Kyungsoo diam. Tidak tahu harus bereaksi ataupun menjawab pertanyaan wanita itu dengan bagaimana.
Mengenal? Tentu saja. Keduanya bahkan menjalin kerja sama aneh -menurut Kyungsoo- yang cukup tidak lazim dilakukan.
Tapi memberikan tanggapan soal bagaimana Sehun, jujur saja hal itu tidak pernah terpikirkan Kyungsoo sebelumnya.
Selain karena mereka yang terikat dengan perjanjian konyol, keduanya juga baru saling mengenal beberapa waktu ke belakang.
Terlalu dini untuk menilai seseorang. Dan hanya ada tiga kesimpulan menurut Kyungsoo sejauh ini.
Sehun itu dingin, misterius dan…. Aneh. Ia bisa saja tiba-tiba bersikap dingin seakan tidak tersentuh, misterius seperti tidak ada yang mengetahui siapa dirinya.
Dan yang lebih aneh, segala sikap yang Kyungsoo tahu belakangan bisa berubah dalam sekejap. Pria itu bisa saja tiba-tiba menjadi kikuk seperti saat memberinya ayam goreng, ataupun menjadi cukup peduli seperti saat melindunginya dari lemparan bola di pantai tadi siang.
"Kyungsoo?"
Usapan halus pada telapak tangan itu mampu menyadarkan Kyungsoo sepenuhnya. Ia menelan ludah sekali lagi, menatap dengan gugup wanita yang kini sudah duduk di sampingnya itu.
"Ah, maaf saya melamun. Maafkan saya, bukan bermaksud lancang ataupun tidak sopan dengan tinggal di rumah ini tanpa meminta izin lebih dulu. Tapi Baek-"
Ucapan Kyungsoo tertahan saat Minji menyela lebih dulu.
"Ya, tidak masalah. Tapi bisakah kau jawab pertanyaan ku lebih dulu? Kau terlihat begitu gelisah seperti ingin kabur."
Yang dikatakan Minji memang tidak salah. Sudah sejak tadi Kyungsoo meremat tangannya sendiri dengan gelisah, sesekali menggigit bibir bawahnya sendiri dengan pandangan tidak fokus.
Tapi, hei! Siapa yang akan bisa bersikap normal saat istri sah dari pria yang menjadi partner kerja sama surrogacy ada di hadapanmu.
Apa yang dia pikiran jika mengetahui kenyataan jika wanita yang akan mengandung anaknya dan suaminya tidaklah sebanding dengan dirinya?
Meski sebenarnya Kyungsoo agak yakin jika Minji sudah mengetahui hal itu. Tapi tetap saja, di sini Kyungsoo yang merasa insecure, juga takut.
"Tidak perlu takut. Sekalipun wanita yang menjadi ibu pengganti anakku adalah kamu, aku tidak akan marah. Asalakan dia adalah wanita baik dan juga sopan, aku bisa menerimanya."
Tutur kata Minji yang halus dengan intonasi bersahabat membuat Kyungsoo merasa sedikit tenang.
"Sebenarnya, tidak ada sesuatu yang bagaimana saat aku memutuskan untuk tinggal di sini. Hanya saja, terkadang aku cukup kurang nyaman dengan suasana yang terlalu hening. Rumah ini terlalu besar jika hanya dijadikan rumah singgah."
Kyungsoo sengaja mempleset kan jawabannya. Memberi jawaban yang sama sekali tidak bersinggungan dengan Sehun atau apapun yang berkaitan dengan pria itu.
Minji mengangguk. Ia tersenyum tipis sebelum pada akhirnya memilih beranjak. Meninggalkan Kyungsoo yang menghela napas lega kemudian.
Meski dalam hati Kyungsoo merasa lega, tapi tetap saja di dalam lubuk hatinya ia merasakan ada sesuatu yang mengganjal.
***
Malam hari suasana terasa begitu ramai juga hangat. Minji memutuskan untuk menginap, dan mereka membuat acara barbeque di halaman belakang rumah dengan bahan yang ada di lemari pendingin.
Saat itu Kyungsoo bertugas untuk memotong paprika dan beberapa bawang daun yang akan turut dibuat sate-satean.
Gadis itu mengenakan sweater abu-abu polos yang dipadukan dengan celana panjang berwarna hitam. Juga rambut panjangnya yang memang sengaja ia gerai.
Saat itu Baekhyun bertugas menyiapkan pangganan. Dan sepasang suami istri lainnya memiliki tugas mengambil beberapa bahan lainnya dari dalam rumah.
Sepertinya keputusan Kyungsoo untuk menggerakkan rambut agak kurang tepat. Ia merasa agak kerepotan saat beberapa helai ataupun anak rambutnya menghalangi wajah.
Kembali ia berusaha menyingkirkan helai rambut dari sekitar wajah, tubuhnya menegang tatkala ia merasakan seseorang memegang rambutnya dari arah belakang.
Bukan hanya memegang, tapi juga merapikannya menjadi satu dan mengikatnya dengan hati-hati.
Saat dirinya menoleh, perasaannya kian tidak karuan begitu mendapati sosok tegap dengan kaos berwarna hitam berdiri tepat di belakangnya.
Dua pasang mata itu sempat beradu tatap selama beberapa saat sebelum tiba-tiba saja suara Minji terdengar dari arah belakang.
"Maaf mengejutkanmu. Ku lihat kau agak kerepotan karena helai rambut jadi aku meminta Sehun untuk mengikat rambutmu," katanya.
Wanita itu membawa beberapa bungkus daging dan minuman kaleng. Sehun dengan sigap langsung membantu sang istri membawa semua itu ke meja terdekat.
"Terima kasih," balas Kyungsoo lirih.
Minji mengangguk sambil tersenyum tipis. Ia kemudian mengambil tempat di sebelah Kyungsoo, coba membantu gadis itu sementara Sehun membantu Baekhyun.
"Aku tidak pernah memasak sebelumnya," buka Minji.
Ia sibuk memperhatikan bagaimana lihainya tangan Kyungsoo memainkan beberapa peralatan dapur yang ada saat meracik bumbu.
"Semuanya dikerjakan oleh Bibi asisten rumah tangga. Bahkan hingga kebutuhan ku sendiri. Apa menurutmu aku adalah istri yang baik?"
"Saat kamu melakukan tugas yang kau bisa dengan tulus, maka itu bukan masalah. Lagipula tidak ada yang salah dengan memperkerjakan seorang asisten rumah tangga, itu juga hal positif. Lagipun, dari yang ku tahu kamu bekerja sebagai seorang model profesional. Tentu akan sulit membagi waktu antara pekerjaan dan rumah, dan hal itu juga akan sangat melelahkan apabila dikerjakan seorang diri."
"Selagi Tuan Oh tidak merasa keberatan dengan hal itu, ku rasa tidak masalah."
Kyungsoo menjawab dengan santai karena memang Minji yang meminta padanya untuk tidak bersikap terlalu formal.
Terdengar helaan napas Minji, wanita itu tersenyum tipis dan memperhatikan beberapa mangkok berisi margarin juga kecap asin.
"Kau benar. Aku tidak seperti istri kebanyakan yang hanya tinggal di rumah dan mengurusi rumah tangga. Tapi aku adalah seorang model profesional yang memiliki jadwal padat, bahkan tidak jarang tidak bisa pulang ke rumah karena harus melakukan pemotretan di luar kota ataupun negeri."
"Tapi apa kamu tahu. Sebenarnya jauh di dalam lubuk hatiku aku juga ingin mengabdikan diriku sebagai ibu dan istri selayaknya wanita lain. Tapi ternyata egoku lebih besar daripada itu."
Minji kembali menghela napas. Ia memperhatikan sejenak dua lelaki yang berada tidak jauh dari mereka, tengah berdebat soal seberapa matang daging yang tengah dipanggang.
Tersenyum tipis, Minji menoleh ke arah Kyungsoo yang juga turut memperhatikannya.
"Aku cukup menyesal karena Sehun harus memiliki istri seperti ku. Yang tidak bisa mengurusnya dengan baik, dan lebih mementingkan egonya sendiri. Tapi entah apa yang ia pikirkan sampai saat ini masih mau memperjuangkan ku dengan begitu hebatnya, padahal ia bisa saja mendapatkan wanita lain yang bisa mengurusnya dengan baik. Sepertimu."
"Aw!"
Bersamaan dengan kalimat terakhir yang keluar dari bibir Minji, pekikan nyaring Kyungsoo juga terdengar.
Akibat terkejut, tanpa sadar Kyungsoo melukai jari telunjuknya sendiri yang mengakibatkan darah mengalir deras dari sana.
"Astaga Kyungsoo!"
Baekhyun berteriak. Ia berlari menghampiri Kyungsoo, namun langkahnya memelan saat Sehun justru belari lebih cepat dan membawa gadis itu ke dalam rumah untuk membersihkan lukanya.
Meninggalkan dua orang lainnya yang hanya bisa terdiam dengan perasaan berkecamuk.
.
.
.
.
TBCHaiiii 🤭
Maaf ya kalo garing ngehehe, hayuk kasih tanggapan 👀
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrogacy Mother (Hunsoo x Baeksoo) GS
FanfictionPeranku hanya sebagai Ibu pengganti, bukan Ratu ataupun permaisuri. Tapi mungkinkah keberuntungan itu berpihak padaku, yang mereka juluki si pembawa sial? HUNSOO (SEHUN KYUNGSOO)