Hari ini Hanbin bangun kesiangan karena tadi malam ia begadang menonton film. Untunglah hari ini hari Minggu sehingga Hanbin lebih memilih beristirahat di rumah daripada keluar. Hanbin ingin kembali tidur karena masih mengantuk. Tiba-tiba ponselnya berdering, dengan malas ia mengangkatnya. Di layar ponsel terlihat nama Taerae. Ia pun menjawab panggilan tersebut.
"Ada apa kau meneleponku pagi-pagi begini?" Tanya Hanbin langsung, ia tidak berniat basa-basi. "Mengganggu tidurku saja."
"Astaga, Hanbin! Ini sudah hampir siang dan kau baru bangun? Apa kau begadang?" Tanya Taerae beruntun. Suara nyaringnya membuat Hanbin harus menjauhkan telinganya dari ponselnya.
"Ah, pagi-pagi kau sudah berisik. Jam sebelas itu masih pagi," kata Hanbin sambil melirik jam wekernya. "Ada perlu apa?"
"Begini, Ibuku mendapat tiket gratis ke taman hiburan dari temannya dan ia memberikannya padaku. Aku ingin mengajakmu dan Matthew ke sana, kau mau kan?" Ajak Taerae bersemangat.
Hanbin menghela nafas sesaat. Ia benar-benar tidak punya tenaga untuk bermain-main di taman hiburan. Apalagi jika pergi bersama dengan dua bocah berisik penuh semangat dan kelebihan gula seperti Taerae dan Matthew. Itu sama saja ia menjadi pengawas mereka.
"Aku sedang tidak semangat keluar. Kau pergi saja dengan Matthew," tolak Hanbin.
"Jangan begitu, Hanbin. Ini hari Minggu dan kau hanya berdiam diri di kamar? Itu sama sekali tidak menyenangkan. Tapi aku sudah mengira kau akan menjawab seperti itu," ujar Taerae tersenyum licik.
"Baguslah, kalau kau mengerti," kata Hanbin lega. "Aku tutup tele-"
"Tiga puluh menit lagi aku ke rumahmu. Pastikan kau sudah bersiap-siap selama aku menuju rumahmu," potong Taerae cepat.
"Eh, apa maksudmu? Aku kan sudah bilang tidak mau pergi," seru Hanbin yang kaget dengan keputusan sepihak Taerae.
"Kurasa Matthew sebentar lagi sampai di rumahmu," kata Taerae yang mengabaikan ucapan Hanbin.
"Eh, Matthew? Matthew sekarang ke rumahku?" Tanya Hanbin bingung. Ia terdengar panik sekarang. "Astaga, Kim Taerae! Apa maksudmu?"
"Aku harus siap-siap dulu, Hanbin. Sampai nanti," kata Taerae yang langsung menutup teleponnya.
"Eh, Taerae? Halo, halo? Taerae?" Hanbin tidak percaya Taerae menutup telepon tanpa mendengar protesnya. "Apa-apaan anak itu? Seenaknya saja membuat rencana!"
Hanbin terus mengomel tentang perilaku Taerae. Pagi harinya menjadi berisik hanya karena telepon dari Taerae. Ia tidak peduli dengan ucapan pemuda Kim itu. Baginya meringkuk dalam selimut lebih baik daripada membuang tenaga di taman hiburan. Belum sempat ia menutup mata lagi tiba-tiba pintu kamarnya dibuka oleh seorang pemuda dengan senyuman lebar.
"Selamat pagi, Hanbin. Ayo kita bersiap-siap ke taman hiburan," ujar Matthew ceria.
"Ternyata dia benar-benar datang," gumam Hanbin. "Kenapa kemari?" Tanyanya malas.
"Tentu saja mengajakmu keluar. Taerae pasti sudah memberitahumu," kata Matthew polos.
"Ah, kalian berdua benar-benar menyebalkan," gerutu Hanbin.
Matthew benar-benar datang seperti yang dikatakan Taerae di telepon. Hanbin merasa tidak akan bisa kabur lagi dari kedua bocah itu. Percuma saja ia mengomel pada Matthew ketika ibunya juga memintanya untuk pergi bersama mereka. Ibunya beralasan karena mencemaskan kondisi putranya yang selalu tidak semangat akhir-akhir ini.
Hanbin benar-benar akan mengomeli Taerae dan Matthew nanti. Ia jadi terpaksa bangun di saat tubuhnya lebih memilih kasur empuknya. Ketika Hanbin telah selesai mandi, Taerae telah berada di kamarnya. Ia dan Matthew tengah mengobrol sambil memakan cemilan yang disajikan ibu Hanbin. Hanbin hanya bisa menghela nafas, saatnya ia mengucapkan selamat tinggal untuk hari bermalas-malasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penggemar Rahasia
FanficHanbin tidak sengaja mengenal seorang lelaki bernama Ricky. Ricky terlihat ingin akrab dengan Hanbin yang tampak biasa saja menanggapinya. Di lain sisi, Hanbin tiba-tiba mendapat seorang penggemar rahasia dan bertanya-tanya siapa sosok sebenarnya si...