Sudah seminggu Agatha berada dirumah sakit ini, keadaannya berangsur pulih, bahkan gips yang terpasang dileher, tangan dan juga kakinya akan segera dilepas. Dokter sampai terkagum-kagum dan terus mengatakan jika hal ini adalah keajaiban dari tuhan.
Agatha menghela nafas, ini memang terlalu cepat dari waktu yang sudah ditentukan.
Agatha tidak percaya dengan kedua hal itu, tapi saat mengalami semua ini, yang menurutnya tidak masuk akal, sepertinya dia mulai sedikit percaya jika keajaiban dan tuhan itu ada.
"Sekarang, apa yang harus gue lakuin?" Agatha bergumam, informasi yang dia dapat selama seminggu berada dirumahsakit hanya nama pemilik tubuh ini dan juga mengapa dia berada disini. "Pemilik tubuh ini bernama Innara Putri, seberat apa masalah yang dia alami sampai mutusin buat bunuh diri?"
"Tapi memang benar, tubuhnya ini." Agatha menatap tangannya yang penuh memar, bahkan ada bekas sayatan panjang dilengannya, entah luka itu disebabkan oleh pemilik tubuh ini atau ada seorang psikopat berada disekitarnya. "Luka ini udah lama, bisa membekas karena mungkin terlalu dalam dan gak ditangani dengan benar."
Dan yang membuat Agatha sakit hati, walau dia tidak mengalaminya secara langsung. "Tubuh ini sudah rus--"
PLUK!
Agatha terkejut, saat ini dia sedang duduk dengan nyaman diatas brangkar rumahsakit. Tapi tiba-tiba, sebuah kotak berwarna hitam polos jatuh ke pangkuannya. "Kotak apa ini?" Agatha menatap curiga kotak itu, namun karena sudah penasaran, tanpa takut dia membukanya.
Isinya...
Hanya tiga lembar kertas?
Agatha mengernyitkan keningnya tidak puas, dia pikir isinya akan membuatnya berteriak gembira, seperti pistol atau uang yang banyak.
"Jiwa pemilik tubuh ini sudah mati, tapi dia bisa hidup kembali jika kamu membalaskan dendamnya." Agatha mulai membaca kertas pertama, dia tidak terkejut karena sudah menduganya. "Kamu adalah orang yang terpilih, jadi kamu harus melakukannya."
"Karena jika kamu menolaknya, kalian berdua... akan mati?"
Hei, ini pemaksaan!
"Dengan catatan.. tidak boleh membunuh? Wah! Apa nih?" Agatha berkata kesal, balas dendam akan lebih mudah dan memuaskan dengan membunuh, tahu!
Selama beberapa saat Agatha terus mendumel, tapi perhatiannya teralihkan saat melirik pada kertas kedua dan ketiga, yang isinya berhasil membuat matanya berbinar senang.
"Nah, ini yang gue cari!" Agatha berseru, lalu membaca dalam diam, dengan ini rencana balas dendamnya menjadi lebih mudah. "Wah! Gue yakin bahkan setan aja bakal insecure ngeliat tingkah manusia-manusia sampah ini."
Agatha menyeringai, dia melipat kertas-kertas itu seperti semula, lalu menyimpannya didalam kotak dengan hati-hati. "Tenang aja, gue bakal balasin dendam lo, Innara!"
"Hal pertama yang harus gue lakuin yaitu.. ketemu dady."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty Privilege : Bad Habbit of World
FantasyBeauty Privilege. Ibarat kata seperti 'Lo cantik, lo aman' Kenapa? Mau menyangkalnya? Menurut gadis yang saat ini duduk termenung menatap bulan dimalam yang sunyi, hal itu sangat tidak adil. Gadis itu gemetar saat angin malam membelai tubuhnya, s...