Epilog Part III (Ending)

1.6K 149 34
                                    


Setelah makan, mereka berbincang sambil minum arak.

"Tuan Fang, sebaiknya Anda berhenti menuang arak untuk ayahku. Dia tidak boleh minum arak lebih dari satu botol sehari," kata Lanhua.

Semua pria menatap gadis itu dengan heran, kemudian menatap si biang masalah, Xiaoyi.

Fang Xiaobao tersenyum tipis, lalu menuruti perkataan Lanhua. "Kenapa kau memanggilku dengan sebutan itu? Memangnya aku bukan ayah mertuamu lagi?"

"Tuan Muda Fang keberatan kalau aku memanggil Anda seperti itu. Jadi ada baiknya aku berhenti sebelum nama baik Anda juga ikut tercoreng," balas Lanhua membuang wajahnya ke arah lain.

Li Lianhua tak sanggup menahan tawa dan menekan hidung putrinya dengan gemas.

"Xiao Lanhua, kau bisa terus memanggilku sebagai ayah mertua. Karena kalau bukan Xiaoyi yang menjadi suamimu, aku bisa menikahkanmu dengan muridku atau para menteri muda di istana. Kau bisa memberitahuku tipe pria seperti apa yang kau suka. Bagaimana?" kata Xiaobao sambil menepuk-nepuk kepala Lanhua.

Tangan Xiaoyi mengepal di bawah meja.

"Benarkah?" tanya Lanhua dengan ekspresi ingin tahu.

"Tentu saja," balas Xiaobao.

"Aku suka pria yang bisa bela diri, bisa memasak dan akan lebih baik lagi kalau dia mengerti obat-obatan agar dia bisa bermain racun bersamaku. Apakah ada yg seperti itu paman?" tanya Lanhua sambil memegangi lengan Xiaobao.

"Bahkan tipemu tidak jauh-jauh dari kedua ayahmu ya?" balas Xiaobao menepuk-nepuk lengan Lanhua.

"Tentu saja, kalau tidak ada yang bisa menyayangi dan mencintai aku seperti ayah-ayahku, untuk apa aku menikah. Hidup dengan mereka adalah hal yang paling menyenangkan bagiku," kata Lanhua sambil berjalan ke belakang Di Feisheng. Dia pun memeluk leher sang ayah dari belakang, lalu menempelkan pipinya ke pipi Di Feisheng.

"Sudah sebesar ini masih saja menempel pada ayahmu," kata Di Feisheng dengan suara beratnya. Namun dia tersenyum, menepuk-nepuk kepala putrinya dengan penuh cinta.

Fang Xiaobao bertukar pandang dengan Li Lianhua dan terkekeh. Siapa sangka pria segarang Di Feisheng bisa bersikap selembut itu pada seseorang. Mereka kira sikap Di Feisheng pada Xiaoyi adalah sesuatu yang jarang mereka lihat, tapi kasih sayang pria itu pada putrinya ternyata lebih besar lagi.

"Ayah Li jangan cemburu, aku juga menyayangimu," kata Lanhua memeluk pinggang Li Lianhua dari samping. Pria itu merentangkan salah satu tangan untuk mendekap Lanhua ke dalam pelukannya. Dia juga memberi kecupan kecil di pucuk kepala Lanhua dengan penuh senyum.

"Ayah, aku juga mencintaimu," kata Xiaoyi memeluk Xiaobao erat-erat hingga ayahnya terbatuk.

"Awas!" teriak Lanhua melontarkan pedang cambuknya dengan gerakan memutar ke arah jendela. Terdengar dentingan jarum beradu dengan logam lentur milik gadis itu.

Li Lianhua segera memakai penutup wajah sutranya, sementara Di Feisheng dan Fang Xiaobao mengeluarkan pedangnya. Xiaoyi dengan cepat menangkis bola peledak keluar jendela.

"Buk!"

Suara tendangan Lanhua mengenai salah satu pria berpakaian hitam yang mencoba untuk menyerangnya.

"Ayah!" panggilnya dengan panik begitu ruangan dipenuhi dengan asap.

"Kami baik-baik saja. Jaga dirimu!" teriak Li Lianhua.

"Aku akan menjaganya," sahut Xiaoyi, menahan punggung lanhua yang akan jatuh ke belakang.

"Bantu aku," pinta Lanhua. Dia melontarkan ujung pedang cambuknya yang lain pada Xiaoyi, lalu mereka menyisir ruangan menggunakan rentangan pedangnya. Mereka mendengar beberapa teriakan kesakitan saat logam itu mengenai kulitnya.

Li LianhuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang