Lembaran Pertama: Bertemu

13 0 0
                                    

Kalau tengah patah hati paling enak itu keliling kota sendiri lalu mampir di indomaret untuk beristirahat. Sama halnya yang dilakukan gadis berambut pendek ini, hatinya tengah sedih yang teramat sangat. Pasalnya hubungan asmara untuk yang pertama kali dalam hidupnya tidak berjalan dengan baik. Mata sembab dapat terlihat di kedua kantung matanya, wajah yang lesu serta energi yang terkuras habis.

Kakinya berjalan masuk dan mondar-mandir didepan lemari es, ia bingung ingin membeli minuman apa karena pikirannya sekarang tengah kacau. Hingga matanya tertuju pada salah satu minuman berkafein. Setelah membayarnya, gadis itu duduk disalah satu kursi kosong indomaret, membuka penutup kaleng tersebut dan meminumnya seteguk.

Ia lelah, lelah menangis, lelah berharap dan lelah seperti ini terus menerus. Hampir setiap malam hatinya akan kembali gelisah. Rindu dan sakit hati campur aduk disana. Ia ingin membenci lelaki itu namun, hatinya sangat mencintainya. Ia merasa menjadi manusia bodoh setelah terjun di dunia asmara. Sebelum ini, ia tidak ada niatan untuk mencoba apa itu jatuh cinta, dan bagaimana rasanya. Setelah mengetahui hal tersebut, ia menyesal.

Sakitnya bukan main. Harusnya ia bertanya kepada teman-teman sebelum melakukan hal ini. Menjadi orang yang selalu penasaran dengan suatu tidak bagus juga.

Sebuh pesan masuk kedalam ponselnya setelah sejak lama diam.

Liona
r u okey ay?

Ditatapnya ponsel tersebut hampa. Enggan untuk membalas karena ia tidak mempunyai energi.

Gadis berambut pendek itu bernama Aynara Valentine. Biasa dipanggil "Ay" sama teman-temannya namun, ada juga yang memanggilnya "Nara".

Tidak hanya Liona saja yang menanyakan apakah gadis tersebut baik-baik saja. Hampir semua teman dekatnya menanyakan hal tersebut. Jujur Aynara hanya ingin sendiri dulu menikmati suasana ini dengan damai dan sunyi. Lantas ia matikan ponsel itu dan memasukkannya kedalam kantong jaket.

Jam menunjukkan pukul dua dini hari. Aynara memutuskan untuk pulang kembali ke kos-kosannya karena nanti pagi dia ada kelas. Dengan berat hati ia beranjak dari sana. Andai waktu bisa berhenti, ia hanya ingin duduk dan melamun melihat jalanan yang mulai sepi.

Motor melaju sedikit cepat karena ia sudah merasakan kantuk akibat menangis yang tiada hentinya sejak siang tadi. Air mata kembali menetes seiring laju motor mulai kencang. Ia marah, marah pada diri sendiri, marah pada lelaki tersebut yang dengan seenaknya mempermainkan hatinya.

Di depan sana, ada seorang pemuda laki-laki dengan tatapan kosong tengah menyebrang tanpa melihat akan ada pengendara motor yang melaju kencang. Melihat ada orang di depan, Aynara dengan cepat menarik rem motor dan berakhir ia hampir terjatuh.

Suasana hati yang tadinya gelisah penuh kesedihan kini berganti menjadi amarah. "WOYY!! KALAU NYEBRANG LIAT KANAN-KIRI, MAU MATI APA!!?," teriak Aynara saat itu juga.

Pemuda tadi hanya menengok kepadanya, lalu menundukkan kepadanya dan berjalan lurus kembali.

"hey? Are you okey?," karena merasa ada yang janggal, Aynara berinisiatif untuk menayangkan kondisi pemuda jangkung didepannya itu.

Suara tangis mulai terdengar, langkah kaki juga terhenti. Segera Aynara turun dari motor dan memeluk pemuda tersebut, mengelus pundaknya penuh sayang, menyalurkan sisa energi dalam dirinya yang pasti hanya tersisa sedikit.

"aku capek, aku udah enggak kuat, mau nyerah," jawaban dari pemuda tersebut membuat hati Aynara ikut merasakan betapa sedih dan berat beban yang tengah dipikulnya.

"no, don't say that okey, kalau cape istirahat yah, lakukan hal yang menurutmu menyenangkan, jangan paksain diri sendiri kuat, nangis dulu enggak apa sini, nangis yang kenceng juga boleh, kamu berhak, semua manusia berhak menangis,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pesawat KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang