Prompt: "Aku merasa, sebelumnya kita sepertinya pernah bertemu, di suatu tempat yang jauh."Déjà Vu | #science-fiction, psychological, misteri
warning: Alur cerita maju mundur. Tahun 2033, ketika main character di masa kini dan tahun 2017, masa lalunya.
[1491 words]
[2033]
"Aku merasa, sebelumnya kita sepertinya pernah bertemu, di suatu tempat yang jauh," kataku pelan. Mendengar atau tidak, pria bertopi baret, berkemeja hitam tanpa dasi di sebelahku tersentak sejenak. Kereta bawah tanah ini penuh dan sesak. Suara gemuruhnya menambah tegang situasi. Kendati begitu, aku yakin dia mendengarku—atau paling tidak, ia sadar kalau aku sedang berbicara padanya.
Dia tidak menoleh, tetapi hanya tersenyum tipis. Tatapan matanya yang tajam seolah memotong udara. "Mungkin." Ia menjawab singkat, lalu melanjutkan membaca bukunya yang bersampul hitam dengan gambar lambang segitiga, seakan-akan tidak ada yang aneh.
Aku merasa tidak nyaman, dan selalu berpikiran aneh. Aku yakin betul kalau pria ini bukanlah kenalan lama yang terlupakan atau seseorang tanpa sengaja kutahu, melainkan sosok yang seharusnya ... tidak kukenal. Namun, bagaimana mungkin? Hanya ada satu jalan untuk mencari tahu.
[2017]
Arda berada di perjalanan liburan ke sebuah kota kecil yang terletak di perbatasan Serani, dalam tujuan menemui orang tuanya. Dia tak tiba di sana tepat waktu sebab senja mulai meredup dan hujan deras turun dengan ganas. Pemuda pengidap rabun itu terpaksa berhenti di wilayah Bintalis—sebuah daerah yang sepi dan dikelilingi pehutanan subur.
Karena tak memiliki tempat tinggal yang sudah dipesan, dia memutuskan untuk mencari penginapan untuk menghindari hujan yang menderas. Tak lama, Arda menemukan sebuah motel kecil 2 tingkat yang terletak di pinggi aspal. Tampak seperti bangunan klasik, dikelilingi pagar tembaga yang ditumbuhi sulur liar. Terdapat 3 mobil sedan dan 1 motor kecil di area parkirnya, dan lampu neon biru bertuliskan 'Motel Arjuna' yang menyala berkeredep di bagian atas motel.
Malam itu, Arda disambut hangat oleh pemiliknya, dan pemuda itu bernapas lega sebab ia tak perlu risau. Ia berbaring di tempat tidur dalam kamar yang nyaman. Ia akan melanjutkan perjalanan besok, pikirnya. Masih ada sekitar 5 KM jarak yang harus ia tempuh.
Suara gemeletuk hujan sangat berisik di kaca jendela, tambah lagi gemuruh yang sesekali diselimuti petir membuat Arda bergidik. Pukul 22.43, pemuda itu sudah menarik selimut sebatas dada, sampai kemudian ia mendengar bunyi aneh di luar kamar. Kadang suara itu sampai membuat getaran pada lantai yang kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambrosia
Short Story[Antologi Cerpen - Monthly Prompt BPC] 3333 tahun lalu, aku pernah bersandiwara pada Adam; tujuan hidupku hanya satu, yaitu mengelana pada waktu. Adam lantas mempercayakan kalau aku butuh Kotak Pandora untuk mengelana. Namun, Eva melarangnya. 12 per...