...
"PAUUULLL!"
Stella mengepal tangannya erat-erat, wajahnya memerah karena marah"Balikin kalung aku!" Teriaknya
Paul menjawab dengan ekspresi tengil "Gamau wleee"
Stella melotot ke arah Paul, membuat ia semakin kesal "Cepat balikinnnn, itu kalung kesayangan aku!"
Paul menghela nafas, mencoba tetap tenang di tengah kemarahan Stella
"Bilang dulu, Paul Diandra cowo terganteng di sekolah ini.. baru aku kasih~"Stella kaget dengan ucapan Paul, dan menginjak kaki Paul dengan keras "Pedee banget sih lo, ogahh!"
Paul tertawa lebar didepan Stella, "Awww sakit bangett haha"
Tidak lama Stella terdiam, lalu mata ia berkaca-kaca
Paul tidak tega melihat Stella, ia memberikan kalung tersebut lalu mengusap kepala Stella dengan lembut
"Yauda iya.. nih kalungnya"
"Jangan nangis ya?""Soalnya.. Lo nyebelin.."
Stella mengeluarkan air mata "kalo kalungnya sampe putus gimana!?"Paul terkejut Stella menangis didepannya, Paul merasa bersalah dan segera meminta maaf
"Ehh jangan nangis dong.."
"Kalungnya gabakalan putus kok, maap ya Stella?"Tiba tiba Paul memeluk Stella dengan erat sambil mengusap kepalanya "Cup cup.. cewe cantik gabole nangis yaa"
Stella memeluk balik dengan erat "Kamu minta maap meluluu"
"Besok-besok pasti di ulang lagi!"
"Aku udah muak."Paul menatap Stella, Air mata mengalir di pipinya. Paul segera mengusap air mata tersebut "Cengeng.. udah jangan nangis lagi ya?" "Paul gabakalan ulangin lagi kok"
"Janji ya?" Ujar Stella memasang wajah memohon
"Iya..."
"Aku janji.. lla"
Paul melepas pelukannya dan perlahan duduk di kursiPaul menatap Bajunya yang basah akibat air mata Stella yang mengalir deras.. "buset dah, basah bet.. baju gw kayak habis kehujanan nih" Paul menatap Stella sambil senyum
Stella tertawa kecil setelah mendengar perkataan Paul
"Apasih gaje bangett" Stella tertawa terbahak-bahakPaul memandang wajah cantik Stella dengan tatapannya. "Jangan suka nangis ya, aku gasuka ngeliat kamu sedih.. lla.." Paul membatin
*Triingg
(Bunyi bel masuk)"Paulll?" Sahut Stella sambil menarik tangan Paul
"Eh iya? kenapa lla?" Paul kaget dan bangkit dari tempat duduk
"Udah bunyi bel tuhh, ayo cepett keburu masuk! Entar kita berdua dihukum lohh" Stella memasang wajah khawatir di hadapan Paul
"Ah iya.."
"Ayo? Kita ke kelas" Jawab Paul menunjuk ke arah lorong sekolah"Kamu duluan aja.." Stella diam dan tidak bergerak
"Kenapa?"
"Kita barengan aja.. lla.."
"Kamu masih marah ya?"
Paul mendekat ke arah Stella dan memeluk wajahnya"Gaa! Aku cuman gamau.. temen kelas kita ngeliat berduaan masuk kelas.. ntar dikira kita pacaran kan" Stella menoleh ke arah Paul, matanya penuh kecemasan
Paul berusaha menenangkan Stella, sambil berbicara dengan pelan "Gausah dipikirin.. kita kan cuman sebatas sahabat lla.."
"Aku juga pengen bareng Ama kamu.."
"Ayo.. kita pergi"
Paul menarik tangan Stella, tetapi Stella masih terus kepikiran.Mereka berdua melewati lorong sekolah, dan menaiki anak tangga
Hentakan sepatu mereka berdua terdengar cukup besar.. dikarenakan mereka lari dengan cepat
"Ayo Stella!"
Paul menoleh kebelakang lalu tersenyum lebar ke arah Stella"Jangan peduli apa kata orang ya!
Aku bakalan selalu di sisi kamu.. apapun yang terjadi lla!"
Ucap Paul sekali lagi disaat mereka lari menuju ke kelasStella hanya bisa membalas senyuman itu tanpa berkata apapun..
Indah pemandangan yang ia lihat saat itu, membuatnya nyamanJujur, aku bahagia bertemu denganmu.. Paul..
Kau telah mewarnai hidupku yang Selama ini tidak berwarna..
Tawamu..
Senyuman mu..
Suaramu..Membuat diriku langsung jatuh
Cinta denganmu saat itu..Aku menyimpan rasa suka
dengan dirimu selama ini..Tetapi..
Aku tidak ingin menyampaikan perasaan ini padamu, karena.. aku takut.. jika kamu mengetahuinya..
Kamu akan menjauhiku..
Meninggalkan ku seorang diri..Dan membuatku kesepian, untuk kesekian kalinya.
Maka dari itu, izinkan aku untuk menahan perasaan ini.. Paul
"Karena, rumahku untuk saat ini..
Hanyalah dirimu""Paul Diandra."
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang melupakan
Fiksi Remaja"ɴʏᴀᴛᴀɴʏᴀ, ᴍᴇʟᴜᴘᴀᴋᴀɴᴍᴜ ᴛɪᴅᴀᴋ ꜱᴇᴍᴜᴅᴀʜ ᴍᴇɴɢᴇɴᴀʟᴍᴜ" - ꜱᴛᴇʟʟᴀ Ternyata, mengharapkan mu untuk mencintaiku.. itu sangat sakit yaa? Padahal reaksi mu terhadap diriku seakan-akan kau menyukai ku... itu semua cuman omong kosong belaka Jika kau menyukai ku...