Chapter 18

1.1K 65 4
                                    

Chapter 18

"Tidak ada jaminan. Kalau semua tidak berjalan dengan baik, dan kita tak bisa mengatasinya, aku tidak akan menuntut janjimu. Tapi kalau masih bisa diatasi, kalau kita masih bisa mencari cara untuk menghadapinya, janjimu akan tetap berlaku, bagaimana?"

Mata Fourth berkaca-kaca. "Kau tidak tahu seperti apa rasanya menikah dengan orang buta."

"biar kucari tahu."

"Kau gila."

"Ya, tergila-gila padamu."

"Aku takut kau akan membenciku."

"Tidak akan pernah. Jika kau benar-benar buta, entah itu terjadi lima atau tiga puluh tahun lagi, aku ingin menjadi pria yang memegang tanganmu dan membawamu jalan-jalan di sore hari. Aku ingin menjadi pria yang melukiskan semuanya dengan kata-kata jadi kau bisa tetap melihat matahari terbenam, atau sinar fajar pertama di pagi hari. Aku ingin menjadi pria yang wajahnya kau ingat dengan ujung-ujung jarimu. Ketika anak kita lulus kuliah, aku ingin menjadi orang beruntung yang ada di sampingmu, orang yang membisikkan di telingamu jadi kau bisa melihat semuanya di benakmu. Aku akan menatapmu dan berpikir kalau kau adalah hal terbaik yang pernah terjadi padaku. Begitulah pikiranku nantinya, dan aku akan bersyukur karena kau tetap bersamaku." tenggorokan Gemini serasa tercekik, "Kau tahu kenapa? Karena jika kau tidak tetap bersamaku, sesuatu di dalam diriku akan mati, Fourth. Kau salah kalau berpikir aku bisa begitu saja memutuskan untuk tidak mencintaimu, kalau aku akan pergi dan menemukan orang lain. Kuberitahu kau, pria dalam keluarga Titichareonrak tidak seperti itu. Ketika kami mencintai, kami mencintai dengan segenap hati kami, dan kami tidak berubah pikiran, tidak pernah."

"Gem." bisik Fourth gemetaran.

"Beri aku kemungkinan." pinta Gemini. "Katakan padaku kau akan mencoba untuk hidup bersamaku selamanya. Apa permintaanku terlalu banyak? Tidak ada yang pasti. Kalau semua tidak berjalan dengan baik, kau masih bisa mundur. Katakan saja kau akan bersamaku selama yang kau mampu. Kita akan menjalaninya sehari demi sehari."

"Tak bisa kau bayangkan berapa aku ingin mengatakan ya. Tak bisa kau bayangkan." Hampir saja Gemini mendatangi Fourth di ranjang. Tapi beberapa hal tak bisa diburu-buru. Ini adalah salah satunya. Sebelum mereka mencapai resolusi, Fourth masih terlalu gugup dan cemas hingga tak mungkin luruh dalam pelukannya.

"Kalau kau memang ingin mengatakan ya, apa yang menahanmu?"

"Kau harus berjanji padaku kalau 'tidak ada jaminan' itu berjalan dua arah. Aku harus tahu kalau kau tidak akan bersamaku hanya karena keharusan. Kalau tidak, aku tak bisa bilang aku akan mencobanya."

"Aku bersumpah kepadamu kalau aku takkan pernah bersamamu hanya karena keharusan." Gemini berjanji, dan ia bersungguh-sungguh dari lubuk hatinya. Cintalah yang akan mengikatnya pada Fourth, bukan yang lain. "Kau bisa pegang kata-kataku. Kalau sampai keadaan mencapai titik itu, kita akhiri semuanya." Fourth menatap Gemini di tengah keremangan, mencoba membaca ekspresi wajahnya dan tak berhasil. Disentuhnya pipi Fourth dengan buku-buku jarinya, lalu dibelainya rambut Fourth, menunggu jawaban dari pemuda itu.

"Baiklah." bisik Fourth akhirnya. "Akan kucoba." Gemini pun lega. Ia sampai gemetaran merentangkan badan disamping Fourth. Diraihnya pinggang Fourth dan dibalikannya tubuh Fourth hingga menghadapnya. Disekanya air mata di bawah mata Fourth, dikecupnya ujung hidung Fourth. Dalam keadaan basah karena menangis, bulu mata Fourth bergetar naik. Mata Fourth bersinar dibawah cahaya bulan layaknya air raksa.

"Aku mencintaimu, Fourth." bisik Gemini. "Kurasa aku sudah jatuh hati padamu sejak pertama kali aku melihat wajah manismu, tapi aku terlalu mabuk hingga tak menyadarinya."

[completed] Between Me & You | GeminiFourthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang