Rabu, 01 November 2023

28 5 19
                                    

Prompt: "Kamu menemukan sebuah surat misterius terkubur di halaman belakang rumahmu, tetapi isinya sama sekali tidak masuk akal. Tulislah isi surat itu."

Catching the Winds | #youngadult, romance, drama

#958 words

"Kepada Utari,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kepada Utari,

Jika kamu menemukan surat ini, sudah dipastikan aku telah mati.

Aku menulis surat ini dengan perasaan campur aduk, seolah-olah sedang menciptakan lukisan yang tak pernah ada sebelumnya. Aku merasa bahwa kata-kata ini adalah palet kuas yang berusaha menciptakan karya seni yang begitu esentrik dan menakjubkan. Entah bagaimana, aku merasa bahwa kita memiliki hubungan yang unik, seperti dua seniman yang menciptakan kanvas kehidupan kita sendiri.

Aku ingin mencoba mengekspresikan perasaan dalam warna-warna yang belum pernah terlihat oleh mata manusia. Mungkin itu adalah warna biru melankolis yang hanya bisa kita rasakan saat kita tenggelam dalam kelamnya malam. Atau warna merah yang menyala seolah-olah itu adalah denyut nadi kita yang bersemangat.

Aku ingin mengekspresikan rasa cinta kita dengan goresan-goresan yang tak terduga, seperti aliran seni abstrak yang tak selalu mudah dimengerti. Aku ingin melukis cinta kita seperti pelukis besar yang melukis langit dengan warna-warna yang tak terlukiskan oleh kata-kata. Kita adalah seniman dalam kehidupan satu sama lain, dan kanvas kita adalah momen-momen yang kita bagikan bersama.

Mungkin kita bisa pergi ke museum seni yang penuh dengan lukisan yang tidak kita mengerti, dan kita bisa berpura-pura tahu apa yang sedang kita lihat. Kita bisa berbicara tentang detail-detail dalam karya seni yang hanya bisa kita lihat dengan mata seni kita sendiri. Kita bisa menjadi pelukis dan kritikus dalam satu waktu, menciptakan makna dalam keindahan yang tidak selalu terlihat oleh mata manusia biasa.

Aku tahu ini mungkin terdengar agak aneh, tapi apa yang bisa aku katakan? Keanehan adalah bagian dari diriku, dan aku merasa bahwa dalam keanehan itulah kita menemukan hal yang tak terduga. Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu dan menjalani petualangan ini bersama.

Aku ingin memahami nuansa dalam seni, sebagaimana aku ingin memahami kedalaman hatimu. Aku ingin mengambil risiko dengan goresan kuas, sebagaimana aku ingin mengambil risiko dengan hatiku. Kita adalah dua seniman yang menciptakan karya seni yang indah dalam bentuk hubungan kita.

Tentu saja, aku mengerti bahwa mungkin semua ini terdengar sedikit gila. Namun, kadang-kadang, dalam kegilaan inilah kita menemukan kebahagiaan. Aku ingin berbagi palet warna kehidupanku denganmu, dan aku berharap kau akan menerimaku apa adanya. Aku sangat berterima kasih atas semua yang kau berikan dalam hidupku, termasuk kesempatan untuk berbicara tentang seni dan cinta kita yang begitu unik.

Terlepas dari itu semua, aku harap surat ini menemukanmu dengan baik, begitupula sebaliknya. Ini adalah kata-kata terakhirku untukmu. Aku tidak tahu apakah aku akan memiliki kesempatan untuk mengatakannya padamu secara langsung. Aku ingin mengucapkan terima kasih, terima kasih atas semua yang telah kau lakukan untukku.

Sebulan yang lalu, aku menjalani operasi yang sangat berisiko. Aku tahu kau sangat khawatir dan cemas. Hari-hari itu penuh dengan ketidakpastian, dan setiap langkah yang aku ambil terasa begitu berat. Namun, berkat doa-doa dan dukunganmu, aku melaluinya dengan sukses. Kendatipun operasinya sukses, hatiku tetap penuh dengan ketakutan.

Aku ingin kau tahu betapa berartinya keberadaanmu dalam hidupku. Terkadang, ketika malam tiba, aku terbaring di dipan rumah sakit ini, kesepian dan takut. Saat itu, aku merindukan tawamu, ceritamu, dan tawaran bantuanmu untuk menghilangkan kebosanananku; bercanda dengan kuas-kuas lukis atau tawa ria kala membuat sketsa wajah kita. Kau adalah cahaya dalam kegelapanku.

Aku berterima kasih atas setiap kunjunganmu di rumah sakit, setiap senyumanmu, dan setiap kata-kata semangat yang kau berikan. Terkadang, aku merasa lelah dan terpuruk, tapi kau selalu ada di sana untuk mengangkat semangatku. Kau adalah sosok yang tak pernah kuanggap remeh. Aku berharap aku bisa memberikan lebih banyak waktu untuk kita berdua, untuk menghabiskan lebih banyak waktu bersama.

Meskipun aku tahu hidup ini tak selamanya berjalan sesuai rencana, aku merasa tenang karena aku tahu kau akan selalu ada untukku. Kau adalah sosok yang luar biasa, dan aku sangat bersyukur memilikimu sebagai tambatan hati. Aku hanya berharap aku bisa mengungkapkan betapa berharganya kau dalam hidupku sebelum dan setelah ini.

Aku mencintaimu, Utari. Aku ingin kau terus berjuang dan menjalani hidup dengan bahagia. Terima kasih atas semua kenangan indah yang telah kita bagikan. Aku merindukan saat-saat kita tertawa bersama, saat-saat kita bercengkrama, dan saat-saat kita berbagi cerita. Aku akan selalu ada di hatimu, bahkan jika aku tak lagi berada di sini.

Kehidupan ini mungkin terasa pahit saat kita berpisah, tapi aku yakin bahwa kita akan bertemu lagi di suatu tempat yang lebih baik. Sampai saat itu tiba, jagalah dirimu, Utari, dan teruslah mengenang aku dengan cinta dan kesetiaan. Aku akan selalu menjadi lukisan di atas kanvas yang mencintaimu selamanya.

Utari, jangan rindu denganku, ya?"

***

Wajah Utari basah. Bawah mata gadis umur dua puluh satu itu bengkak begitu membaca surat dari Malih. Dari sepoi angin sore di pekarangan belakang rumah, membawa nuansa sejuk sekaligus menebarkan kenangan-kenangan lawas kala ia dan Malih berada di sana. Bayangan-bayangan saat mereka bercanda ria, melukis bersama, mereka sketsa dan anatomi bersama, sampai-sampai membicarakan inspirasi dan impian keduanya.

Sebelum berada di sini, Utari harus merelakan tertinggal pameran kesenian di museum. Ia mendapat kiriman g-mail dari username pacarnya yang telah tiada sebulan lalu; @malihkabiru. Isinya tentang surat yang dikubur di pekarangan belakang rumah. Namun, ini semua terasa ganjal di saat bersamaan. Utari tahu kalau seseorang dapat mengirim pesan g-mail sesuai dengan tenggat waktu yang ditentukan, tetapi mengapa surat ini dikubur di sini? Siapa yang melakukannya?

Padahal, sebelum dan setelah operasi, Malih selalu berada di atas kursi roda.

Padahal, sebelum dan setelah operasi, Malih selalu berada di atas kursi roda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


pft, ini sangat fatal melenceng dari prompt. yasudahlah. *lanjuthibernasi*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AmbrosiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang