HappyReading
______________________
.
.
.Sargio terus memperhatikan pacarnya yang masih terus berpose di depan kamera, seperti apa yang safa katakan dua hari yang lalu kini safa dan jena tengah melakukan pemotretan tapi bukan di pantai, karena cuaca yang tiba-tiba hujan membuat lokasi pemotretan di pindahkan ke kolam renang sebuah villa yang mereka tempati karena temanya masih tetap sama.
Jena sudah selesai dengan bagiannya dan kini gadis itu telah masuk kedalam pelukan haikal pacarnya yang untuk pertama kalinya ikut ke acara pemotretannya.
Gio tak bisa bilang jika dia tidak kesal dan cemburu dengan safa yang memamerkan lekuk tubuhnya begitu, apalagi potografernya seorang pria yang juga masih muda. Jika saja menuruti akalnya gio pasti sudah menyeret safa dan mengurung gadis itu hanya untuk dirinya sendiri.
Dengan masih berdiri tegap di pinggiran kolam bersama kru lainnya, tangan gio yang menyilang di dada membuat dia terlihat sangat menawan, jika saja tak melihat ekspresinya yang seakan ingin membunuh siapa saja pasti banyak yang mengerubuni pria tampan itu.
Rahang gio mengeras ketika si penata rias yang melambai itu menepuk pantat safa dan sialnya gadis itu malah tertawa menerima seolah itu bukan hal besar dan sudah biasa terjadi.
Dengan terburu-buru gio segera mendekati safa yang kini tengah memakai bathrobenya setelah di katakan pemotretannya telah selesai.
"Dingin?" Gio menarik pinggang safa untuk mengikis jarak di antara mereka.
"Dingin banget" safa mengalungkan lengannya pada leher gio menyatukan kening mereka dan saling menatap dalam.
"Makan dulu yuk, aku laper banget" ajak safa ketika merasa terancam oleh tatapan gio yang entah mengapa membuat alarm bahaya di kepalanya berbunyi keras.
"Kamu bakal poto kaya gini lagi?" Gio memgabaikan ajakan safa, pria itu masih berdiri tegak tak tergoyahkan sambil memeluk pinggang safa dan menatap mata gadis itu dengan tegas.
"Aku engga ngambil poto dengan tema bikini lagi kok" safa sedikit berpikir sebelum melanjutkan kata-katanya.
"Tapi mungkin masih ngambil buat poto pakaian sexy" safa mengusap rahang gio, safa sungguh terlihat ahli memperlakukan laki-laki padahal dia tak begitu berpengalaman.
"Aku gak suka!" Tegas gio sukses menghilangkan senyum di bibir safa.
Gio semakin merapatkan tubuh safa padanya ketika gadis itu hendak mencoba melepaskan diri. Gio tahu safa tak suka dengan pengakuan dirinya barusan tapi gio pun tak terlalu mau ambil pusing karena dia benar-benar tak suka pekerjaan safa ini."Lepas deh" safa mendorong dada gio yang malah membuat pria itu semakin tajam menatapnya.
"Aku mau mandi gi" safa mencoba mencari alasan logis yang bisa melepaskan dirinya dari gio.
"I'm turn on babe" bisik gio parau, pria itu menenggelamkan wajahnya di leher jenjang safa,dengan sengaja menghembuskna napas beratnya di sana dan mungkin safa akan kehilangan akalnya dengan menyambut gairah gio jika saja jena tak mendekati mereka.
"Safa mami lo nelpon" jena mendekati sepasang manusia yang tengah berpelukan di pinggir kolam itu, atau lebih tepatnya safa yang di peluk. Jena menyodorkan handphone safa yang langsung di ambil gadis itu.
Safa menepuk pelan lengan gio yang melingkar di pinggangnya dan gio melepaskan safa namun tak berselang lama, karena ketika safa sedikit menjauh untuk mengangkat panggilan dari arin lengan gio melingkar di perut ratanya dan wajah pria itu kembali bersarang di lekukan leher safa.
"Iya mih.."
"Gimana potonya?"
"Yah.. lancar kok"
"Pacar kamu gak marah-marah"
arin terkekeh mengingat pertemuannya dengan pacar safa kemarin, di pertemuan pertamanya itu di akhiri dengan gio yang marah-marah karena membahas potoshoot safa hari ini.
"Ngambek sih kayaknya" gio mendongak menatap safa dan begitupun gadis itu yang kini menatap gio dan tentunya masih dalam pelukan cowok itu.
"Lucu deh pacar kamu" arin tertawa kecil di sebrang sana.
"Masa dia bilang turn on coba" dan di sebrang sana arin sukses tertawa terbahak-bahak sebelum menjawab perkataan putri sematawayangnya.
"Ya artinya dia normal dong" arin masih terkekeh dan dia bisa mendengar keributan kecil antara safa dan gio sebelum suara pria itu benar-benar terdengar jelas oleh arin.
"Aku gak kuat kalo di liatin gini mih" adu gio yang di tanggapi tawa keras arin.
"Aduhhh lucu deh."arin terdiam sejenak.
"Sini bawa orangtua kamu ke mamih dulu buat DP" kekeh arin, gan gio menyeringai sambil menatap safa yang juga menatapnya.
"Gio mau langsung di nikahin aja mih"
Safa melotot mendengar kalimat yang di ucapkan kekasihnya itu, gio masih terus berceloteh ria bersama ibunya sendiri hingga dua menit kemudian panggilan di akhiri.Pria tampan itu memasukan handphone safa ke saku celananya dan kembali memfokuskan diri pada safa.
Tak menghiraukan bisingnya keramaian di tempat itu dan banyaknya pasang mata yang melihat keakraban yang penuh hasrat itu dengan telaten gio menuntun safa untuk membalas ciumannya hingga udara yang di hirup semakin menipis."Mandi dulu gih" kata gio ketika melepas ciumannya di bibir safa.
"Apa mau aku mandiin" jelas kerlingan nakal gio tertangkap netra hitam safa membuat si empunya menjerit kesal karena terus di goda.
****
Disisi lain aldo terus memandangi poto mantan kekasihnya, safa memang wanita pertama yang membuat aldo jatuh cinta dan semua pasti mengakui jika safa terlalu cantik untuk di lewatkan.
"Brengsek" jerit aldo marah,sungguh tak habis pikir kenapa bisa safa malah memilih sargio sebagai pengganti dirinya, kenapa bisa safa terlihat baik-baik saja tanpa dirinya, kenapa bisa safa tak menahan dirinya.
Banyak pertanyaan bersarang di benak aldo namun yang paling mengganggunya ya tentu saja kebersamaan safa wanita yang di cintainya kini bersama sargio pria yang teramat sangat di bencinya. Saingan terberat aldo dalam berbagai hal.
Di mata aldo sargio yang tak melakukan apapun tapi mampu mendapat segalanya itu benar-benar gangguan yang menyiksa.
Ketika dirinya berkerja keras untuk segala hal, sargio hanya perlu bernapas dan semua berjalan sesuai dengan apa yang dia inginkan."Safa kamu harus jadi teropi kemenanganku" aldo mengusap poto safa di ponselnya.
"Kalo dengan bersama kamu bisa bikin sargio kalah bukankah aku harus melakukannya" seringaian licik aldo tentu saja terukir di bibirnya.
________
____________
_________________Thanks.
⭐️💬

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.posessive
RomancePada awalnya Sargio merupakan pelarian bagi safa namun akhirnya dia menjadi satu-satunya. Safa menjalani toxic relationship bersama gio. Safa sadar akan hal itu dan tetap bertahan karena meski hubungan mereka tidak sehat, gio menjadikan safa satu-sa...