8

21 3 1
                                    

HappyReading
______________________
.
.
.
.

Gio menggandeng safa memasuki koridor sekolah yang sudah ramai, penampilan gio yang terdapat beberapa lembab di wajahnya sangat menarik perhatian.

Sesekali safa membalas sapaan murid-murid lain, dan setiap safa membalas sapaan murid cowok lainnya maka gio akan memandang tajam orang itu hingga menciut.

"Udah deh, galak baget" safa bergelayut manja pada lengan gio dan pria itu langsung merangkul pinggang safa.

"Gak usah tebar pesona terus" gio mengecup singkat sudut bibir safa dengan di saksikan puluhan mata.

Seperti biasa gio mengantarkan safa ke kelasnya terlebih dahulu sebelum dirinya masuk kelasnya sendiri. Sebelum pergi gio memastikan jika aldo tak masuk sekolah hari ini dan setelah tak menemukan sosok aldo barulah gio pergi.

"Astaga lo kenapa?" Raga orang pertama yang sadar akan kedatangan gio terlihat sangat kaget dengan penampilan pria itu.

"Lo makin ganteng nih kalo begini" tama terbahak mentertawakan gio yang memiliki beberapa luka kecil di wajahnya itu hingga mendapat lemparan tas gio dan tentu saja pelakunya gio sendiri.

"Si safa mainnya kasar yo?" Arya nyengir dan di tanggapi smirk khas sargio.

"Eh gue denger-denger si aldo masuk rumah sakit di gebukin preman katanya" haikal memutar tubuhnya ke belakang karena dia duduk tepat di depan gio.

"Main dimana dia bisa kena bogem preman" raga yang duduk di samping gio menimpali.

"Dia dateng ke rumah safa pas gue disana"jawab gio kemudian dia mengulum senyumnya mengingat safa yang meloncat ke punggungnya untuk menghentikan dirinya yang hampir saja membunuh aldo.

"Si anjing! Premannya sargio ternyata" kaget arya lalu bertepuk tangan dan tertawa riang.

"Gak heran lo begini" sambungnya kembali sambilenunjuk wajah gio yang terdapat beberapa luka kecil.

"Tapi dia gak parah kayanya, tumben lo gak bikin anak orang sekarat" raga menatap lekat gio

"Pasti karena safa sih" haikal mengangguk-anggukan kepalanya, ya karena dirinyapun tak mungkin menghajar orang secara berlebihan jika ada jena karena perempuan itu pasti ikut campur dan dia tak ingin jena kenapa-napa.

"That right" gio menjentikan jarinya lalu menunjuk haikal.

"Safa tiba-tiba loncat ke gue, bisa berabe kalo gak sengaja kena bogem" gio bahkan tak sanggup membayangkan itu.

"Gak mau lagi pasti dia ketemu lo yo" ucap haikal yang di angguki pasti oleh gio.

*****


"Ini emang pasti gara-gara lo" kirana terus menyudutkan safa, namun gadis itu tampak tak memperdulikannya.

"Dia jadi gitu setelah bilang mau ke rumah lo" kini dengan kasar kirana mendorong safa hingga tubuh gadis itu membentur dinding dan membuatnya meringis, jena yang melihat temannya di perlakukan seperti itupun tentu saja marah.

Dengan kasar jena menarik rambut kirana dari belakang membuat gadis itu menjerit sakit, beberapa gadis yang terjebak di dalam toilet bersama merekapun mulai heboh dan menjerit.

"Gila lo ya!" Jena menghempaskan kirana dan buru-buru menghampiri safa, melihat celah yang ada dua gadis lain yang terjebak memilih lari keluar dari toilet untuk meminta bantuan memisahkan gadis-gadis yang beringas di dalam sana dan sisa lainnya tentu saja tetap diam setidaknya mereka bisa menjadi saksi kalo-kalo terjadi hal buruk.

Byuuur

Kirana menuangkan setengah ember air yang ada di salah satu bilik toilet terdekat kepada jena dan safa, pekikan tak percaya terdengar tak hanya dari dua gadis itu saja karena gadis lain disana pun memekik tak percaya dengan apa yang baru saja mereka lihat.

Safa menatap nyalang kirana, dengan penuh tenaga gadis itu melayangkan tamparan keras pada pipi kirana hingga membuat buliran airmata kirana terjatuh saking sakitnya tamparan safa.

"Heh cewek murahan! Selama ini gue diemin cewek kayak lo bukan karena gue takut ya, gue cuman males aja ngurusin hal gak penting" safa mendorong kirana dengan keras.

"Lo kan sengaja banget nunjukin ke gue kalo lo selingkuhan si aldo pas gue masih pacaran sama dia" tanpa menghiraukan ringisan dan tangisan kecil kirana safa menjambak rambut gadis itu hingga menjerit.

"Denger baik-baik. Lo itu cuman simpanan dan selamanya posisi lo tetep jadi simpanan. Kalopun bukan gue lagi yang jadi pemenang, gantinya itu yang pasti bukan cewek murahan kayak lo"

"Yang murahan tuh elo" kirana menjambak balik rambut safa yang basah, kini kedua gadis itu saling menjambak dan menghina satu sama lain.

"Yang jelas-jelas jual tubuh kan elo. Lo pikir cuman karena lo model terus semua bakal ngerti kalo lo jual diri"

"Heh babi! Gue jual body juga bisa beli harga diri lo, cewek gratisan kayak lo gak usah sok suci" jena segera mencoba melerai perkelahian penuh caci-maki itu, gadis itu membentak anak-anak lain yang masih di dalam toilet untuk membantunya, dia menarik safa di bantu dengan satu anak lain dan kedua gadis lainnya menarik kirana.

"Bangsat lo itu udah punya sargio jadi jangan ganggu aldo lagi" jerit kirana, dia meronta meminta di lepaskan.

"Gue gak butuh ya cowok sampah kayak si aldo" safa pun meronta minta di lepaskan hingga jena dan satu gadis lainnya tak bisa menahan safa, jika saja tak ada lengan kekar yang menariknya safa pasti sudah menerjang kirana.

Safa masih meronta dan terus mengumpat dalam rengkuhan kokoh lengan gio yang entah datang darimana, dengan sedikit kesulitan karena rontaan safa, gio mengangkat tubuh kecil itu dan menggendongnya seperti menggendong karung beras.

Dengan tatapan tajamnya gio seolah meminta teman-temannya mengurusi kekacauan itu, sementara dirinya dengan langkah lebar berjalan membawa safa ke UKS.

Haikal yang melihat pacarnya basah kuyup seperti safa langsung mendekat dan memeluknya.

"Jena bra kamu keliatan" bisik haikal dengan jahilnya membuat jena yang awalnya bersyukur akan adanya haikal menjadi mengumpat membuat haikal tertawa kencang.

Thanks.
____________
___________________
___________________________


💬⭐️🥰🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr.posessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang