HappyReading
________________________Hari ketiga sargio menjadi pacar safa keduanya banyak menghabiskan waktu dengan saling bertukar pesan, jika sebelumnya gio akan mengirimi safa pesan dua atau tiga kali seminggu untuk berbasa-basi, kini pria itu mengirimi safa pesan hampir setiap dua atau tiga jam setelah obrolan sebelumnya selesai.
Sebenarnya safa cukup kelimpungan sendiri dengan tingkah gio yang seperti itu, pacar-pacarnya sebelum gio tentu tidak begini. Ada rasa senang karena di perhatikan juga jengkel karena terlalu berlebihan.
Safa tidak terbiasa jika harus melaporkan segala sesuatunya pada gio, dia merasa itu tidak perlu namun pria itu mengira safa harus dan sangat harus melakukannya.
Safa bercermin dia kembali melihat pantulan dirinya di kaca, ini hari pertama safa masuk sekolah barunya.
SMA Garuda 2 juga tempat sargio dan aldo bersekolah.Setelah merasa tak ada yang kurang dari penampilannya kini safa mengambil tas sekolah dan handphonenya di atas kasur, dengan langkah riang safa menuruni setiap anak tangga dan menyapa ibunya.
"Pagi mih" sapa mengecup pipi arin maminya sebelum duduk untuk sarapan.
"Cantik banget anak mami" arin senyum melihat penampilan putrinya dengan seragam sekolah.
"Kamu udah kayak model dewasa dari pada anak SMA" safa cemberut mendengar kalimat yang di ucapkan maminya.
"Terus aku harus operasi kecilin payudara gitu" sungut safa tak terima.
"Ya engga sih fa, mami cuman bilang hal yang bakal sering kamu denger aja dari temen-temen sekolah kamu nanti" arin santai menanggapi safa yang terlihat badmood.
"Inikan SMA biasa bukan sekolah khusus artis,model atau apalah itu kayak pas di bogor dulu" arin mencoba memberi pengertian pada putrinya.
Ya.. mau bagaimanapun tak ada yang salah dengan fisik safa, dia hanya memiliki proporsi tubuh berisi di titik-titik tertentu dan itu bukan kesengajaan tapi memang faktor turunan karena arin pun begitu.
Arin khawatir jika safa akan terluka oleh kata-kata teman sekolahnya seperti dirinya dulu tapi memang mau bagaimana lagi, memang setiap orang kan punya kekurangan dan kelebihannya sendiri dan tak semua orang akan menyukai kita.
"Udah gak usah cemberut, buruan sarapannya hari ini mami anter" arin mengusap puncak kepala anak satu-satunya itu lalu pergi ke kamarnya mempersiapkan hal yang akan dia bawa ke tempat kerja.
Arin adalah seorang dokter di salah satu rumah sakit ternama,dia cukup sibuk dan jarang memiliki waktu di rumah. Terkadang arin tak pulang selama sua sampai tiga hari karena jadwal operasi yang padat.
****
"Jadwal operasi mami lagi padet banget nih, mami kayaknya gak pulang sampe besok" kata arin setelah memberhentikan mobilnya di depan gerbang SMA Garuda 2. Sementara safa yang sebelumnya melihat ke luar kaca tepatnya arah pakriran di dalam area sekolah langsung menoleh pada ibunya."Iya deh" jawabnya sambil mengerucutkan bibirnya.
"Ish.. gak usah ngambek, kan enak bisa pacaran kalo mami gak ada" arin tertawa setelahnya dan safa memukul pelan lengan ibunya.
"Mami apaan sih"
"Eh iya, tuh liat" safa menunjuk ke arah bagian dalam sekolahnya, disana ada sekerumunan anak laki-laki yang tengah bercanda sambil tertawa.
"Mami liat cowok yang pake jersey merah itu" arin mengangguk
"Itu pacar aku sekarang, namanya sargio" safa menatap ibunya ingin tahu seperti apa reaksi ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.posessive
RomancePada awalnya Sargio merupakan pelarian bagi safa namun akhirnya dia menjadi satu-satunya. Safa menjalani toxic relationship bersama gio. Safa sadar akan hal itu dan tetap bertahan karena meski hubungan mereka tidak sehat, gio menjadikan safa satu-sa...