Mulai berpacaran dan putus dengan Raidhan

3 0 0
                                    

Setelah Isha confess ke Raidhan, ternyata Raidhan ini juga suka dengan Isha. Mulailah dari situ, Isha dan Raidhan memulai pacaran. Mereka berpacaran cukup lama sekali sampai sudah dekat dengan hari kelulusan, namun suatu ketika....

" WOI BOTACK! PULANG BARENG YUKK!! SAMPE PAGER SNEPAR ATAU DI BAGIAN SANA YUUUKKKK! " ucap ku

" Eeee... Tapikan ini rame bocill. Gimana mau pulang bareng? Nanti aja yaa "

" TAPI GUA MAU SEKARANG BOTACKKK! GA MAU NANTIII " aku sambil merajuk dan mengajak dia pulang bareng.

" Huh... Yaudah deh. "

" Pegang tangan yaaawwww. Ayolahh "

" Ga, ini rame banget. Udah nurut ya cilll "

" Yauda dehhhh, hemmm. " aku sambil ngambek disitu

" Yahh, ngambek pasti. Jangan ngambek dong. "

" Ga mau. Bomat wlee "

" Dihhh. Yaudah terserah kamu aja cill. "

Sepanjang jalan, aku hanya sedikit ngambek saat itu.

" Udah, sana balik. Ini udah deket rumah aku loh, nanti dicariin kamu tuhhhh "

" Hmmmm, ya. "

" Okee. Hati-hati bocill "

Aku hanya mengabaikan ucapan botack saat pulang sekolah.

Beberapa bulan kemudian... Tepatnya di bulan Oktober akhir. Dikabarkan.. bahwa saudara dari Isha telah meninggal dunia dan Isha selalu menangisi saudaranya itu. Raidhan bingung harus apa, agar Isha tidak selalu menangisi almarhum yang sudah tiada.

Waktu itu, Isha sempat berhenti menangis dan sudah lupa dengan semua yang dia tangisi. Namun... Itu kembali terjadi di beberapa hari atau beberapa minggu kemudian itu.

Sampai suatu ketika, Isha pingsan lalu banyak orang yang membantu Isha saat itu.
Ada yang memanggil kan Raidhan, yaitu kekasih Isha.

" Woii Raidhan! Cwe lu nih, urusin dong. Kan lu pacarnya. Wkwk "

" Iya huu. Masa jadi cwo ga peka nolong cwe nya sihh. Kurang effort sih lu!! Hahaha "

" Wkwk, ya allah Raidhan. Tolongin tuh. Si Isha pingsan, masa ga di tolongin lahh "

Raidhan hanya diam dan bingung harus bantu apa ke dia. Dia hanya lelaki cuek dan tidak peduli dengan Isha

" fufu.. jadi gitu? aku pingsan, ga kamu tolongin? baiklah. biarkan tubuh ku ini dimasukin oleh teman setan ku saja. " gumam nya Isha.

Beberapa bulan berlalu.
Kini memasuki bulan November akhir dan dimana sekolah Isha diajak ke bioskop di Trans Park Bintaro dekat dengan rumah nya Ulya, si teman nya itu. Isha yang selalu memantau mantan nya, yap. Yaitu, Raidhan. Dia memotret Raidhan pelan-pelan sehingga Jordan menanyakan ini kepada Isha.

" Lu ngapain fotoin si Raidhan?? Bukan nya lu sama dia pacaran? " kata Jordan begitu.

" Gua udh putus. Udah, Gausah bahas dia. Gua mau berusaha move on dengan cara motret dia " Ucap Isha yang seperti tidak suka dengan responan dari Jordan.

" Ett, gw nanya aja kali. Santai aja mbak wkwk "

Isha disitu menatap Jordan dan sambil berkata seperti ini.

" Masalah lu ma gua apa? Lu ma gua gada hubungan apa-apa juga, pacar juga bukan kali. Temen iya. Mikir dong bego kalo ngomong tuh. Basi bener pertanyaan lu "

Jordan terdiam saat Isha berbicara seperti itu, sebelum tayangan bioskop mulai.
Si ulya pun bilang begini

" EH ISHAA, NANTI BELI SESUATU YUUKKK. TEMENIN GUA KEKK! "

" IYAA, GUA TEMENIN ET. UDH DIEM, INI UDH MULAI!! "

Setelah selesai nonton, Isha akhirnya langsung menemani teman nya itu.

" Eh sha. Itu kan si abdur? Samperin yukk! "

" Ye, sana dh lu samperin. Gua jalan pelan aja "

" Yodah, kalo itu mau lu gimana. Duluan ya "

" Ye. "

Sebenarnya, Isha jalan perlahan itu hanya memikirkan Raidhan setiap saat dan tidak bisa lepas. Sampai, Isha disamperin oleh si Abdur, teman cees atau sirkel nya Raidhan.

" Lu serius itu? Lu putus sama dia? "

" Iye, gua aja masih gamon. Gimana mau lepasin dia kocak??? " disitu Isha sambil tertawa dan kelakuan seperti bocah saat berbicara seperti itu.

" Oalahh, oke sip. Gua ngerti sans. Lu perlahan aja lupain si Raidhan, pasti bisa. Percaya ama gua "

" Iye-iye. Btw, lu mo beli apa?? " tanya nya Isha.

" Ada pokoknya. "

" Oh yaudah. "

" ISHA, SINII. BURU IH "

" Sabar ett... "

" Lama lu kalo jalan "

" Shut, diem ye. Gua kalo jalan emang gini. Lama terus, ga akan pernah cepet "

" Wkwk "

Dari situ lah, kami bercerita bertiga dan aku rasa.. aku sudah merasa gamon ku sudah berkurang. Entah berapa persen, tapi aku bener-bener sudah merasa enak dan tidak nangis disaat ada teman-teman ku.

Seharusnya Kita Gausah Kenal Waktu Itu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang