6.

20 3 0
                                    

HappyReading
_______________________
.
.
.
.

Hari-hari berlalu dengan baik, begitupun dengan hubungan percintaan safa dan gio yang semakin hari semakin terlihat mesra khas pasangan baru sekali meski dua bulan telah berlalu.

Gio begitu memanjakan safa memberikan segala yang safa inginkan sebisanya dan tentu saja balasannya adalah perasaan safa yang juga semakin yakin pada dirinya.

"Si banci bilang lo ada kontrak sama mami kall ya?" Safa membuka obrolan dengan jena yang sedang memakan nasi gorengnya, kini kedua gadis itu duduk di kantin sekolah menikmati waktu istirahat dengan mengisi perut.

"Gue belom taken kontrak sih baru baca-baca gitu, tapi gue suka" jena menyeruput es teh manisnya.

"Lo tau kan gue udah pernah kontrak sama mami kill?" Safa kembali bertanya setelah berhasil menelan mie ayamnya, dan jena mengangguk mengiyakan pertanyaan safa.

"Kerja sama dia emang enak jen, semakin bagus poto lo dan semakin banyak lo jual bonusnya juga makin oke" safa tersenyum menyakinkan dan jena pun tersenyum antusias.

"Lo pernah dapet apa fa" safa menunjuk ke bawah dan jenapun melihat arah yang di tunjuk safa, sepatu adidas edisi terbatas warna putih yang di kenakan safa itu memang sangat mahal apalagi hanya di buat seratus pasang saja.

"Ini cuman salah satunya aja" senyum bangga bertengger di bibir safa dan cemberutan iri tentu saja terlihat di wajah jena.

"Serius deh gue belum pernah dapet yang begini, semoga gue cocok sama mami kill deh" kini jena tersenyum senang.

"Ya tapi lo harus hati-hati sama fotografer mami kill soalnya agak psiko dia" safa kembali memakan mie ayamnya.

"Kok mami kill masih pake kalo psiko gitu?" Jena sudah mendorong piring nasi gorengnya yang masih tersisa sedikit.

"Karena dia anaknya mami kill dan hasil poto dia emang bagus banget" jawab safa santai tapi jena sudah melotot terkejut.

Di sisi lain sargio dkk yang baru saja memasuki kantin langsung bisa menemukan kedua gadis yang memang sangat menarik perhatian meskipun mereka duduk di tempat yang agak pojok.

Gio,raga dan haikal berjalan ke arah gadis-gadis itu sementara arya dan tama melipir ke kedai minuman terlebih dahulu.

"Lagi ngomongin apa nih?" Haikal merangkul pundak jena pacarnya setelah mendudukan pantatnya di sebelah gadis itu dan di ikuti raga yang duduk di sebelah haikal di bangku panjang itu, sementara di depan mereka gio juga mendudukan dirinya di samping safa bahkan gio tak ragu mengangkat tubuh safa dan mendudukan gadis itu di pangkuannya, membuat safa memekik kaget.

"Astaga.. ngomong dulu dong, bikin kaget aja" omel safa dan gio hanya menanggapinya dengan senyuman, pria itu bahkan dengan santai memakan mie ayam safa yang tersisa setengahnya.

"Laper apa?" Safa mencebikan bibirnya melihat gio yang melahap mie ayamnya.

"Gak sih, mau aja" gio dapat menghabiskan mie ayam safa dengan tiga kali suapan dan menyeruput es tehnya pula.

"Jadi tadi kalian lagi ngomongin apa sampe jena melotot gitu?" Haikal bertanya pada safa karena dia tak mendapat tanggapan dari jena pacarnya, jena malah masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Itu masalah kerjaan" jawab safa sebari sibuk berebut satu permen loli milkita nya dengan gio, sebentar safa mengemut permen itu lalu gio mengambilnya dan mengemut permen yang sama dan safa kembali mengambilnya seperti itu seterusnya.

"Kerjaan apa lagi nih, gak bikini-bikinian lagi kan?" Tanya haikal panik dan untung saja kali ini jena sudah merespon, gadis itu menggelengkan kepalanya sebelum menjawab.

"Engga kok"

"Tapi cewek lo bisa aja poto bugil kali ini" dan tawa safa terdengar setelah mengatakan itu sementara haikal dan jena sukses melotot tak percaya.

"Kamu poto gitu?" Gio membuang permennya setelah merasa cukup dengan asupan gula itu.

"Kok di buang?" Safa melihat permen yang tergeletak di tong sampah kecil dekat meja mereka dengan sayang.

"Jawab dulu, kamu poto gitu?" Gio menangkup dagu safa dengan sebelah tangannya agar melihat dirinya.

"Engga gio" safa mengelus rahang gio dengan sensual membuat darah gio berdesir, safa selalu tau cara membuatnya tunduk.

"Kamu bakal poto gitu yang?" Haikal menatap tajam jena dan lagi-lagi jena melotot kaget dengan pertanyaan haikal.

"Engga ya, sembarangan" jena memukul keras paha haikal hingga membuat pria itu mengaduh sakit.

"Kita abis ini freeclass, ngemall yuk" ajak safa pada jena.

"Hayu, gue pengen nonton film horor yang baru tayang dua hari lalu itu loh, kan enak kalo rame-rame" arya yang baru saja datang tiba-tiba menimpali, sementara tama memberikan gelas es jeruknya pada masing-masing orang di sana kecuali safa dan jena tentunya.

"Apasih, girls time please" safa menyeruput es jeruk milik gio yang memang di sodorkan pria itu padanya.

"Girls time apaan" sarkas haikal

"Terakhir girls time-girls time gitu gue liat di hp jena ada chat dari cowo baru gak tau siapa" adu haikal, kini jelas pria itu bicara kepada gio.

"Ihhh engga ya" jena menyikut perut haikal.

"Tuh liat kan dia gini, itu artinya bener"haikal menunjuk perut yang di sikut jena.

"Ih baperan" cibir safa tanpa menyadari jika gio kini tengah menunjukan smirknya sambil menatap dirinya. Gio tahu betul jena yang tak pernah bermain-main karena gadis itu sangat menyukai haikal begitupun sebaliknya, tapi setelah bersama safa, haikal jadi banyak mengeluh jika pacarnya chat dengan cowok lain yang tak di kenalnya dan jena bilang safa yang mengenalkannya.

"Kita ngemall bareng atau ke apart aku aja" gio membisikan itu di telinga safa membuat gadis itu manyun tak suka.

"Yaudah ngmall bareng aja, aku mau beli baju" safa benar-benar menyandarkan dirinya sepenuhnya pada gio dan pria itu tak keberatan sama sekali dengan tingkah safa, gio membiarkan safa memainkan handphonenya sementara dirinya mengobrol dengan teman-temannya sesekali gio juga melirik apa yang dilakukan safa di handphonenya.

Hampir semua siswa-siswi melihat safa yang dengan nyaman duduk di pangkuan gio, ada yang berbisik tak suka,iri juga merasa gemas.

Memang pemandangan itu sudah bukan lagi yang pertama mereka lihat, jika sebelumnya hanya ada jena dan haikal yang selalu terang-terangan pacaran dan melakukan keuwuwan itu tapi semenjak ada safa posisi sejoli itu tergeser karena gio dan safa lebih berani.

Tak jarang beberapa murid disana memergoki gio dan safa berciuman atau hanya mengecup singkat dan luar biasanya kedua orang itu tampak biasa-biasa saja seolah itu hal wajar malah yang malu adalah orang yang melihat itu.

Pergaulan sargio yang bebas dan berantakan di satukan dengan safa yang juga bebas meski teratur tetap saja membuat pasangan yang satu ini menjadi semakin tak terkendali, gaya pacaran yang menurut orang indonesia tak baik itu malah di jalani keduanya seolah tak ada yang salah.

Bahkan sekarangpun gio dan safa tengah saling melumat mesra tanpa memperdulikan sekeliling, dan orang-orang di meja itupun nampak biasa saja, tak ada yang ribut meledek atau semacamnya seolah ya itu normal kok. Setidaknya untuk mereka saja.

Thanks
____________
__________________
_________________________

💬⭐️🥰🙏

Mr.posessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang