Kami duduk berhadapan di sofa ruang tamu. Sejak tadi Baekhyun menjelaskan soal kontrak kerja antara aku dan Tuan Oh.
"Nah, setelah kau menandatangi kontrak maka secara otomatis kau akan tinggal di sini untuk sementara waktu. Semua fasilitas dan keperluanmu akan ku sediakan, ah satu lagi. Kau tak bisa keluar tanpa persetujuan Sehun ataupun aku, mengerti?" aku mengangguk kaku.
Tanpa ragu ku bubuhkan tanda tangan di atas materai, dan dengan ini perjalanan baruku akan dimulai.
"Eum Baekhyun-ssi,"
"Baekhyun saja, anggap kita adalah teman," lagi-lagi dia tersenyum.
"Jika aku boleh tahu... Sebenarnya siapa Tuan Oh," di luar dugaan. Awalnya aku mengira Baekhyun akan memberikan tatapan tidak suka atau apapun itu karena aku menanyakan soal Tuan Oh. Tapi nyatanya ia justru tertawa terbahak-bahak.
"Sudah kubilang kau itu tidak terkenal," kini ia tertawa kian lebar sembari menunjuk Tuan Oh yang memandangnya datar.
Setelah selesai dengan acara tertawanya, Baekhyun menatapku serius. Aku heran, ia bisa merubah ekspresinya dengan begitu cepat, apa ia mempunyai kepribadian ganda?
"Kau sungguhan tidak tahu siapa Sehun?" dia mengira aku berbohong?
Aku menggeleng kaku, memang kenyataanya aku tidak tahu siapa Tuan Oh. Itu terdengar cukup wajar karena kegiatanku selama ini hanya membersihkan rumah juga bekerja.
"Wahhh daebak, aku kagum padamu. Pantas saja manusia satu ini mengincarmu,"
Mengincar? Apa maksudnya?
"Jelaskan saja Hyung,"
"Oke, oke. Dia Sehun, Oh Sehun. Dia memiliki perusahaan yang bergerak di bidang textil, dia berumur 27 tahun. Anak kedua dari dua bersaudara..."
"Apa Tuan Oh sudah memiliki Istri?"
Apa yang salah? Aku hanya bertanya. Kenapa Tuan Oh juga Baekhyun menatapku seperti ingin menguliti?
"Kenapa kau menanyakan hal itu?" oke, sepertinya aku salah bicara. Terbukti dari raut wajah Tuan Oh yang berubah menakutkan dan terlihat kian dingin, bahkan nada bicaranya juga.
Tapi masa bodoh, sudah kepalang tanggung. Semoga saja setelah ini aku tidak dipecat.
"Maaf atas kelancanganku. Aku hanya penasaran," aku tertunduk. Jujur saja aku takut ditatap seperti itu.
"Aku sudah menikah."
Jawaban singkat itu membuatku mendongak. Apa katanya? Sudah menikah? Lalu kenapa ia ingin melakukan surrogacy? Bukankah ia bisa mendapatkan anak dari Istrinya?
Ku putuskan diam. Sebenarnya masih ada banyak hal yang ingin ku tanyakan, tapi setelah dipikir itu bukan urusanku. Jangan sampai aku kehilangan pekerjaan ini, begitu sulit untuk mendapatkan uang sebanyak itu.
Jika aku benar-benar dipecat hanya karena rasa penasaranku maka aku takkan pernah bisa melunasi hutang-hutang keluargaku nantinya.
"Eum.. Kyungsoo-ssi. Lebih baik kau ke kamarmu saja, ada di lantai dua. Kamar dengan pintu bercat putih," ujar Baekhyun kemudian. Aku mengangguk dan segera beranjak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrogacy Mother (Hunsoo x Baeksoo) GS
ФанфикPeranku hanya sebagai Ibu pengganti, bukan Ratu ataupun permaisuri. Tapi mungkinkah keberuntungan itu berpihak padaku, yang mereka juluki si pembawa sial? HUNSOO (SEHUN KYUNGSOO)