Aku terkejut saat melihat kak Riko sudah berdiri di depan pintu kamarku. Mata nya menatap tajam ke arah kami berdua. Aku benar-benar takut, belum pernah aku melihat dia dengan tatapan seperti itu.
"Rik, jangan salah paham dulu...gue bisa jela—" ujar kak Wildan.
"Ah, tai lo!" tiba-tiba kak Riko sudah berjalan cepat menghampiri kak Wildan dan mendorong tubuhnya ke belakang.
Aku menggenggam erat ujung seprai kasurku. Aku tidak tau apa yang harus aku katakan.
"Rik, dengerin gue dulu..."
BUGHH..
Sebuah pukulan mendarat di pipi kanan kak Wildan. Aku terkejut. Kali ini kak Riko benar-benar marah sepertinya. Aku spontan langsung berdiri.
"Kak.. Kak Riko dengerin dulu..."
BUGHH..
Pukulan lain masih menghantam muka kak Wildan. Aku tak sanggup melihatnya. Apa inti dari permasalahan ini? Aku bingung. Aku berusaha menarik tubuh kak Riko dari belakang. Berusaha melerai mereka. Kak Wildan seakan begitu mengalah dan tidak mau berusaha. Aku bergerak dan..
BUGGHHH.
Sebuah pukulan mendarat di tubuhku, membuat aku terduduk. Sunyi. Semua menjadi diam. Aku hanya terduduk saja.
"MAKANYA DENGERIN GUE DULU, RIKO!" Teriak kak Wildan lebih keras.
Bugh.
Sebuah pukulan dari kak Wildan menghantam pelipis kiri kak Riko. Kak Riko hanya terdiam. Ia lalu berjongkok dan memegang muka ku dengan telapak tangannya. Aku menoleh. Aku menangis. Aku melihat kak Riko juga meneteskan air mata. Baru kali ini aku melihatnya berkaca-kaca dengan air mata disudut matanya.
"Dua kali... " lirihnya.
"Ha...?" ujarku terbata.
"Dengerin gue, Rik! Berdiri!" ujar kak Wildan.
Kak Riko lalu berdiri menghadap kak Wildan.
"Jujur, gue suka sama Danny. Gue cinta sama dia."
"Tai..."
"Jangan potong omongan gue dulu!" balas kak Wildan.
"Gue suka sama dia, gue cinta sama dia... Tapi dia gak bisa jadi pacar gue. Gak bisa, mungkin gak bisa untuk sekarang atau entahlah... Dan ciuman gue itu gak lebih dari ciuman sahabat, lo tau sedekat apa kita sama dia..."
"Gak bisa?" kak Riko balik bertanya. Ia mengernyitkan dahi lalu menoleh kearahku yang masih terduduk menghadapnya.
"Liat cincin yang dia pake Rik! Cincin siapa itu!!!!"
Kak Riko terkejut. Ia merasa bingung.
"Gue... Gue...argghhh... Kenapa gue masih suka tempramen gini.." ujar kak Riko.
"Santai, gue bisa ngerti lo... Dan pukulan dari gue tadi, untuk balas pukulan lo ke Danny. Dia gak salah apa-apa..."
"Maaf, Wildan... maaf sekali lagi..."
Kak Wildan lalu melihat ke arahku. Lalu berjongkok.
"Kalau dia nyakitin atau buat kamu kesel, kasih tau aku. Aku yang hajar dia buat kamu..."
Aku tersenyum. Kak Wildan lalu mengelus rambutku kemudian berjalan dan menepuk pundak kak Riko.
"Titip Danny..." ujarnya lalu berjalan keluar kamar.
Kak Riko mengusap mukanya.
"Dan, aku... aku bener-bener minta maaf.... Aku..."
"Sssh... aku nggak apa-apa kak..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Under The Mistletoe
Ngẫu nhiênAda legenda yang mengatakan, berciuman dibawah tanaman Mistletoe akan mengukuhkan cinta yang tulus dan abadi. Cinta yang tak mengenal syarat dan kondisi, cinta yang seadanya cinta. Seperti kasih Dewi Frigga untuk menghidupkan kembali Dewa Balder dib...