──────────
.
.
.Ornella terbangun keesokannya. Nona Diane membuatkannya ramuan penangkal racun. Meski setelah ini dia mengatakan mungkin akan sulit dalam beberapa waktu ini untuk banyak bergerak, selepas tersadar yang dilakukan Ornella benar-benar membuat luka tusuknya membesar. Dia bangkit dari tidur, berlari ke meja belajarnya hanya untuk menyelamatkan buku diary nya. Louis menatap miris, setelah Ornella kembali pada kasurnya, Louis mengenggam kedua tangannya, penuh kelembutan dan kekhawatiran. "Akan menjadi berita menarik ketika keturunan Berizak diketahui tertusuk oleh makhluk fana. Ferocious murka. Sevron berubah ke wujud aslinya. Gadis sialan itu hampir tewas.. " ada jeda pada setiap katanya, mengambil nafas banyak-banyak dengan hidung lancipnya yang memerah.
Ia tahu pria itu menangis. Bagaimanapun mereka adalah teman masa kecil. Tumbuh besar bersama, bahkan berakhir di tempat yang menyedihkan bersama. Dillian memberikannya segelas teh hangat dengan tambahan selimut dari asramanya. "Aku menyesal tidak membunuhnya kemarin. Akan ada rapat dewan mengenai masalah ini. Kendati sekolah kita busuk, tidak seburuk itu hingga pembunuhan saja dapat dilakukan secara terang-terangan. Kepala sekolah menimbang untuk mengabarkan berita ini pada keluargamu, mungkin mereka akan mengambil tindakan. Anak pejabat manusia itu juga terlampau aneh untuk diterima disini. Setidaknya, harus ada kenalan untuk benar-benar terbuang dan diterima. Pernyataan cintanya bahkan lebih membuat Ferocious memuntahkan organ dalamnya." perkataanya masuk akal. Ornella termenung dengan kehangatan teh manisnya di genggaman.
Daisy masuk dengan pakaian nyentriknya, perpaduan antara celana kuning cerah, atasan hijau muda, dan rambut yang diwarnai oranye, dia membawa seluruh warna pelangi dalam tubuh. Nampak di salah satu lipatan lengannya, surat kusut bekas tercabik, dengan tinta yang meleber kesana kemari. "Ditemukan di tempat sampah kamarnya. Surat kebencian." Louis menariknya lebih dulu, menatapnya lekat-lekat, penuh emosi dengan rahang mengeras.
"Aku akan membunuhnya! Dia pasti gila!!" Ornella lebih kebingungan. Hanya setengah lembar kertas biasanya, apa yang aneh?
S
evron datang setelahnya, dengan Ferocious yang lesu dan kurang semangat. "Aku ingin melihatnya." Louis memberikan itu, pandangan Ornella semakin menggelap. Pagi hari yang cerah terasa tersedot oleh energinya yang menghitam dan menguatkan sensasi tak nyaman dan negatif. Sevron memeluknya, meredakan sihirnya yang hampir meledak dan membuat emosinya kacau. Ornella bahkan tidak pernah benar-benar tahu siapakah Violen, atau apakah dia sebegitu pentingnya bagi hidupnya. Dia hanya mengenal gadis itu sekilas ketika Ferocious diketahui bertemu diam-diam di ruang dansa beberapa waktu lalu.
Namun, apa yang ditulis di kertas itu, sangat menjengkelkan. Penuh kebencian. Tintanya ditekan sedemikian rupa sehingga tumpah ruah. Ferocious tahu lebih awal. Dia belum buka mulut akan hal apa pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gregory
FantasyA story where darkness and love mingle with the devil. Ceating a new world where manners are just empty talk. [ ©JUKIIINIM, 2023. ] RATED MATURE FOR SEXUAL CONTENT.