17 - SUSAH TIDUR

2.1K 82 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


tags :
Yoon top
Jim bot
sudah pernah diup di twitter

Happy reading
sorry for typo(s)























Malam sudah cukup larut. Bisa dikatakan hampir tengah malam. Jimin masih terjaga dan nampak kebingungan. Merasa terlalu resah, pria itu membanting ponselnya ke kasur lalu bergerak menarik jaket juga kunci mobilnya.

Jam menunjukkan pukul satu dini hari. Jimin masih mengendarai mobil mewahnya menyusiri jalanan Seoul yang agak senggang.

Pikirannya kalut. Berbagai rasa hinggap di hatinya. Jimin tak tau lagi harus mengungkapkan dengan apa? bagaimana caranya? apa harus?

Ingatannya kembali menerawang saat minggu lalu dirinya sendirian di ruang latihan. Keringat bercucuran menandakan betapa banyaknya tenaga yg ia gunakan saat itu. Hingga tubuhnya lemas dan memutuskan untuk merebah. Kala itu sahabatnya si jangkung Kim taehyung datang sambil menjatuhkan botol mineral di perutnya.

"sakit goblok." ujarnya kesal.

Pria tampan itu hanya terkekeh menampilkan senyum khasnya yang menawan.

"capek?"

"lo liat aja sendiri." jawab Jimin singkat sembari menenggak air minum pemberian sang sahabat.

"maksud gue, udah capek ngejar Yoongi hyungnya?"

Jimin terdiam merunduk mendengar kalimat Taehyung. Hatinya tiba-tiba berdebar. Rasanya sulit sekali menaklukan pria dingin itu.

"usaha lagi lah. Dia ga se dingin yang lo kira kok. aslinya baik." terang Taehyung memberi pajam.

"lo ga tau aja malunya gimana Tae, ditolak mentah-mentah. Dia ga harbain perasaan gue sama sekali Tae." Jimin memeluk lututnya, menyembunyikan mukanya yang memerah menahan sesak.

"gue paham. Tapi itu udah lama banget. dan dia cuma bilang kan? kalo dia gabisa ya karna dia itu..."

"cukup!! jangan dilanjutin."

"intinya dia ga bener-bener nolak lo." Taehyung menyentil kepala Jimin sembari berjalan pergi meninggalkannya sendirian. Meratapi nasib yang terlalu menyakitkan.

Kini jarum spedo pada mobilnya semakin naik. Jimin menyetir bak orang mabuk, padahal ia dalam kondisi baik-baik saja.

"sialan. kenapa sih, kenapa gue kesini."

umpatnya kesal saat mobilnya berhenti tepat didepan sebuah hunian yang cukup damai dan sunyi. Tentu saja, mengingat waktu yang cukup larut.

Jimin merunduk pada setir mobilnya. Berulang kali memukulkan dahinya hingga terdapat bekas kemerahan disana.

~ kreeekkkkkk ~ Tiba-tiba saja gerbang itu terbuka dan terlihat pemiliknya sedang mendorongnya. Seolah mempersilahkan mobil Jimin memasuki pekarangannya.

Jimin melotot tak percaya, namun tetap bergegas melajukan mobilnya. Berharap semua ini bukanlah ilusi saja.

Selepas menutup kembali gerbangnya, pria itu berjalan masuk terlebih dahulu. Diikuti Jimin dibelakangnya.

Yoongi berjalan ke arah dapur, menuangkan susu ke dalam gelas kemudian mengulurkan pada Jimin yang terbengong menatapnya.

"h hyung..."

"minum dulu." ujarnya dengan suaranya yang khas. Serak dan dalam.

Pria manis itu menerimanya, meneguknya hingga tandas. Jimin terdiam saat Yoongi mendekatinya lalu mengusap bekas susu pada ujung bibirnya. Setelahnya mengambil alih gelas kosong yang masih digenggamnya dengan gemetar.

"HYUNG!!"

Yoongi menengok dan sontak Jimin memeluknya. Sangat erat seakan dunia akan berhenti esok hari.

Pria berkulit pucat itupun membalas pelukannya. Mengusap lembut punggung sempit rekan satu timnya itu.

Keduanya larut dalam pelukan yang hangat. Hingga Yoongi bersuara.. "ngapain tengah malem kesini?" tanyanya.

"aku gabisa tidur hyung."

"ehm... mau nginep?"

Jimin meregangkan pelukannya kemudian mengangguk pelan.





Keduanya kini sudah berada di satu ranjang yang besar milik Yoongi. Jimin sedari tadi hanya diam sembari memilin selimut yang menutupi separuh tubuhnya dan Yoongi.

"mau ngomong apa?"

Seperti mengerti akan niat kedatangan Jimin, Yoongi mulai bertanya kembali. Walau kini netranya masih fokus pada buku yang dibaca.

"hyung.. i-itu.."

"katakan saja."

"maaf. Jimin gabisa berubah." ujarnya dengan sedikit kepayahan. Jimin berusaha sangat kuat untuk terlihat biasa saja. Walau kini batinnya terasa gemetar luar biasa.

"kenapa minta maaf, itu hak kamu."

"maaf hyung."

Yoongi meletakkan bukunya pada nakas, kemudian beringsut menatap sosok manis disampingnya.

"Jimin.... " Jemari kekarnya mengelus juga merapikan anakan rambut Jimin disekitar pelipisnya. "....aku yang harusnya minta maaf. Maaf karna terlambat menyadarinya."

"m maksud Hyung?"

Jimin membalas tatapan mata tajam itu. Keduanya saling tersenyum simpul selama beberapa saat, "Hyung sudah yakin, kalau selama ini perasaan itu bukan sekedar untuk adik dan kakaknya...." Menghela nafas sejenak, Yoongi kemudian mendekatkan bibirnya dan berbisik, ".....Aku juga sayang sama Jiminie sebagai laki-laki." lalu dikecupnya pipi bulat yang bersemu merah itu.

Jimin tersenyum sembari tak henti bersyukur dalam hatinya. Jimin tak menyangka, perasaanya akan terbalas.

Keduanya saling memeluk dan mengecup satu sama lain.







...

End.

YOONMIN ( Oneshoot )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang