05

798 69 2
                                    

Don't forget to support

Sorry for typo

And Happy reading!!!!!

And Happy reading!!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“tata am am duyuu”

Ricky menghela nafas panjang, berkali-kali anak kecil itu mengatakan kalimat yang sama, dan berkali-kali pula Ricky sudah menjawabnya

“iya adeekk, sebentar yah kakak still nata buku” jawabnya

“Yujin sayang ayo, kita tunggu kakak di meja makan yuk, kasian tuh ayah sudah menunggu” ajak Zhang Hao, ia menggandeng tangan kecil Yujin yang sekarang sudah menjadi atlet berjalan, kemanapun dia bisa pergi, Yujin selalu berjalan kemanapun itu entah terbuat dari apa kaki anak itu

“no no! Tata mam duyuu” sanggahnya,

Aissshh rasanya Hao ingin mengaret i mulut anak nya yang sedang manyun-manyun itu

Zhang Hao dan Ricky saling berpandangan dan terkekeh bersama

“oke-oke, ayo adek kita mam bersamaa” riangnya, sambil ambil alih menggandeng Ricky

Kamar Ricky adalah favorit Yujin, entah tapi anak itu paling tidak betah di kamarnya sendiri, dia lebih banyak menghabiskan waktunya di kamar kakaknya itu

“kenapa lama sekali sayang?” tanya Hanbin yang sudah siap dengan setelannya

“biasa yah, Yujin ga bareng kakaknya ga jalan” jawabn Zhang Hao membuat Hanbin terkekeh

“Ricky sayang makan sayur yah” tawar Zhang Hao

Ricky sontak menutup kedua mulutnya “emmm”

Di samping sana, Yujin juga ikut menutup mulutnya

Ricky menoleh ke arah sang adek, benar-benar Ricky harus menjalankan tugas sebagai kakak yang baik

Sarapan pagi ini berjalan lancar Ricky dengan terpaksa tetap memakan sayurannya, dan Yujin yang ikut memakannya meski raut wajahnya terlihat keryit-keryit

“see you papa muach, dadah adek nanti kita main lagi yah, kakak harus go to school sekarang” pamit Ricky, tidak lupa mencium pipi sang papa dan masuk ke mobil ayahnya

“sayang aku berangkat dulu yah, Kamu jangan urus rumah dulu, istirahat aja gapapa main sama adek aja, aku sayang sama kamu, makasih yang sayang kamu udah bekerja keras untuk pagi ini, aku cintaaa banget sama kamu” ucap Hanbin kini, merangkul pinggang sang suami yang sedang menggendong anak kecilnya

Cup

Celupan beberapa detik ia jatuhkan pads bibir kecil suaminya itu

“semangat kerjanya suamiku” Zhang Hao tersenyum cerah, untung saja Yujin tidak rewel anak itu malah bertepuk-tepuk ria menghantar sang kakak dan ayahnya berangkat

. . .

“pake ketinggalan segala” decak Hanbin di kantor ketika sadar salah satu berkasnya masih ketinggalan di rumah

Hanbin mengambil telfon genggamnya mencoba menghubungi suami kecilnya, berkali-kali namun nihil, Hanbin melirik jam tangannya, sudah jam 11 siang, biasanya Zhang Hao tidak pernah sibuk jam segini, ia juga ga bakal keluar karena matahari lagi panas-panasnya

Panik seketika menerpa, sangat jarang sekali Zhang haonya itu tidak menjawab telfonnya

Hanbin meraih kunci mobilnya kasar

“bin habis in-”

“tunda” satu kata dari Hanbin mampu membuat Taerae sekertarisnya menciut, hawanya bro mematikan

Hanbin membuka pintu rumahnya, matanya mencari, terdengar ocehan sang anak yang semakin dekat

“loh Yujin sayang kok sendirian, papa dimana sayang?” Yujin yang berjalan sendiri ke arahnya sambil membawa mainnya

Dimana sang suami?

Sangat tidak mungkin Zhang Hao meninggalkan anak kecilnya sendiri

Panik Hanbin semakin menjadi

“Sung Hao, sayang, kamu dimana” panggilnya

“sayang?” lagi

“kakak pulang” suara dari pintu depan mengalihkan pandangan Hanbin

“tatatata am am nyaa” Yujin di gendongannya sudah mulai mengoceh

“kakak? Kenapa sudah pulang?”

“There's nothing to do at school anymore, i've finished all my assignments and i don't know for some reason i want to go home quickly” jawabannya

Hanbin menggeleng “aneh sekali” bisiknya

“Where is papa?” tanya Ricky

Astaga Hanbin sampai lupa

TBC

Cemara Ini Versi KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang