-01

4.9K 200 6
                                    

Happy Reading

.
.
.













__

Gubrakk...

"Arghh ya sialann!".

Jeritan keras memenuhi Apartemen studio dari gadis yang baru saja terjatuh dari atas sofa. Karelian meringis tak kala mengangkat bokongnya yang sakit akibat mencium lantai.

"Gara gara tugas numpuk jadi gini nih ketiduran di sofa". Karel berhasil membawa tubuhnya duduk disofa meski tetap harus meringis perihal bokongnya yang nyeri.

Cahaya matahari dari luar masuk lewat celah gorden. Karel mencondongkan tubuhnya kedepan, membereskan beberapa tugas yang berserakan diatas meja.

Drtttt... Drtt....

Ponsel Karel bergetar diatas meja, gadis itu meraih dan membaca chat dari sahabatnya, jika kelas pagi dicancel karena sang Dosen berhalangan hadir. Karel sedikitnya bernafas lega karena ya, setidaknya ia bisa mengompres bokongnya yang mungkin saja merah.

Karel berjalan sembari memegangi bokongnya, langkahnya bergerak menuju lemari es dan mengambil botol minum lantas menenggaknya hingga tenggorokannya terasa nyaman.


Karel hanya berdiam diri dirumah sembari menunggu kelasnya nanti siang. Dan benar saja ketika ia mandi tadi ia melihat lewat pantulan cermin jika bokongnya yang putih terdapat kemerahan akibat terjatuh dari sofa tadi.

Harusnya sih tidak sampe merah jika bokongnya juga tidak mengenai remot tv yang menusuk sampai rasanya nyeri.

Didalam kamar mandi Karel mengompres bokongnya, dengan umpatan umpatan kecil.



..

Karel berjalan menyusuri trotoar kampus setelah turun dari Bis, dia ombrak-ambrik totebagnya mencari tiket yang kemarin Yoshua masukan. Niatnya akan dia kembalikan karena Karel tidak ada waktu untuk pergi menonton terlebih Karel juga tidak nyaman jika harus bepergian dengan orang yang tak begitu dikenalnya, kecuali urusan kelas.

"Karel". Seseorang berteriak membuat Karel menoleh dan mendapati sosok Yoshua yang tersenyum cerah menghampirinya dengan langkah super lebar.

Pria bermata sendu yang teramat menyukai daging sapi itu berdiri didepan Karel, senyum cerahnya semakin terlihat.

"Karel gimana kabarnya?". Basa basi Yoshua.

Tidak ingin dianggap sebagai manusia tak berbudi. Karel memaksakan senyumnya "Baik Yos, elu baik juga kan.. senyum lu cerah banget hehe". Karel menyerah mencari tiket nonton. Mungkin keluar dari totebagnya saat semalam dia menumpahkan isinya.

"Cerah soalnya gue besok mau nonton sama lo". Karel menipiskan bibirnya, agak tidak enak.

"Yoshua maaf tapi gue gak bisa. Lu tau sendiri tugas gue ditolak mulu sama si kumis, gue lagi mode ambis biar seenggaknya tugas gue diterima".

Bisa Karel lihat senyum cerah yang sejak tadi menghiasi wajah tampan Yoshua mulai sirna digantikan raut kecewanya. "Maafin, besok gue balikin ya tiketnya lu bisa ajak temen lu yang lain atau gebetan lu. Tiketnya ketinggalan ditempat gue".

"Gak usah Karel, buang aja. Gak seru, masa nonton sama temen ntar dikira gue gay. Lagian gebetan gue kan elo". Karel meringis mendengar ungkapan terakhir Yoshua. Memang bukan rahasia lagi kalau Yoshua begitu mengejar-ngejar Karelian. Dan itu juga salah satu alasannya tidak nyaman berpegian hanya berdua dengan Yoshua.

THIRSTY [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang