Ayah nya Renjun
( Lee Jeno / Na Jaemin / Lee Renjun )
●●●
Perkenalkan namaku Na Jaemin, Aku seorang anak yang tak mempunyai ayah, aku tak pernah merasakan bagaimana nikmatnya memiliki ayah di umur ku yang masih 15 tahun ini.
Sedangkan mulai besok ibu ku akan pergi ke luar kota untuk bekerja, dan aku akan dititipkan ke rumah sahabat sekaligus tetangga ku, sebelum ibu ku mendapatkan rumah sewaan yang pas disana, dan akan menetap diluar kota.
Entah berapa lama aku akan tinggal di rumah sahabat ku ini, nama nya renjun.
Renjun memiliki keluarga yang lengkap dan aku ingin sekali mempunyai keluarga seperti renjun.
Ayahnya bernama jeno, ia seorang pekerja keras dan sangat menyayangi renjun, sedangkan ibu renjun bernama haechan.
"Hufttt,
Ren, udah tidur ?"
Aku berusaha memanggil renjun yang tidur disebelah ku, ternyata ia sudah tidur.
Aku sedari tadi sudah sangat ingin tidur, tapi entah kenapa mata ini rasanya sangat bersemangat.
Tiba-tiba, di saat-saat aku yang ingin tidur ini rasa buang air kecil ku langsung muncul tiba-tiba, dan rasanya sama sekali tidak bisa ku tahan.
Lalu akupun langsung beranjak dari kamar renjun dan berlari kecil untuk ke kamar mandi satu-satunya dirumah ini.
Aku menghabiskan beberapa waktu di kamar mandi, lalu tak lama, secara samar-samar aku mendengar rintihan tante haechan yang lama kelamaan semakin nyaring dari kamar di dekat sini.
Suara ibu nya renjun ini bersahutan dengan suara geraman rendah jeno, ayah renjun yang bertubuh atletis itu.
Saat aku langsung ingin bergegas pergi kembali ke kamar renjun, aku melintasi kamar orang tua renjun yang agak terbuka dan asal suara rintihan tante haechan yang sedari tadi aku dengar.
Aku melihat paman jeno yang tengah menggerakkan pinggulnya dibelakang tante haechan yang menungging dengan kepala yang ia tanamkan dibantal.
Dapat dengan jelas mata ku melihat tubuh telanjang paman jeno yang fokus memandangi kontolnya yang keluar masuk anal tante haechan itu dengan tubuh yang sudah bagai bermandikan keringat.
Aku yang berada di ambang pintu terdiam karena aku tak pernah melihat pemandangan seperti ini sebelum nya.
Sampai akhirnya, paman jeno melihat ku dengan tatapan nya yang tak bisa ku artikan.
Membuat tubuh ku merinding yang langsung ku langkahkan kaki ku untuk berlari pergi dari sana.
Di saat perjalanan aku berlari ke kamar renjun, aku dengan samar-samar mendengar geraman nyaring dari paman jeno yang mendesahkan bahwa ia akan segera keluar.
Aku tak mengerti apa maksudnya, tapi untuk situasi sekarang, aku pikir tidur adalah cara yang terbaik untuk bisa melupakan apa yang aku lihat malam ini.
Aku langsung masuk kedalam kamar dan menemukan renjun yang masih terlelap, lalu langsung merebahkan tubuhku diatas kasur dan menutupi badan ku dengan selimut.
Rasanya aku ingin tidur sekarang juga, aku sudah kelewatan batas malam ini.
Mata ku yang masih enggan untuk terlelap benar-benar tidak bisa diajak kerja sama, setelah menyaksikan kejadian orang tua renjun dikamar tadi, lalu paman jeno yang menangkap basah aku sedang menonton kegiatan mereka, ada sesuatu yang bereaksi dalam tubuh ku.
Dan baru saja ku sadari.
"Oh astaga, kau kenapa jaemin." Ucap ku dalam hati.
Lalu tak lama, indra pendengaran ku mendengar bahwa ada seseorang yang melangkah dan memutar knop pintu.