1

32 2 0
                                    

Bahagia ? Itulah yang di rasakan oleh Gabriela. Sebentar lagi dia akan bertunangan dengan laki-laki yang sangat di sayangi dan dicintainya. Mereka memang menjalin hubungan belum terlalu lama tapi di umur sekarang mereka sama-sama siap untuk ke jenjang serius. Sekarang dia berada di kota kelahiran pacarnya.
Dia tinggal di rumah orang tua cowoknya yang bernama Elvin. Karena orang tua Elvin tidak setuju jika Gabriela yang biasa disapa Gea tinggal di hotel sedangkan mereka juga sebentar lagi bertunangan. Semua terasa menyenangkan bagi Gea selama beberapa hari dia berada disini.

Namun, kebahagiaan itu semua berubah menjadi kesedihan sejak malam dimana dia harus terbangun di pagi buta karena keributan yang tercipta di depan rumah Elvin.

Dengan setengah sadar dia lalu mengambil jaket dan ikut keluar karena keributan itu sangatlah mengganggu. Apalagi dia mendengar nama orang tua Elvin di sebut-sebut.

"Astaga ada apa ini?" dia menutup mulutnya tidak percaya yang di lihatnya dan berjalan mundur. Bagaimana tidak di ruang tamu ada beberapa orang yang berkumpul. Dan di situ dia melihat pacarnya tidak menggunakan pakaian lengkap. Hanya menggunakan celana pendek(boxer) di pegangi oleh dua orang yang berbaju hitam yang dia tahu seorang bodyguard. dan parahnya dia bersama dengan seorang perempuan yang hanya menunduk sambil menangis di pelukan seorang perempuan yang di lihat gea lebih tua. Sepertinya dia orang tua dari perempuan itu. Semua orang pun tahu apa yang terjadi setelah melihat itu.

Elvin berusaha mendekat ke arah Gea namun di tahan oleh kedua bodyguard yang memegangi tangannya. Gea merasa pusing dan mual melihat itu. Itu sangat menjijikkan. Mereka bahkan masih sangat berantakan. Bahkan ibunya hanya terduduk lemas melihat kelakuan anak semata wayangnya melakukan hal itu.

" Sayang aku bisa jelasin" katanya sedikit berupaya mendekat ke arah Gea namun Gea menjauh.

"Aku di jebak. Aku mabuk dan malah berakhir dengan dia "

Gea terdiam. Jujur dia bingung harus apa. Di satu sisi dia kasihan melihat Elvin karena dari caranya dia memang terlihat sedikit mabuk namun dia juga tidak bisa memaafkan kesalahan Elvin.

Elvin mulai menggigil karena cuaca memang sedikit dingin karna tadinya turun hujan. Namun dia tidak di perbolehkan menggunakan pakaiannya tadi. Dia langsung di bawah oleh kedua bodyguard si cewek setelah di temukan di hotel dimana mereka mengadakan pesta.

Gea yang kasihan lalu memakaikan Elvin jaket yang di kenakannya. Namun dia sempat melirik si cewek itu dengan tatapan kecewa. Dia tidak mengenal si cewek ini karena bagaimanapun dia orang baru di tempat ini.

"Saya mau mereka di nikahkan. Kami tidak ingin ini menjadi aib di keluarga besar kami." kata perempuan tadi dengan nada kecewa.

Elvin yang mendengar itu mulai panik. Tidak mungkin dia menikah dengan perempuan lain selain gea. Gea yang mendengarnya hanya mendesah kecewa.

"Tidak. Saya tidak akan menikahinya. Tapi jika dia Hamil saya akan menanggung anak yang di lahirkannya. Tunangan...." Ucapannya terpotong karena tiba-tiba ada seorang cowok yang memukulnya secara brutal.

" Berani berbuat berani bertanggung jawab " kata cowok itu sambil menunjuk dan menatap tajam pada Elvin.

"Elvin lebih baik kamu bertanggung jawab nak. Daripada keluarga kita di pandang buruk. Dan juga kita tidak mungkin membuat masalah dengan pak sentosa." Mamanya berusaha menenangkan anaknya. Dia harus mengambil keputusan sebelum semua menjadi lebih kacau. Mengenai Gea mereka akan urus nantinya

" Ma... Tunangan aku disini dan cuman dia yang akan aku nikahi . Tidak mungkin aku menikahi Dian. Aku tahu ini pasti akal-akalan Dian untuk menikah dengan aku" tuduh Elvin. Bukan rahasia lagi jika memang Dian sangat menyukai Elvin. Namun Elvin tidak menyukai Dian karena dia cewek yang manja.

GABRIELA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang