#5

0 3 0
                                    

   Satu minggu telah berlalu,persiapan bazar pun sudah selesai dan akan di mulai malam ini di aula SMA tunas mulia. Fitri juga turut membantu dalam persiapan bazar tersebut ditemani oleh Inna yang juga dengan senang hati ingin membantu walau sebenarnya alasan lainnya adalah agar dapat bertemu Evan,di tambah lagi dengan satu orang teman yang bernama Mia.
   Lucas juga sudah mengajak mereka untuk datang malam ini,tidak hanya pada tiga orang itu,ia juga mengundang salah seorang gadis yang selalu menolak saat diajak untuk membantu persiapan bazar.
Siapa lagi kalau bukan Muli,iya muli yang di bicarakan Fitri dan Galih waktu itu.
Sayangnya Muli dengan jelas menolak ajakan Lucas,dan tentu saja Lucas tau alasannya.
satu lagi yang menolak datang,Mia beralasan harus mengerjakan tugas sekolah dan tak bisa datang,memang alasan yang masuk akal tapi mereka semua juga tau alasan utamanya tidak jauh beda dengan alasan Muli. Jadinya hanya Fitri dan Inna yang setuju.

" udah semua ? " tanya Fitri pada Lucas. Sore ini ia juga menyempatkan diri untuk mampir dan membantu seorang diri.
Lucas mengangguk menjawab pertanyaan Fitri.
" makanannya udah siap?minuman?hiburan buat pengunjung? " tanya Fitri memastikan.
" udah kok "
" ah gimana sama kalian? Udah nentuin lagu buat dinyanyiin?udah latihan vokal? Alat musiknya udah di-" Fitri terdiam saat sebuah tangan hangat menyentuh kepalanya.
" semua udah di atur,makasih udah perhatiin semuanya.. " Lucas tersenyum melihat usaha Fitri untuk membantu mereka yang begitu besar.
Fitri pun mengangguk,ia hanya tidak ingin acara malam ini gagal,ia tau pasti Lucas dan yang lain sudah berusaha keras jadinya ia tak mau mereka gagal terlebih dua hari lalu terjadi sedikit masalah di bagian alat musiknya.

" mending kamu sekarang pulang kerumah trus siap-siap"
" em,aku bakal dateng cepet "
" oh iya,tolong bujuk mereka sekali lagi " Lucas bukannya ingin membuka luka lama pada Muli ataupun Mia.
Ia hanya hanya ingin dua orang itu berbaikan dengan temannya,Galih dan Reon.
Fitri mengangguki dan segera pulang kerumah.

Sesampai nya dirumah Fitri segera mandi dan bersiap-siap padahal masih ada waktu beberapa jam lagi.
Kini ia duduk di kursi belajarnya sambil membuka ponselnya berusaha untuk membujuk dua temannya untuk datang.

Kini ia duduk di kursi belajarnya sambil membuka ponselnya berusaha untuk membujuk dua temannya untuk datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fitri menghela nafas dengan jawaban Muli yang tak berubah sama sekali.

Fitri menghela nafas dengan jawaban Muli yang tak berubah sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   ( fotonya pake foto orang yah hehe)

Fitri juga tau itu bohong,Mia juga tak ingin datang bukan karena harus mengerjakan tugas toh besok minggu jadi kalau dia benar mau datang pasti akan mengerjakan tugas nya besok saja kan.
Mungkin memang tidak bisa diubah keputusan dua gadis itu.



   Fitri dan Inna sekarang sudah berada di depan gerbang SMA tunas mulia. Mereka berdua tentu disambut oleh Evan yang sudah menunggu mereka.
" kalian beneran dateng " ujar Evan sambil tersenyum.
" pasti dong kan udah bilang mau dateng" jawab Fitri.
" yah bagus deh,walaupun cuman kalian berdua yang dateng "
" Muli katanya capek mungkin karna latihan disekolah,kalau Mia dia harus ngerjain tugas " jelas Inna
" sorry yah kita nggak bisa bujuk mereka" ucap Fitri sambil menunduk sedih
" nggak papa,asal ada Mumu aku seneng kok " ujar Evan yang langsung saja membuat wajah Inna merona merah.

 
  Di aula Lucas dan teman-temannya sedang sibuk mengatur acara,Lucas mendapat bagian konsumsi bersama Galih dan Reon.
Saat ia mengedarkan pandangan nya bibirnya seketika mengulas senyum melihat seseorang yang sudah ditunggunya sejak tadi berjalan menghampiri nya.
" sibuk banget keliatannya " ujar Inna menatap tiga orang itu.
" iya nih sibuk.. Napa mau bantuin?" balas Galih
" em belum selesai semuanya emang?" ucap Fitri berniat untuk membantu
" udah kok cuman lagi mastiin aja semuanya cukup " jawab Lucas.
   Mata oval agak kecoklatan menatap kearah Fitri dan Inna mencari seseorang.
" Mia harus ngerjain tugas makanya nggak dateng " jelas Fitri yang menyadari tatapan Reon.
Reon hanya diam lantas mengangguk.
" Muli juga lagi magerr " lanjut Inna yang melihat bukan hanya Reon yang mencari seseorang melainkan Galih juga sebenarnya sedari tadi menunggu kehadiran seseorang.
" nggak nanya "  balas Galih ketus lalu melanjutkan kegiatannya,mengalihkan pandangan nya dari mereka.
"Sayang banget,padahal seru kalau ada mereka juga " timpal Lucas.
" kalian bisa langsung liat-liat kok,kalau Mau beli makan atau minum bisa kesana aja " terang Reon.
" harus beli nih? Gw kira gratis " ucap Inna dengan nada bercanda.
" nanti eza beliin " ucap Evan.
Mereka berdua pun pergi menjauh menuju stan makanan namun saat evan hendak menyusul mereka kera bajunya segera di tarik oleh Lucas
" lo urusin bagian panggung nya "
" yahh,kan gw mau jajanin Mumu"
" nggak.. Urus bagian panggung atau lo dan mumu lo itu end " ancam Galih. Segera saja evan melaksanakan tugas tidak mau hubungan nya dengan Inna rusak.



    Sementara itu di sebuah rumah Mia terdiam didepan laptop miliknya yang menampilkan tugas yang tengah ia kerjakan. Seperti dugaan Fitri ia bisa saja mengerjakan tugas besok,tapi karena ingin menghindari ajakan tersebut ia pun memilih mengerjakan tugas sekarang.
Saat sibuk dengan tugasnya ponselnya berdering.

" halo inna?"
' mia lo harus kesini buruan!'suara Inna terdengar seperti terburu-buru
" duh,Na. Gw kan udah bilang gw nggak bisa,gw lagi ngerjain tugas"
' ini tuh gawat banget Mia!'
" gawat gimana?"
' Reon... Reon mau lompat dari atap sekolah!'
  seketika saja Mia tersentak mendengar ucapan Inna.
" lo.. serius?"
' iya! Buruan lo kesini!'
Sambungan pun di mati kan oleh Inna.

Kini Mia diam ditempat duduknya,namun diselimuti oleh perasaan gelisah.
ia bingung antara ingin pergi atau tidak,tapi ia benar-benar khawatir pada Reon.
Dia pun berdecak sebal dan kembali mengerjakan tugas nya berusaha untuk tidak peduli.
Namun perasaan gelisah kian menggerogoti nya membuatnya berdecak sekali lagi dan tanpa aba-aba ia segera beranjak dari kursi belajarnya,mengambil jaket miliknya dan berjalan keluar rumah setelah sempat meminta izin pada ayahnya.

Ia segera memesan ojek online untuk mengantarnya ke SMA Tunas Mulia.
Diperjalan dia tidak berhenti berdoa semoga yang dikatakan Inna bohong. Dia benar-benar takut. Hingga ia sampai di depan gerbang sekolah ia terkejut melihat benar Reon kini berada diatas atap sekolahnya tengah berdiri.

PERBEDAAN yang MENYULITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang