhianati hatinya,ataukah mengkhianati Tuhan nya