-08

2.4K 169 7
                                    

Happy Reading

.
.
.














__


"Mbak titip salam buat Bapak ya". Winka mengantarkan Arini ke bandara, ada Juna juga yang akan ikut pulang ke Solo.


"Mas jaga mbakku". Pria yang seumuran mbaknya itu mengangguk dengan senyum ramah. Juna menepuk bahu lebar Winka.


"Dek mbak titip Sully ya, besok mbak udah balek Jakarta, Mas Juna juga harus kerja to, belum bisa libur lama lama".


"Iya mbak. Mbak ngobrol aja dulu sama Bapak. Urusane Sully biar aku aja".


"Yowes mbak masuk dulu. Kamu hati-hati pulangnya".



..


Karel baru selesai mandi ketika mendengar bel berbunyi. Gadis itu berjalan untuk membuka pintu dengan tangan yang mengusak rambut basahnya menggunakan handuk.

Ceklekk.. dan munculah Winka dengan paper bag berlogo sebuah nama restaurant.


"Mas bawain makanan, hape kamu gak bisa dihubungi jadi mas langsung datang".


"Aduh iya maaf mas, hapenya aku cas tadi. Masuk dulu mas".


Winka segera menuju meja makan dengan dua kursi. Meletakan dan mengeluarkan bungkusan makanan ala Negeri Ginseng.


Winka menarik Karel duduk dikursi dan merebut handuk ditangan Karel lantas menggantikan Karel mengusap rambut basahnya. "Malem malem gini kok malah keramas sih, nanti sakit loh".


Karel menyentuh tangan Winka yang masih mengeringkan rambutnya. Gadis itu kecup tangan besar Winka. "Tadi rambutnya masuk kuah kare jadi bau". Terangnya.


Merasa air dalam rambut Karel sudah mulai tidak menetes, Winka menyampirkan handuk pada sandaran kursi dan ikut duduk disamping Karel.


"Cantik banget to abis mandi gini". Kata Winka tersenyum memandang pada Karel, membuat pipinya bersemu sebelum memukul dada Winka dengan ringan.


"Kamu bawa makanan kan, kita makan dulu ya". Lantas Karel mengalihkan salah tingkahnya dengan beranjak membuka makanan yang Winka bawa.


"Harusnya gak usah repot gini mas". Winka tersenyum tanpa membalas perkataan Karel.


"Gak repot buat calon istri hehe". Canda Winka menoel hidung bangir Karel.


"Enak aja calon istri, kamu aja gak pernah nembak aku". Winka menghentikan gerak tangannya.


Pria itu sejenak merenung memikirkan semua yang mereka lakukan dan benar perkataan Karel, bahwa keduanya tidak dalam satu hubungan. Hanya hubungan tanpa status, mungkin..


"Hehe aku becanda kamu gak usah sedih gitu". Karel segera menepuk pipi Winka dan kembali tersenyum manis, tapi berbeda dengan Winka yang masih merasa bimbang.

"Kamu risih ya sama mas, sama hubungan kayak gini? Mas minta maaf, mas terlalu senang bisa deket kamu sampe gak mikirin kamunya". Sorot Winka terlihat sendu. Dia meletakkan sumpitnya. Mungkin hendak meninggalkan Apartemen studio Karel.


"Mas gak bakal deketin kamu lagi kalo kamu risih. Makanannya dihabisin ya, saya pergi dulu, sekali lagi maaf". Suara terakhir Winka terdengar sedih. Karel mencibir sukses dibuat sebal akan pemikiran Winka, dan apa itu saya saya. Sok formal.


THIRSTY [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang