Chapter 22 - Thinking of You

104 18 5
                                    

---- Pov Yoongi ----

Hyunji sama sekali tidak mengatakan apa pun padaku bahkan setelah aku bertanya dua kali. Tapi tatapan itu... Sorot mata yang sering muncul dalam kilasan memoriku... Apakah... dia suka padaku? Ah, tapi rasanya itu tidak mungkin. Dia pernah mengatakan padaku kalau ia tak punya perasaan romantis padaku. Lagipula, aku pun sudah mengatakan padanya kalau ia akan kupecat jika aku menemukan kalau dia jelas-jelas suka padaku. Aku yakin ia tak mau mengambil resiko itu mengingat dia masih berhutang padaku.

Aku akhirnya mengabaikan pemikiranku itu lalu tanpa pikir panjang, menariknya ke dalam pelukanku. Bukan, ini bukan karena matanya yang sendu seperti seolah mencari sedikit kasih sayang dariku. Bukan itu. Aku justru ingin tahu bagaimana perasaanku terhadap Hyunji, manajer yang selama ini selalu menghabiskan banyak waktunya denganku. Orang yang melakukan sandiwara cinta denganku dengan sungguh-sungguh. Malam ini, aku benar-benar tidak tahu lagi dengan perasaanku sendiri.

Kalau sepanjang acara ini pikiranku hanya tertuju pada Hyeri bahkan sampai kejadian di kolam renang tadi, malam ini, dan sampai detik ini, kepalaku benar-benar tidak bisa lepas dari Hyunji. Akibat kilasan memori tadi, aku memikirkannya sepanjang waktu sampai aku sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi pada diriku sendiri. Aku tidak bisa mengenali perasaanku sendiri malam ini. Karena itulah aku ingin memeluk Hyunji. Aku ingin tahu, apakah debaran yang sama seperti yang pernah aku rasakan saat memeluk Hyeri dulu, bisa kurasakan saat aku memeluk Hyunji.

Hyunji tidak menolak sama sekali di dalam pelukanku. Tapi ia juga tidak membalas pelukanku. Tubuhnya panas. Nafasnya pun sedikit berat. Kini ia ada dalam dekapan dadaku. Aku menepuk-nepuk pelan lengannya, seperti sedang merawat seorang anak kecil. Kaosku basah karena airmatanya, lalu lama-lama terdengar dengkuran kecil di situ. Aku melirik ke arah Hyunji dan menemukan ia telah tertidur dalam pelukanku.

"Hei aku tidak bisa tidur.", kataku pada Hyunji.

"Ada apa? Kau sedang memikirkan apa?", tanya Hyunji penuh perhatian.

"Kamu. Aku ingin tidur bersamamu.", jawabku sambil tertawa.

"YOONGI! Kau gila ya? Ini bukan liburan pribadi. Ini liburan dengan klub basket sekolah kita. Apa kata teman-teman yang lain kalau kau ketahuan tidur sekamar denganku? Kita bisa dihukum dikira sedang melakukan tindakan laknat.", katanya marah.

"Ya kalau begitu, jangan sampai ketahuan."

"YOONGI! Jangan mengada-ngada. Kau ini gila!", sahutnya lagi kesal.

"Kalau tidak, temani aku sampai aku tertidur. Setelahnya kau kembali ke kamarmu. Lagipula teman sekamarku pun sudah pergi tidur dengan pacarnya."

"Sungguh gila. Pergaulan macam apa ini? Masih SMA sudah begitu.", katanya mencak-mencak.

"Hei, mereka tidak melakukan hal seperti yang kau pikirkan Hyunji. Aku tahu sahabatku. Sudahlah, jangan mengurusi urusan orang lain. Kau di sini saja menemaniku.", kataku lalu menariknya ke sisi tempat tidur.

Aku lalu duduk menyandar pada bagian kepala tempat tidur itu, menarik Hyunji ke dalam pelukanku, yang tidak ditolaknya juga.

"Kau benar-benar seperti anak kecil. Masa tidur saja harus ditemani?", katanya padaku tapi akhirnya tetap melingkarkan tangannya di pinggangku sementara kepalanya merebah di dadaku.

Aku tak menjawabnya lagi. Berusaha memejamkan mataku sambil menepuk-nepuk pelan lengannya. Aku sayang padamu, Hyunji. Aku menggumam pelan. Aku mengeratkan pelukanku padanya dengan sayang. Tak berapa lama, terdengar suara dengkuran halus. Pelukan tangannya pada pinggangku telah melonggar. Matanya terpejam sempurna. Malah, Hyunji yang lebih dulu tertidur pulas. Dalam dekapanku.

Love Potion || MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang