2

109 17 1
                                    

Suatu hari Hanbin merasa ada hal aneh yang terjadi padanya. Tadi pagi ketika ia akan berangkat ke kampus ia menemukan sebuket mawar tergeletak di depan pintu rumahnya. Tidak ada nama pengirimnya di buket tersebut. Ia sempat bertanya pada ibunya, tapi ibunya sama sekali tidak mengetahuinya. Hanbin mengambil buket mawar itu dan meletakkannya di kamarnya. Sesampainya di kampus ia kembali menemukan buket mawar lagi di lokernya. Ia merasa bingung dan bertanya-tanya siapa yang melakukannya.

Semula Hanbin berpikir itu hanya ulah iseng seseorang sehingga ia mengabaikannya. Namun, ketika makan siang di kantin ada seseorang yang menyerahkan buket mawar lagi padanya. Hanbin bertanya siapa pengirimnya, namun orang tersebut tidak mengetahuinya. Ia mengaku hanya disuruh seseorang tanpa mengetahui wajahnya dengan jelas karena tertutup topi, masker dan kacamata hitam. Hanbin kembali dibuat bingung. Taerae dan Matthew yang makan bersamanya menjadi penasaran karena Hanbin baru saja membicarakan hal tersebut pada mereka.

“Apa itu dari salah satu orang yang menyukaimu, Hanbin?” Tebak Taerae.

“Entahlah, kalian dengar sendiri kan kalau orang itu juga tidak tahu siapa yang menyuruhnya. Siapa pengirimnya ya?” Gumam Hanbin sambil mengamati buket mawar tersebut.

“Rasanya misterius sekali. Apalagi warna mawarnya tidak biasa,” tunjuk Matthew pada buket mawar yang dipegang Hanbin. “Mawar itu berwarna hitam.”

“Aku juga baru pertama kali melihat mawar hitam. Apa mawar hitam memang ada ya?” Tanya Taerae bingung. “Ah, boleh kulihat bunganya?”

Hanbin menyerahkan buket mawar itu pada Taerae. Pemuda Kim bersama Matthew mengamati seksama mawar tersebut. Semula mereka menduga itu hanyalah bunga hias, tapi setelah menyentuhnya ternyata mawar tersebut asli. Keduanya terlihat kagum sedangkan Hanbin masih sibuk dalam pikirannya sendiri.

Seperti yang dikatakan Matthew tadi bahwa bunga mawar tersebut berwarna hitam. Warna yang tak lazim ditemukan. Ia tidak akan terlalu terkejut jika bunga mawar itu berwarna merah, putih ataupun kuning. Namun, mawar ini berwarna hitam dan Hanbin merasa tidak nyaman melihatnya pertama kali. Sudah tiga kali dalam hari ini ia menerima mawar misterius tersebut. Hanbin tidak berharap ada orang aneh yang mengerjainya.

Hanbin menyimpan buket mawar itu di lokernya. Taerae sempat meminta setangkai karena ia begitu terpesona dengan warnanya yang misterius. Hanbin bahkan tidak keberatan memberikannya jika Taerae mau, tapi pemuda Kim itu berkata cukup setangkai saja.

“Jangan terlalu dipikirkan, Hanbin,” hibur Matthew sambil menepuk bahu Hanbin. “Berdoa saja penggemar misteriusmu itu tidak lama-lama bersembunyi.”

“Benar juga. Aku ingin tahu darimana dia mendapat mawar-mawar ini,” ujar Taerae bersemangat.

“Terima kasih. Kalau begitu aku pergi dulu. Masih ada jadwal kuliah menantiku,” gumam Hanbin sambil berlalu.

Matthew dan Taerae melambaikan tangannya pada Hanbin yang telah pergi. Hanbin tentu masih memikirkan tentang mawar-mawar itu yang membuatnya tidak nyaman. Ia benar-benar penasaran siapa orang misterius yang mengirim mawar-mawar tersebut. Ia bahkan bertanya-tanya bahwa apakah ia mengenal orang tersebut atau tidak. Memikirkan hal tersebut membuatnya tidak dapat konsentrasi mendengarkan materi kuliahnya.

***

Akhir-akhir ini jadwal kuliah Hanbin lumayan padat terutama menjelang ujian akhir semester. Akan banyak tugas yang menanti untuk dikerjakan baik secara individu maupun kelompok. Sepulang dari kampus Hanbin bahkan tidak bisa langsung pulang ke rumah. Ia harus mengerjakan tugas kelompok di rumah temannya. Hampir empat jam Hanbin menghabiskan waktu mengerjakan tugas bersama teman sekelompoknya. Ia tidak menyadari jika langit di luar telah gelap.

Penggemar RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang