"Mamaaa! Aya mau pulaaaang!"
Brukk!
Mama dan Umi langsung kelimpungan. Ternyata, diam-diam Mama dan Umi tengah memperhatikan mereka berdua yang tengah duduk di ruang tengah. Padahal Umi sudah yakin meninggalkan mereka berdua di ruang tengah akan membuat mereka semakin akrab, karena mereka bisa ngobrol dengan bebas. Taunya?
"UDAH GUE BILANG JANGAN BERISIK!" teriak Syam dari dalam kamarnya.
"SYAM!" teriak Umi sambil berlari masuk ke kamar Syam. Mama segera menghampiri Aya yang terus menunjukkan ekspresi sebalnya.
"Ma! Aku tuh gak cocok sama dia! Udah yuk, kita pulang!"
"Tapi Ay-"
"Mamaaa, ngertiin aku dong?! Aku masih 16 tahun Ma, baru masuk SMA! Aku gak mau terlibat dalam hal ginian...." Aya menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Pokoknya aku gak mau, Ma! Please, Mama boleh minta aku apa aja, asal jangan jodohin aku sama cowok nyebelin itu!"
"Kamu kan be--"
"Aku udah pernah kenal dia sebelumnya Ma. Dan aku...," belum selesai Aya berbicara, Syam keluar dari kamarnya bersama Uminya.
"Ayo cepet ngomong!" kata Umi sambil mencolek pinggang Syam.
Syam menghembuskan nafasnya berat, "Hufft... Maaf." Ia mengucapkannya dengan sangat pelan dan lemas.
"Syam, kucing sekalipun gak bakal bisa denger omongan kamu!" Umi melirik Syam dengan tajam. Syam menelan ludahnya, "Maaf."
Aya membulatkan matanya, tak percaya apa yang dikatakan oleh Syam, "Hah?"
"Iya. Maaf. Tadi gue udah ngebentak lo. Gue minta maaf udah kasar sama lo." Walau terdengar jelas Syam tidak tulus mengatakannya, Aya tersenyum, "Iya. Gak apa-apa."
"Nah, ya udah kalian baikan ya~ besok Tante mau ajak kamu sama Syam ke Trans Studio. Mau?"
Aya langsung tersenyum lebar, "Mau Tan!"
"Gak!" kata Syam.
Aya dan Syam menjawab serempak. Syam melirik Aya tajam, namun Aya tak peduli. Siapa yang bisa nolak kalau diajak ke Trans Studio? Iya, cuma dia doang! Apalagi kalo gra... eh, gratis gak ya? batin Aya.
"Err, tapi gratis kan, Tan?" tanya Aya yang membuat Syam semakin melirik Aya dengan tajam.
"Iya dooong, semuanya Tante traktir pokoknya. Besok kita have-fun!"
"Yes!" Aya tampak girang. Wajahnya yang mendung berubah menjadi cerah kembali. Sementara wajah Syam semakin masam.
"Aa gak diajak, Mi?" tanya Sugih yang tiba-tiba muncul.
"Kalo Aa mau ikut, ya ayo aja, tapi Aa bayar sendiri!"
"Yee Umi jahat ah...," ujar Sugih pura-pura sebal.
"Hehe, Umi bercanda. Iya lah, Aa harus ikut! Kan Aa calon kakak iparnya Aya jug-"
"Umi!"
"Syam! Inget!"
Syam menghela nafasnya lagi, "Hufft, iya!"
"Oh iya, tapi Jeng, aku mau ajak ponakan aku si Aldi gak apa-apa, kan?"
"Hah?! Aldi juga?!" Syam terbelalak kaget mendengar nama itu, namun Uminya tak memperdulikannya.
"Ya gak apa-apa lah, ini kan acara kamu jeng~ masa aku yang ngatur," kata Mama.
"Ya udah, sekarang kalian semua istirahat, biar besok tenaganya full, jadi kita have-fun!" kata Umi dengan riang gembira(?).
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Aya dan Syam (On Hold)
Teen FictionNamaku Siti Nurbaya. Iya, namaku emang kayak salahsatu karakter di Novel Melayu Klasik dimana si Tokoh Utama dijodohkan dengan Datuk Maringgih untuk melunasi hutang keluarga. Tapi serius deh, ceritaku gak kaya gitu. Emang sih aku juga dijodohin, tap...